Chapter 38

1.1K 107 0
                                    


Istirahat selesai, Forth membawa Beam pulang ke rumahnya. Semua orang kaget dengan pengumuman Forth saat dia mengatakan memiliki pacar. Tapi dengan seorang Beam? Semua orang di rumahnya menerimanya dalam satu menit.

Semua orang sangat menyukai Beam hingga mereka ingin Beam tinggal bersama mereka lebih lama. Beam juga menangis saat harus kembali untuk kuliah. Dia bisa merasakan betapa lengkapnya keluarga dan semua itu berkat Forth.

Forth mengemudi sementara Beam perlahan mengendus. Mereka baru saja meninggalkan rumah sekitar 10 menit tapi Beam tidak bisa berhenti menangis.

"Kita bisa pulang lagi saat akhir pekan. Jangan banyak menangis, nanti matamu sakit." Forth mencoba menghibur pacarnya.

"Benarkah? Akhir pekan ini?" tanya Beam.

Forth mendesah. Tidak mungkin akhir pekan ini karena dia memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Dia adalah kepala hazer sekarang dan tanggung jawabnya menjadi lebih berat.

"Tidak Baby, akhir pekan selanjutnya." jawab Forth.

"Kenapa?!" Beam merengek.

"Aku headhazer baru, banyak hal yang harus dilakukan." kata Forth lembut.

Beam terdiam dan Forth menoleh untuk melihat pacarnya yang merajuk. Beam mengernyit sebelum dia mendapatkan idenya.

"Aku akan pergi sendiri. Oke?" Ujar Beam dan Forth menggelengkan kepalanya tidak setuju.

"kenapa? Kau akan sibuk dan kita tidak bisa bertemu terlalu banyak. Biarkan aku pergi, aku sudah merindukan sepupumu." protes Beam.

"Baik. Pergi, pergi saja. Ketika aku merindukanmu atau ingin berbicara denganmu aku akan tidur saja. Aku akan makan sendiri dan menonton tv sendiri. Tidak apa-apa." kini Forth yang merajuk.

Beam melirik pacarnya yang berubah menjadi serius dan pendiam. Dia merasa bersalah karena telah membuat pacarnya sedih.

"Apa kau ingin aku tinggal bersamamu?" tanya Beam hati-hati.

"Tentu saja! Aku berharap saat aku lelah, aku bisa melihat wajahmu dan melepaskan lelahku tapi kau memilih keluargaku. Kurasa aku beruntung memiliki pacar yang mencintai keluargaku lebih dari dia mencintaiku."

Wow, bahkan Forth dapat menggunakan kartu merajuk pada Beam.

Beam mendengus dan menatap Forth. Dia tahu permainan Forth, inilah cara dia ingin membuat Beam menyerah dan dia tahu dia akan sukses.

"Serius, Forth?" tanya Beam, tidak bisa mempercayai telinganya tentang betapa kekanak-kanakan Forth saat ini.

"Apa? Aku ingin menghabiskan waktuku denganmu. Kalau kau tidak mau, aku tidak masalah."

"Baik! Aku akan menemanimu." Beam menyilangkan tangannya dan melihat ke luar jendela.

Forth bersorak di dalam, dia tahu dia akan menang.

"Kau marah Baby?" tanya Forth menggoda.

Beam marah dan menggigit lengan Forth. Dia sangat marah pada Forth tapi Forth hanya tertawa, Beam selalu terlihat manis di matanya.

"Terima kasih. Kita akan pulang bersama oke. Lain kali" jelas Forth lembut.

"Hmm.." jawab beam.

Forth membiarkan Beam dengan suasana hatinya, Beam akan lebih baik saat dia bosan atau lapar.

Beam baik-baik saja sekarang karena dia mulai memakan camilannya dan bernyanyi bersama radio. Beam yang bahagia adalah segalanya yang Forth inginkan.

Beam beberapa kali menyuapi Forth yang mengemudi. Suasana hati Beam menjadi lebih baik saat mereka bisa melihat Universitas mereka. Beam terlihat sangat bersemangat sekarang dan Forth tidak tahu kenapa.

"Kau terlihat bersemangat, Baby." Ujar Forth, karena Beam jelas sedang bahagia sekarang.

"Ya. Aku tidak sabar untuk memindahkan foto-foto dari kameramu ke laptopku"

Beam mengambil ribuan foto mereka saat berada di rumahnya. Forth tersenyum dan memarkir mobilnya. Beam keluar dari mobil dan membawa kamera saja. Bukan koper dan barang-barangnya.

Forth menggelengkan kepalanya dan membawa barang-barang Beam ke kamar. Saat memasuki kamar, Beam sudah berada di tempat tidur dengan laptop dan kameranya.

Forth meletakkan barang-barang Beam di lantai dan masuk dapur untuk minum air.

"Baby, aku pergi dulu." Forth mencium kepala Beam dengan lembut.

Beam melihat Forth dan mengerutkan kening, dia pikir Forth akan tinggal bersamanya hari ini.

"Kau tidak mau tinggal disini?" tanya Beam dengan sedih.

Hati Forth mekar saat Beam menanyakannya seperti itu. Beam benar-benar terlihat sedih saat ini, seperti Beam tidak ingin berpisah dengannya.

Forth duduk di tempat tidur dan mengacak-acak rambut Beam.

"Aku harus bersiap untuk kelas besok. Aku akan kembali nanti dengan makan malam. Oke?" tanya Forth dan Beam tersenyum lebar.

"Oke! Jangan lupa bawa ayam goreng"

"Oke, Baby." Forth bangun lagi, kali ini Beam juga bangun dan berjalan bersama Forth ke pintu, dengan tangannya di bahu Forth.

"Bye. Hati-hati..." kata Beam.

Forth tidak bisa berhenti tersenyum, Beam sangat manis dan imut. Forth bersandar dan mencium pipi Beam sebelum dia pergi.

Forth tidak bisa berhenti tersenyum dan dia menyenandungkan sebuah lagu sambil berjalan ke mobilnya. Beam benar-benar pria sempurna yang dikenal Forth.

"Phi Forth!"

Forth berhenti berjalan dan berbalik, suasana hatinya berubah begitu cepat ketika dia melihat wajah itu. Dia menggertakkan giginya dan ingin pergi tapi orang itu mencengkeram lengannya. Forth merenggut tangannya dan melotot begitu keras hingga matanya merah.

"Phi, maafkan aku..." Wayo memohon dengan berlinang air mata. Wayo sangat ketakutan karena Forth selalu baik dan lembut tapi sekarang, setelah kejadian itu Forth bahkan tidak bisa melihat wajahnya.

"Phi, aku tahu aku bodoh dan egois. Maafkan aku. Aku membenci diriku sendiri karena melakukan itu, maafkan aku!!!" mohon Wayo lagi.

Forth tidak mendengarkan sama sekali, dia benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa tentang hatinya sekarang. Hatinya tidak bisa memaafkan dan melupakan apa yang telah dilakukan Wayo.

"Aku tidak tahu Wayo. Aku memperlakukanmu seperti saudaraku dan kau menggunakanku seperti sampah. Kau mendapatkan Pha sekarang, hargai dia dan tinggalkan aku sendiri." Forth pergi tapi Wayo mengejarnya dan membuat Forth menghentikan langkahnya lagi.

Forth siap dengan tinjunya dan dia benar-benar ingin meninju wajah itu.

"Pergilah sekarang, atau aku akan memukulmu." Forth memperingatkan dan bersiap dengan tinjunya.

"Pukul aku phi. Pukul aku sebanyak yang kau mau!"

Forth sudah mengarahkan tinjunya tapi seseorang menghentikannya, yaitu Kit. Kit meraih tangan Forth dan menatap Wayo. Dalam hitungan detik, telapak tangan Kit mengenai pipi Wayo. Cukup keras untuk meninggalkan bekas merah.

"Sudah, aku sudah menamparmu. Sekarang tinggalkan kami sendiri. Tinggalkan Forth dan Beam, saat Beam memaafkanmu, kami akan memaafkanmu. Pergilah." Kit mendorong Wayo sedikit dan menarik Forth dan Ming bersamanya.

Ming tidak bisa berkata apa-apa, tapi dia merasa kasihan pada temannya. Wayo masih menangis dan sekarang Wayo duduk di jalan dan menangis dengan keras.

Ming mengirim pesan pada Pha untuk datang dan menjemput Wayo. Wayo layak mendapat balasan setelah apa yang telah dia lakukan tapi manusia adalah manusia. Mereka akan melindungi diri mereka terlebih dahulu sebelum orang lain.

"Forth, kau tidak bisa memukulnya. Beam akan marah!" kata Kit saat mereka bertiga sudah cukup jauh dari Wayo.

"Aku tahu. Kau juga tidak boleh menamparnya." kata Forth balik.

"Dia yang memintanya." balas Kit kembali. Forth dan Ming hanya bisa menggelengkan kepala, mereka tahu Kit juga sangat marah pada Wayo.


THE KISS - FORTH BEAM STORY (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang