Part. 14 #Amarah Jisoo

266 23 2
                                    


JISOO POV.

Ini adalah hari minggu, sejak pagi Jennie terus mengajak kami pergi ke taman, tapi aku dan Chaeyoung terpaksa menolak karena hari minggu adalah hari kunjungan pasien.

Selain ditaman akan ramai oleh para pengunjung alasan kami menolak ajakan Jennie adalah karena tidak ada keluarga yang mengunjungi kami, jadi untuk menghindari rasa sedih yang berlebihan kami lebih baik berdiam diri didalam kamar.

Hingga perawat Yoona datang ke kamar kami..

"...., Apa Jichu merindukan Kakak?" Tanya Yoona saat aku mengatakan kalau akhir-akhir ini aku jarang melihatnya.

Dan bodohnya aku refleks menjawab..

"Hum, Jichu merindukanmu Kak..!"

Aku tidak menyadari jika kalimat itu adalah sebuah genderang perang bagi Chaeyoung, terlebih lagi aku juga sempat memberikan pelukan kecil untuk Yoona walaupun dengan perasaan terpaksa.

Tapi Chaeyoung marah besar, setelah semua orang pergi dari kamar kami, dia memaki dan menceramahiku habis-habisan karena rasa cemburunya itu , aku hanya pasrah dan diam, aku akui itu adalah kesalahanku tapi mau bagaimana lagi aku terkadang suka lepas kontrol saat menjadi 'Jichu' karena terlalu mendalami peranku.

Karena marah padaku Chaeyoung lalu keluar kamar untuk mencari Jennie dan Lili yang sudah pergi lebih dulu ke taman, aku pun mengikutinya dari belakang untuk menjaganya.

Dan ternyata.. ini adalah hari yang telah di tentukan oleh tuhan untuk aku bertemu dengan kakakku, yaa akhirnya aku bertemu dengan Irene setelah belasan tahun.

Sudal lama sekali aku tidak melihat Irene, tapi.. tentu saja aku masih hapal bagaimana bentuk wajah orang yang selalu aku rindukan itu.

Waktu memang banyak merubah penampilan Irene, tapi perubahannya itu tidak dapat mengecohku, aku masih bisa mengenalinya meskipun dari jarak jauh seperti saat ini.

Ini adalah pertama kalinya aku melihat Irene setelah belasan tahun lalu dia meninggalkanku, badanku membeku, jantungku berdetak tanpa aturan membuat kakiku gemetaran.

Aku melihatnya berada ditengah-tengah Jennie, Lili, Seulgi dan Raymond.

"Baby?! Kamu tidak apa-apa?" Chaeyoung menyadarkan sebagian kesadaranku, aku menggeleng pelan dengan senyum tipis yang aku paksakan.

Chaeyoung menarik tanganku untuk menemui dan bergabung bersama mereka.

"Ka..Kak..?" Sapaku ragu-ragu pada Irene, dia menengok ke arahku sehingga mata kami bertemu, tatapan itu masih sama seperti dulu, tatapan hangat yang sangat aku rindukan, mungkin dia menyadari bahwa aku adalah adiknya yang belasan tahun lalu dia tinggalkan, kini matanya mulai berkaca-kaca.

"Ah Jichu! Congah! Kebetulan kalian disini.. kenalkan, ini kakakku Bae Joo-Hyun.." Ujar Raymond dengan bangga.

"Bae.. Joo-Hyun?" Ulang ku untuk memastikan, aku sempat ragu apakah Irene dan nona Bae Joo-Hyun adalah orang yang berbeda? Tapi tidak..! Aku yakin gadis yang ada di hadapanku ini adalah Irene setelah melihat tanda lahir dilengannya, aku sempat melihatnya saat dia bersalaman dengan Chaeyoung barusan.

Setelah menyalami Chaeyoung.. Irene mengulurkan tangannya padaku.

"Kim Jisoo.. namaku masih Kim Jisoo, dan aku tidak akan berubah namaku sampai kapanpun.." Ucapku dengan sinis.

Bertahun-tahun aku merindukan moment ini.. moment dimana aku bisa bertemu dengan kakak kandungku yang sangat aku banggakan, tapi setelah bertahun-tahun  menunggu sayangnya aku harus menebus semua itu dengan rasa kecewa dan rasa sakit dihati, karena sekarang Irene malah berpura-pura tidak mengenalku, itu sangat menyakitkan!

Crazy in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang