Chapter 12

1.5K 159 2
                                    


Saat ini, Forth tidak bisa melihat Beam karena sedang ada aktivitas hazer di fakultasnya. Dia sibuk sehingga tidak sempat mampir ke fakultas kedokteran untuk menemui Beam.

Beam bermain dengan makanannya dan tidak menatap siapapun, dia hanya tersesat di dunianya sendiri. Kit melihat Pha, Pha mengangkat bahunya. Kit diam-diam mencuri sepotong daging dari piring Beam dan Beam sama sekali tidak menyadarinya.

"Beam, ada apa?" tanya Pha dengan sangat khawatir. Kit fokus pada Beam juga.

Beam melihat teman-temannya dan menggelengkan kepalanya. Dia melihat ke piringnya.

"Dagingku! Kembalikan!" Beam berteriak pada Kit dan mencoba mendapatkan kembali daging yang dicurinya.

Kit tertawa dan memasukkan semua daging ke dalam mulutnya, dan tidak memberikannya kembali. Beam menatap Kit yang mengunyah daging dengan mengejek. Beam mengerutkan kening dan meletakkan sendoknya dengan kasar.

"Pha, Kit mencuri dagingku!!" rengek Beam dan hampir menangis saat itu. Keduanya suka bertengkar tentang segala hal dan Beam akhirnya akan menangis.

Pha mendesah dan memberi Beam dagingnya. Beam tersenyum kembali dan dia memakan dagingnya dengan cepat. Dia tidak akan membiarkan Kit mencurinya lagi.

"Hapus air matamu." Pha menawarkan tisu dan Beam menerimanya dengan senyum lebar.

"berhenti memanjakan Beam!" kata Kit pada Pha. Pha sangat suka memanjakan Beam dan Pha akan melakukan apapun untuk membuat Beam berhenti menangis.

"Aku akan memanjakanmu juga." Pha menggoda Kit dengan seringai lebar. Kit sangat membencinya. Dia menuntut agar Pha menganggapnya pria dewasa karena dia cukup mandiri.

"Hentikan, Pha! Menjijikkan!!" Kit menepis tangan Pha yang ingin mencubit pipinya. Beam menertawakannya.

"Pha, biarkan Ming memanjakannya." kata Beam dan itu membuat Kit menendangnya di bawah meja.

Beam tidak mendesis atau memarahi Kit tapi tap diam dan menahan tenggorokannya. Beam terlihat seperti tidak bisa bernafas dan batuk beberapa kali. Wajahnya menjadi merah.

Pha dan Kit kaget dengan reaksi Beam.

"Oh tidak! Beam tersedak!!!" Kit bergegas ke samping Beam untuk membantu. Pha datang juga, syukurlah mereka belajar apa yang harus dilakukan jika orang tersedak.

Ketika Pha ingin mencoba metode tersebut, Beam tertawa terbahak-bahak. Dia berpura-pura! Kit kembali marah dan ingin menendang Beam sekali lagi sampai Beam tiba-tiba pingsan.

Beam merosot di tubuh Pha, Pha tidak mau mempercayai Beam lagi dan membiarkan Beam tergeletak di lantai, sementara Kit memakan makanannya kembali, tidak ada waktu luang untuk mengikuti sandiwara Beam.

Hampir beberapa menit mereka menunggu Beam bangun dan berteriak kalau dia berbohong ,tapi Beam bahkan tidak bergerak. Pha berlutut di samping Beam.

"Jika kau berbohong lagi, aku akan memukulmu!!" peringatkan Pha tapi tidak ada reaksi dari Beam. Dia tidak bergerak sama sekali. Kit meninggalkan makanannya dan berlutut di samping Beam juga.

Kit meletakkan kepala Beam di pangkuannya. Dia bahkan menampar Beam dua kali tapi tidak ada reaksi sama sekali. Pha mengguncang tubuh Beam tapi tetap saja tidak terjadi apa-apa.

"Mustahil!" Pha mengangkat tubuh Beam dan berlari menuju mobilnya. Kit mengumpulkan barang-barang mereka dan mengejar Pha.

Siswa yang menonton adegan itu bergumam di antara mereka. Kebanyakan dari mereka juga khawatir.

Pha dan Kit berkeringat saat mereka sampai di rumah sakit. Mereka tidak bisa duduk karena khawatir. Kit bersandar di dinding dan menutup matanya sambil berdoa. Mereka masih ingat ketika Beam tiba-tiba pingsan dan bangun dua hari kemudian.

"Phi Kit, Phi Pha..." Ming berlari ketika dia mendapat kabar dari Kit. Kit memeluk Ming dengan erat. Ming menenangkan Kit dengan lembut dan tersenyum pada Pha.

Pha hanya menganggukkan kepalanya ke Ming sampai Wayo datang juga.

"Bagaimana Phi Beam?" tanya Wayo.

"Dokter masih memeriksanya. Kita harus menunggu." kata Pha.

"Phi sudah menelepon ayahnya?" tanya Ming.

"Belum. Paman ada di Eropa sekarang. Jika dokter mengatakan kondisi Beam kritis maka aku akan memanggilnya." jelaskan Pha dan Ming menganggukkan kepalanya.

Setelah 15 menit dokter keluar dari ruangan. Dia tersenyum kepada para siswa yang khawatir.

"Aku pikir kalian adalah temannya." kata dokter.

"Krap.." jawab Pha dan berdiri dengan benar. Dia perlu mengetahui kondisi Beam.

"Seperti yang kalian tahu, Beam anemia dan darahnya turun lagi. Tapi jangan khawatir, dia stabil sekarang, dia pingsan karena kurang istirahat dan makan. Tidak ada yang serius. Tolong pastikan dia makan dan istirahat dengan baik." kata dokter dan tersenyum kepada mereka.

"Terima kasih dokter, bisakah kami melihatnya?"

"Silahkan. Kalau begitu, aku permisi dulu." Ujar Dokter.

Empat dari mereka menyerbu ke bangsal. Beam terbaring di sana dengan infus terpasang di tangannya. Beam terlihat agak pucat tapi dia baik-baik saja, itulah yang dikatakan dokter.

Pha membelai rambut Beam dengan lembut. Dia berjanji pada ayah Beam bahwa dia akan menjaga Beam. Wayo mengusap lengan Pha dengan lembut. Kit duduk di samping tempat tidur dan memegang tangan Beam.

"Tolong segera bangun. Aku berjanji tidak akan mencuri makananmu lagi." Kit benar-benar sedih. Dia tidak bisa membayangkan jika mereka harus menghadapinya lagi. Momen Beam tidur selama dua hari tanpa bergerak sama sekali.

Ponsel Ming berdengung di sakunya dan dia mengeluarkannya.

"Phi Forth..." gumam Ming dan menggesek untuk menjawab panggilan.

"Watdee, Phi. Ya, kamar nomor 7A. Oke, aku akan menunggu di luar." kata Ming dan memutuskan panggilan. Semua orang melihatnya.

"Foeth akan datang?" tanya Pha.

"Ya, aku akan menunggunya di luar." Ming keluar dari kamar.

Forth juga berlari dan segera menghampiri Ming dan Ming menjelaskan kondisi Beam. Forth mengacak-acak rambutnya dan duduk di bangku untuk menenangkan hatinya. Dia pikir, dia akan terkena serangan jantung ketika dia mendapat berita tentang Beam.

"Dia baik-baik saja sekarang, keadaannya sudah stabil. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan." kata Ming dan Forth menganggukkan kepalanya.

Ming berjalan ke mesin penjual otomatis dan membeli air mineral untuk Forth. Forth berterima kasih padanya dan meneguk air dalam satu tarikan napas. Dia benar-benar haus.

"Apa dia sudah bangun?" tanya Forth.

"Belum."

"Bagaimana pertemuannya?" tanya Ming dan duduk di samping Forth.

"Oke, aku kira. Jika kondisi Beam tidak berjalan dengan baik, aku akan menyerah dalam kegiatan hazer." Apa yang dikatakan Forth mengagetkan Ming. Forth adalah head hazer berikutnya untuk tahun depan.

"Tapi phi, kau adalah head hazer berikutnya."

"Itu sebabnya aku bilang jika. Aku hanya berharap Beam baik-baik saja maka aku bisa bekerja dengan tenang." jelas Forth dan Ming tersenyum karena melihat Forth sangat mencintai Beam.

"Jangan khawatir Forth. Aku tahu kau khawatir dan ingin menjaga Beam. Tapi ada kami di sini, kami akan memastikan dia aman. Kami akan mendukung dia dan kau pada saat yang sama." kata Pha, mendengarkan semua percakapan.

Forth tersenyum pada Pha dan menganggukkan kepalanya.

THE KISS - FORTH BEAM STORY (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang