Chapter 33

1.2K 115 0
                                    


Forth menyelinap masuk ke rumah sakit dengan memar dan sosoknya yang buruk. Malam ini giliran Pha yang menemani Beam dan dia sedikit terkejut saat seseorang membuka pintu secara diam-diam. Pha hampir menabrak orang itu sampai dia melihat wajah Forth.

"Aku akan menghajarmu jika kau menyuruhku pergi!!" Ancam Forth dan siap dengan tinjunya.

Pha mengabaikan Forth dan pergi ke tempat tidur Beam. Dia menyentuh tubuh Beam untuk membangunkan Beam.

"Pha... Ada dpa?" tanya Beam kaget. Dia menyeka wajahnya dengan manis.

Forth tidak bisa berhenti tersenyum sedih saat melihat wajah Beam. Beam terlihat lebih kurus dari sebelumnya, tapi dia tetap cantik.

Pha menunjuk satu titik dan Beam melihatnya. Matanya terbuka lebar dan dia ingin memprotes, tapi Pha menghentikannya.

"Bicara padanya oke. Dengarkan dia dulu." Pinta Pha dan meninggalkan Beam bersama Forth.

Pha menepuk bahu Forth dan tersenyum memberi semangat. Forth tersenyum sedikit dan bergerak ke arah Beam.

Beam memalingkan wajahnya.

"Beam..." Forth memulai. Beam hampir menangis saat mendengar suara itu. Dia sangat merindukannya.

"Apa yang kau lakukan di sini? Maaf, Wayo dan Pha kembali bersama sekarang. Maaf, karena kau tidak bisa memilikinya. Tapi, tolong jangan gunakan aku sebagai pelampiasanmu, Forth. Aku tidak bisa" kata Beam, masih tidak melihat Forth .

Forth mendekati tempat tidur dan membuat Beam menatapnya. Beam terkejut dengan memar di wajah Forth. Beam mau tidak mau menyentuhnya dengan lembut tapi Forth bahkan tidak bergeming. Dia merasa mati rasa dan senang melihat Beam di depannya. Matanya mulai menggenang oleh air mata

Dia menatap wajah Beam dalam-dalam, dahinya, alisnya yang terkenal, mata, hidung dan bibirnya. Dia sangat merindukannya sampai terluka.

"Apa yang kau lakukan? Siapa yang memukulmu?" tanya Beam khawatir.

Forth adalah cinta pertamanya, tidak peduli seberapa sakitnya dia tapi melihat cintanya terluka lebih menyakitkan. Dia tahu dia orang yang gampangan karena dia masih bisa memperlakukan Forth dengan baik.

Forth tersenyum dan memeluk erat Beam. Beam masih peduli padanya. Dia tidak pantas mendapatkannya sama sekali. Dia memukul dirinya sendiri beberapa kali dan dia merasa muak dengan dirinya sendiri. Dia tidak pantas mendapatkan Beam tapi dia egois dan serakah, dia menginginkan Beam.

"Aku tidak pernah memanfaatkanmu, Beam. Aku mencintaimu!!" kata Forth sambil menangis. Dia tidak tahan lagi bertingkah tegar sementara hatinya sangat lemah tanpa Beam.

"Kau salah dengar hari itu. Ya, aku berharap aku adalah Pha karena aku tahu seberapa banyak kau mempercayai dan mengandalkannya. Aku berharap aku adalah Pha hingga kau dapat lebih mengandalkan dan mempercayaiku. Itu bukan karena aku berharap aku adalah Pha untuk memiliki Wayo. Aku tidak mencintainya seperti aku mencintaimu. Bahkan mendekati pun tidak. Tolong percaya padaku." pinta Forth sambil menangis.

Forth memegang tangan Beam erat-erat, dia menangis tersedu-sedu. Dia duduk berlutut dan memohon Beam untuk memaafkannya.

Beam menelan semuanya dengan susah payah. Dia tidak percaya apa yang dia dengar dan dia tidak percaya semua ini terjadi karena kesalahpahaman. Dia benar-benar ingin mempercayai apa yang Forth katakan padanya tapi setengahnya dia tidak bisa, karena dia takut terluka lagi. Bagaimana jika dia terluka lagi dan dia akan tidur selamanya? Apa yang akan terjadi pada ayahnya?

Forth menyadari bahwa Beam tidak bisa mempercayainya seperti sebelumnya. Dia pantas mendapatkannya, semua ini terjadi karena dia. Karena tindakan bodohnya.

"Beam, maafkan aku. Tolong..." Forth memohon lagi dan lagi, dia rela memohon meski harga diri dan egonya akan hilang. Yang terpenting baginya sekarang adalah Beam.

"Aku bodoh, Beam. Aku tidak pantas untukmu, tapi setidaknya maafkan aku."

Beam tercengang saat mendengar itu, apa maksud Forth dengan itu?

"Aku tidak pantas untukmu. Aku sangat menginginkanmu tapi aku tahu aku tidak bisa memilikimu lagi. Aku akan berjuang, aku akan memperjuangkan cintamu lagi. Aku akan berjuang, Beam!" janji Forth.

"Sungguh?" tanya Beam pelan terdengar begitu rapuh.

"Ya. Aku akan membuatmu mencintaiku lagi!"

"Bagaimana jika aku tidak bisa mencintaimu lagi?" tanya Beam.

Wajah Forth memucat. Dia membuang muka dan menyeka air matanya. Dia mengumpulkan semua kekuatan yang dia miliki dan tersenyum pada Beam.

"Aku akan mati!"

Beam tidak pernah mengharapkan jawaban seperti itu. Forth terlihat sangat serius dengan kata-katanya bahkan matanya sudah terlihat mati.

"Kau pikir aku akan percayai?!" Jantung Beam hampir berhenti saat Forth berbicara tentang kematian tapi dia tidak akan mundur sekarang.

"Beam, aku berjanji untuk mencintaimu selamanya, sampai nafas terakhirku." jawab Forth lagi.

Sekarang Beam takut dengan Forth. Forth tidak pernah terlihat seperti ini sebelumnya.

"Pikirkan keluargamu Forth. Tidak ada hal baik yang akan terjadi jika kau mati."

"Apa kau akan bahagia, Beam? Jika kau berjanji untuk bahagia, aku akan pergi. Jauh, jauh sekali sampai kau tidak perlu melihat wajahku lagi. Aku tidak bisa memutar waktu tapi aku bisa menjanjikan masa depan. Jika kau tidak bisa melihat wajahku lagi dan kau akan senang dengan itu, maka aku akan pergi." Forth tersedak air matanya sendiri. Semua yang dia katakan benar-benar dari lubuk hatinya. Jika dengan kepergiannya bisa membuat Beam bahagia dan tidak terlalu terluka, dia akan pergi, tapi setelah Beam, maafkannya.

"Aku tidak banyak meminta, hanya saja... maafkan aku, setidaknya sebelum aku pergi." Forth menggenggam tangan Beam sebentar.

Dia mencium kening Beam selama beberapa detik dan memeluk Beam dengan erat.

"Aku sangat mencintaimu." bisik Forth dan mengambil langkah untuk pergi.

Beam tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Dia tidak bisa mengatakan dan memikirkan apapun. Apakah itu akhir dari kisah mereka?

THE KISS - FORTH BEAM STORY (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang