Part. 11 #Jealous

189 24 2
                                    


CHAEYOUNG POV.

Jisoo memang bukanlah yang pertama bagiku, sebelum menjalani hubungan dengannya aku pernah beberapa kali berpacaran, tapi bagiku Jisoo tetaplah yang utama dan yang terbaik.

Sejak mengalami perasaan tidak wajar pada Jisoo aku sudah mencoba untuk menghindar dan menolak mentah-mentah perasaan ini, tapi rupanya hatiku sudah jatuh terlalu dalam padanya.

Hanya beberapa bulan saja Jisoo mampu mengubah arah hidupku, dia membelokan hatiku dari apa yang seharusnya, aku terus berpikir apakah aku harus memendam dalam-dalam perasaanku padanya? Tapi semakin aku menghindar semuanya terasa semakin rumit, aku menolak perhatian yang Jisoo tunjukan padaku tapi aku sendiri yang merasakan sakit saat Jisoo mengabaikanku.

Tapi sekarang aku tidak perduli lagi, aku sudah menerima takdirku sama seperti saat aku mengikhlaskan hidupku untuk tinggal dirumah sakit jiwa ini, aku akan menjalani apa yang ada saat ini dan tidak ingin memikirkan apapun lagi.

"Congah, kenapa kamu main petak umpet lama sekali? Apakah permainan kita sudah selesai? apakah kita kalah Jichu?." Tanya Lili pada Jisoo saat aku memasuki kamar kami, akhirnya aku kembali ke kamar ini.

"Petak umpet?" Tanyaku heran, aku tidak mengerti kenapa Lili mengatakan bahwa kami sedang main petak umpet.

"Saat kamu menghilang aku mengatakan padanya kalau kita sedang bermain petak umpet, beberapa hari ini dia terus memintaku untuk mencarimu karena dia takut kalah dalam permainan petak umpet ini." Jelas Jisoo, aku tertawa geli, pacarku ini sangat kreatif, dia tidak mengatakan aku hilang pada Lili pasti agar dia tidak mengamuk.

Aku dan Lili memang sering bertengkar, aku kadang sangat jengkel dengan tingkah lakunya yang sangat manja dan egois, tapi aku tahu kalau dia juga sangat menyayangiku, jika Lili tidak melihatku selama dua jam saja maka dia akan terus menerus menanyakan keberadaanku, hal itu sering terjadi saat jadwal pemeriksaan  kehamilanku dilakukan.

"Jichu, apakah kita kalah?" Tanyanya lagi, persis seperti anak kecil meminta perhatian.

"Ya kamu kalah, kamu tidak bisa menang dariku Lili haha.." Aku tertawa jahat untuk menggoda Lili.

"Hih! Lili kesal, ini semua gara-gara Jichu!" Tukas Lili.

"Tidak usah menyalahkan orang lain ya Lili, karena kamu sudah kalah jadi kamu harus mau menerima hukuman dariku." Kataku dengan senang karena bisa mengerjai Lili.

"Hukuman? Lili tidak mau!" Tolaknya.

"Harus mau dong, kalau kamu tidak mau nanti aku ganti namamu menjadi si curang, nah mulai sekarang aku akan memanggilmu si curang, oke?!" Aku lihat pipi Lili mulai mengembung, itu artinya dia sudah mulai kesal, aku suka jika dia sudah menampakan ekspresi seperti itu, dia terlihat menggemaskan hihi.

"Jangan..Lili tidak mau dipanggil si curang! Baiklah Lili akan menerima hukuman dari Congah." Katanya dengan pasrah

"Hmmm..Lili, hukuman adalah.. mulai sekarang kamu harus baik sama Congah, harus ikut menjaganya, tidak boleh nakal, dan tidak boleh memukul atau menendang perut Congah lagi, mengerti Lili?!" Ujar Jisoo.

Haishh.. kenapa Jisoo malah memberikan hukuman seperti itu untuk Lili, aku yakin Lili hanya akan menurut 1-2 jam saja, selebihnya pasti akan pencicilan lagi padaku, padahal aku mau mengerjai Lili untuk memijit punggungku.

Tapi memang benar Lili pernah hampir memukul dan menendang perutku ketika kami sedang berdebat karena dia menginginkan Jisoo mengelus-elus kepalanya sebelum tidur tapi aku melarang Jisoo untuk memanjakannya, Lili tidak mengerti kalau aku sedang hamil karena itu jika dia sedang marah padaku maka dia tidak akan segan-segan menyerangku.

Crazy in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang