Chapter 23

1.2K 123 0
                                    


Beam tidak perlu mengangkat jari untuk melakukan sesuatu karena tidak ada yang memintanya melakukan apapun. Yang dia lakukan hanyalah duduk dan mencoba makanan.

Beam melihat sekeliling dan melihat Ming dan Kit berlarian melakukan pekerjaan mereka, sangat berbeda dengannya yang tidak melakukan apa-apa.

Beam memutuskan untuk bertanya, mungkin dia bisa membantu sesuatu karena semua orang sangat sibuk, bahkan tidak satu menit pun mereka tidak punya waktu untuk berbicara.

"Hai, kalian butuh bantuan?" Beam bertanya kepada sekelompok anak laki-laki yang sedang mengangkat air mineral di dalam kotak.

"Tidak!" jawab mereka dengan cepat.

Beam mengerutkan kening dan cemberut tanpa sadar. Dia sedih. Kenapa mereka tidak menginginkan bantuannya sementara mereka terlihat benar-benar membutuhkan bantuan?

"Oh phi, kita bisa mengaturnya, tenang saja. Kau mungkin bisa bertanya pada yang lain." Jawab salah satu dari mereka, ketika dia melihat betapa kecewanya Beam saat ini.

"Aku sudah bertanya kepada semua orang, tapi mereka mengatakan mereka bisa mengatasinya. Apa aku benar-benar tidak berguna?" Beam menanyai mereka.

Keempatnya mereka terkejut. Mereka hanya tidak ingin Beam bekerja terlalu keras. Beam adalah kekasih Forth, jadi tidak ada yang ingin Beam terluka.

"Tidak Phi! Kau...kau bisa membantu dengan ini" salah satu dari mereka memberi Beam sebuah kotak kosong.

Beam menatap kotak kosong di tangannya. Apa yang perlu dia lakukan dengan ini? Mereka berempat saling memandang, memikirkan beberapa ide untuk diberikan kepada Beam.

"Phi, bisakah kau menghiasnya? kita perlu menarik pelanggan untuk membeli makanan kita " kata seorang siswa dan Beam tersenyum. Tentu saja semua orang jatuh cinta pada senyuman.

Beam mengambil kotak itu. Dia meletakkannya di atas meja dan mengeluarkan semua alat tulisnya. Dia mulai menggambar dan menulis sesuatu. Dia memiliki beberapa keterampilan dalam seni dan dia juga kreatif.

Dia menyelesaikan menghias kotak itu. Dia senang dan bangga karenanya. Dia memasangkan beberapa tali dan mengikatnya di pintu masuk. Semua orang mampir untuk melihat hasil karya Beam dan kebanyakan dari mereka memujinya.

"Baiklah! Harap bersiap-siap dengan kostum kalian! Orang-orang akan segera datang!" teriak pemimpin dan semua orang lari untuk mengganti kostum mereka, tapi Beam tidak mendapat kostum apa-apa.

Beam berjalan ke meja dan dia mengambil satu kostum yang cocok dengannya. Temanya adalah gelap dan terang. Seperti iblis dan malaikat.

Beam ingin menjadi iblis, seperti vampir, tapi kostumnya tidak berguna lagi. Beam cemberut sendirian dan melihat-lihat, mungkin ada yang mau bertukar kostum dengannya.

"Tapi, ini tidak lengkap!" gumam Beam saat melihat yang tersisa hanyalah kostum vampir, tongkat sihir, dan mahkota bunga.

Beam mengambil semuanya. Bagaimanapun juga, dia akan mengaturnya. Beam berdiri di kamar mandi dan mencoba mencocokkan kostumnya tetapi gagal total.

"Ini bodoh!" Beam mengkritik dirinya sendiri di cermin.

Beam mencoba lagi. Dia memasang mahkota bunga dengan benar dan dia menggunakan jepit rambut yang harus dia gunakan saat bermain basket.

Dia membalikkan sisi gelap kostum vampir itu ke dalam dan menggunakan yang berwarna terang. Dia mengikatkannya di kerah dan meletakkan tongkat sihir di pinggangnya.

Beam tersenyum melihat bayangannya dari cermin.

"Ini lebih baik." Beam senang dengan apa yang dilakukannya, jadi dia membereskan semuanya dan keluar dari sana, karena dia tidak boleh terlambat.

Saat Beam melangkah keluar, setiap mata menatapnya. Dia terlihat sangat cantik, seperti seorang pangeran dari negeri dongeng.

Beam bahkan tidak sadar dengan tatapan orang-orang disekitarnya karena di kepalanya, yang dia pikirkan hanyalah pekerjaannya.

Beam berlari ke tenda, dan saat dia masuk, kebanyakan orang menatapnya tapi dia tidak menyadarinya sama sekali. Setelah dia meletakkan semua barangnya dan siap untuk melakukan pekerjaannya, dia melihat sekeliling dan baru sadar kalau semua orang memperhatikannya.

"Kenapa? Apa aku terlambat?" tanya Beam merasa bersalah.

"Tidak. Kami baru saja akan mulai." jawab sang ketua dan Beam menghela nafas lega.

"Bukannya sudah kubilang jangan menyisakan kostum untuk Beam?" bisik sang ketua.

"Aku sudah melakukan itu, tapi dia pintar. Dia membuat kostumnya sendiri."

"Ya Tuhan, dia terlihat memukau. Phi Forth akan memarahi kita jika pelanggan mengganggunya." tambahnya.

Forth telah menyuruh mereka untuk tidak membiarkan Beam memakai kostum apapun yang bisa menarik perhatian orang. Mereka sudah melakukan apa yang mereka bisa tapi Beam jauh lebih pintar dari mereka.

"Phi Forth akan mengerti jika kita menjelaskan dengan hati-hati."

"Kalau begitu, kau saja yang menjelaskan!" Ketua acara itu meninggalkan kelompoknya yang masih tertegun itu.

Dia dalam masalah serius.

Beam adalah playboy yang genit sebelumnya. Tentu sebagian besar pelanggan datang ke tempat mereka saat ini adalah karena Beam.

Karena cara Beam dalam meyakinkan dan berbicara dengan caranya sendiri.

Hanya dalam setengah hari, makanan hampir habis dan mereka perlu memesan dan membuat lebih banyak. Beam tetap menghibur dan memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.

Beam bahagia dan tersenyum sepanjang hari. Tidak ada yang ingin menghilangkan senyum itu, jadi mereka membiarkan Beam melakukan apa yang diinginkannya.

"Bagaimana penjualannya?" tanya Beam dengan penuh semangat.

"Phi, kau yang terbaik. Kami dapat mengumpulkan banyak uang karena mereka membayar lebih banyak dari seharusnya." Keduanya bersemangat sekarang. Mereka melompat dan tos secara bersamaan.

"Semua ini karena usaha kalian." puji Beam dan menepuk pundaknya.

"Aku Pin, Phi." Siswa tersebut memperkenalkan diri dan Beam tersenyum sambil memperkenalkan dirinya.

"Oke Pin, aku Beam."

"Aku tahu, Phi, terima kasih telah membantu kami hari ini." Pin sangat berterima kasih atas bantuan dari mahasiswa yang berasal dari fakultas yang berbeda itu.

"Ya. Kalau begitu, aku pergi dulu. Mereka ingin aku menyiapkan makanan, tapi aku tidak tahu apa-apa tentang memasak." Beam cemberut tapi buru-buru pergi. Dia harus mengganti kostumnya terlebih dahulu.

Beam sudah mengganti bajunya kembali menggunakan baju normalnya, tapi mahkota bunga di kepalanya masih terpasang karena dia tidak bisa melepas jepit rambut menempel di rambutnya.

Beam sekarang mengenakan celemek Peter pan dan mahkota bunga di kepalanya.

Beam tidak bisa memasak sama sekali, itu benar... tapi dia tetap melakukan yang terbaik untuk memasak dan menyiapkan makanan yang bisa dimakan. Terima kasih kepada orang-orang yang banyak membantunya. Kalau tidak, semua bahan mentah akan sia-sia.

THE KISS - FORTH BEAM STORY (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang