Chapter 20

1.5K 149 3
                                    


Tom, Tew, Mike, Shane, Parn, Bank, Mook dan Rain tidak bisa menyembunyikan senyum mereka. Semuanya senang dengan hubungan baru antara Beam dan Forth ini. Bagi mereka tidak ada yang lebih baik dari Forth untuk Beam.

Beam menggelengkan kepalanya saat teman-temannya terus menatap Forth seperti Forth adalah dewa dari langit.

"Hai, Forth." Forth memperkenalkan dirinya dengan sederhana, dia juga tersenyum kepada mereka semua.

"Selamat datang di grup, man!" semua menyambutnya dan mereka mulai membicarakan sesuatu yang belum pernah mereka bicarakan dengan Beam sebelumnya.

Mereka terus berbicara tentang sepeda motor dan Beam merasa berada dalam kelompok teman yang berbeda. Teman-temannya tidak pernah berbicara tentang motor sebelumnya, mengapa sekarang mereka terlihat tertarik?

"Sejak kapan kalian semua tertarik dengan motor?" tanya Beam, dia hampir merajuk.

"Sejak SMA Beam." jawab Tew dan ketujuh orang lainnya menganggukkan kepala.

Mengatakan Beam kaget adalah masuk akal karena Beam tidak pernah mendengarnya sebelumnya dan hari ini dia tahu bahwa sahabatnya suka motor?!

"Apa? Lalu, kenapa kalian tidak pernah membicarakannya sebelumnya?" tanya Beam dengan cibiran kecil.

Mereka semua tahu bahwa Beam hampir merajuk, Beam masih seperti anak kecil yang naif bagi mereka.

"Karena kau tidak menyukainya dan kami tidak ingin membicarakan sesuatu yang tidak disukai salah satu dari kami." jawab Shane dan Beam menatap wajah mereka masing-masing. Setelah beberapa saat, Beam balas tersenyum.

"Oke ayo main. Kita ada 10 orang hari ini jadi lima vs lima." saran Rain dan semuanya membagi diri.

Forth tidak satu grup dengan Beam. Dia berharap dia bisa satu grup tapi setelah mereka terbagi menjadi tim mereka berada di tim yang berbeda.

Forth merasa tidak mengenal Beam ini, Beam yang sangat atletis dan jago basket. Kelompoknya tertinggal dengan celah besar. Grup Beam bermain sangat bagus.

Forth tersenyum setiap kali tim pacarnya mencetak score karna mereka merayakannya dengan tarian konyol. Beam terlihat sangat bahagia.

Beam terus bermain dan mengejar mereka tapi tidak ada trik mereka yang berhasil. Setelah empat puluh menit bermain, mereka berhenti. Mereka tidak bisa lari lagi.

Tim Beam bersorak gembira karena memenangkan pertandingan. Forth memanggil Beam dan Beam meninggalkan grupnya untuk menghampiri Forth.

"Selamat Beam." kata Forth dan dia tidak bisa menahan diri untuk menyeka keringat Beam.

Beam membiarkan Forth memperlakukannya dengan manis. Teman-temannya menonton dan mereka ingin menggoda tapi mereka tidak ingin merusak momen bahagia Beam. Jadi mereka terus mengingat untuk menggoda Beam di lain waktu.

Forth mentraktir semua teman Beam dan mereka makan malam bersama. Mereka sudah menjadi dekat. Forth adalah pria yang baik dan ramah, itulah mengapa mereka bisa berteman dengan mudah.

Forth terus berbicara dengan grup tapi tidak pernah sekalipun dia mengabaikan Beam. Dia akan memastikan Beam mendapatkan cukup makanan dan perhatian.

"Kau ingin sesuatu yang lain?" tanya Forth pelan saat Beam berhenti memakan makanannya di piring.

Beam duduk lebih dekat ke Forth dan menggelengkan kepalanya.

"Aku sudah terlalu kenyang." jawab Beam pelan dan Forth terkekeh, Beam terlihat seperti anak kecil yang dipaksa makan.

"Kalau begitu kau bisa berhenti makan, jangan memaksakan diri, Babe." kata Forth dan Beam tersenyum.

"Oke. Aku mau secangkir teh panas. Perutku terasa aneh." kata Beam sambil mengusap perutnya perlahan.

Forth duduk lebih dekat ke Beam dan pastikan Beam merasa nyaman.

"Dia selalu seperti itu. Saat dia bermain sangat keras dan makan sangat banyak." kata Mike dan Beam menjulurkan lidahnya ke Mike.

Yang lain menertawakan dan olok-olok kecil, mereka tapi itulah kenyataannya. Beam selalu makan begitu banyak setelah bermain dengan keras dan kemudian perutnya akan tidak nyaman.

Setelah kenyang mereka semua meninggalkan restoran. Forth ada di kursi pengemudi karena Beam bahkan tidak bisa menyetir lagi. Forth merasa khawatir karena Beam tidak berkata apa-apa, Beam hanya bersandar di kursi tanpa suara.

Sebenarnya Beam ingin muntah, perutnya terasa seperti tornado di dalam, tapi dia tidak ingin membuat Forth khawatir, makanya dia diam saja.

"Beam, kau baik-baik saja?" tanya Forth dan Beam mengangkat wajahnya sedikit. Dia tersenyum dengan paksa dan menganggukan kepalanya.

"Tidak, kau tidak baik-baik saja." kata Forth, sama sekali tidak percaya pada Beam karena wajah Beam menunjukkan itu semua. Beam tidak terlihat nyaman.

"Cepat, pulang. Aku mau muntah." Kata Beam pelan.

Forth menyalakan mesin dan menjalankan mobilnya dengan cepat tapi tetap hati-hati di jalan. Mereka harus cepat pulang. Asramanya lebih dekat dari restoran, itu sebabnya dia memutuskan untuk membawa Beam ke sana.

Beam mengikuti kemanapun Foth membawanya. Saat Forth menghentikan mobilnya, semua yang ada di perutnya akan segera keluar.

"Sedikit lagi, Babe." Forth membantu Beam ke kamarnya dan dia membuka pintu dengan cepat.

Forth membawa Beam langsung ke toilet dan untungnya mereka cukup cepat. Beam memuntahkan semua yang dia makan barusan. Beam mendorong Forth karena malu, bahkan mengunci pintu.

Forth menunggu dengan sabar di depan pintu. Setiap kali dia mendengar Beam muntah, dia ingin masuk ke dalam dan membuat Beam merasa lebih baik tapi dia tahu dia tidak bisa berbuat apa-apa.

Beam keluar dari toilet dan terlihat lebih baik dari sebelumnya. Aneh, tapi Beam merasa lebih baik setelah muntah. Forth memegang Beam dan membawa Beam ke sofa.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Forth sangat perhatian dan Beam menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

Beam duduk lebih dekat dan menyandarkan kepalanya di bahu Forth. Forth kaget karena Beam lah yang bergerak untuk lebih dekat dan intim.

"Terima kasih telah menerima teman-temanku." ucap Beam dengan tulus dan Forth terkekeh, dia sudah menyukai teman-teman Beam saat Beam membicarakan mereka.

"Mereka adalah teman yang baik." kata Forth dan Beam mencemooh.

"Yeah, baik tapi gila." apa yang dikatakan Beam membuat Forth tertawa terbahak-bahak. Beam tak kuasa menahan tawa bersama Forth. Tawa Forth membuat ketagihan.

"kau juga harus bertemu teman-temanku, mereka lebih gila." kata Forth dan Beam menoleh, ya dia ingin bertemu teman-teman Forth juga.

Beam menatap Forth dan dia tidak bisa berhenti memuji Forth di kepalanya. Forth adalah sarana tampan yang sebenarnya, baginya. Pha bahkan tidak bisa menandinginya.

"Babe, Ada apa? Ada sesuatu di wajahku?" tanya Forth, tatapan Beam membuatnya merasa sedikit malu dan dia tidak pernah merasa malu sebelumnya.

Beam memberi isyarat kepada Forth untuk mendekat padanya sehingga Forth mencondongkan tubuh ke depan dan Beam membisikkan sesuatu yang membuat Forth tersedak ludahnya sendiri.

"Cium aku..." Itulah yang diminta Beam dan Forth tidak tahu bagaimana menanggapinya.

Beam mengganti posisi duduknya dan memastikan dia mengangkangi Forth. Beam tersenyum dan melihat fitur Forth. Forth menelan ludahnya. Beam benar-benar tahu cara bermain dengan hatinya.

"Serius Babe?" Forth memastikan kalau Beam tidak sedang mempermainkannya.

Beam hanya tersenyum menggoda. Forth menggelengkan kepalanya dan menekan Beam di sofa. Sekarang, saatnya Beam memberikan kejutan.

"As you wish..." Forth tidak hanya mengatakannya, karena dia menyerang bibir Beam dengan cepat. Ya, mereka kembali berciuman dengan panas.


THE KISS - FORTH BEAM STORY (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang