03

6.4K 583 60
                                    

Dreeblissa

Lily mengedarkan pandangan pada seluruh sudut ruang apartemen milik Jeka. Tempat ini benar-benar mewah. Keluarga Jeka memang keluarga kaya. Lily bahkan enggan menyentuh setiap benda yang ada di sana. Dia takut, jika dia merusaknya sangat mungkin dia tidak bisa menggantinya, ditambah sikap Jeka begitu dingin dan tak bersahabat dengan kehadirannya.

Lily tau dia menjadi parasit bagi Jeka di sini. Dia tau kedatangannya sangat mengganggu, maka dari itu Lily harus lebih menjaga sikapnya agar tidak membuat Jeka semakin kesal karena keberadaannya.

Menyadari dia seorang diri di dalam apartemen tersebut, sudut bibir Lily tertarik. Aktivitas yang dilakukannya di kamar mandi beberapa waktu sebenarnya membangkitkan semangat dalam dirinya. Seakan semua rasa lelahnya hilang dalam sekejap. Perlahan Lily membawa langkahnya ke kamar. Dia membongkar salah satu koper yang dia bawa.

Di bawah tumpukkan pakaiannya terselip beberapa potong pakaian minim nan seksi. Tangan Lily mengambil strapless bra dan celana pendek ketatnya yang berwarna hitam. Dia segera saja menanggalkan pakaian oversize-nya dan memakai dua potong pakaian seksi itu.

Lily memandang dirinya pada cermin besar yang menempel dengan lemari sebagai pintu di dekat tempat tidur. Dia tersenyum lebar mengagumi keindahan serta kemolekan lekuk tubuhnya. Tangan Lily menjamah bagian perutnya yang rata lalu sedikit mengesampingkan tubuhnya, menikmati pantulan dirinya. Bokongnya berbentuk dengan sempurna. Postur tubuhnya ideal bak jam pasir dan bisa dikatakan adalah body idaman semua perempuan di muka bumi.

Jangan berpikir semua keindahan tubuh Lily dia dapatkan dengan cuma-cuma ... sama sekali tidak. Lily berusaha keras untuk mendapatkan body impiannya. Seorang yang dikenal cupu dan kutu buku ini sebenarnya memiliki sisi liar yang tak diketahui oleh siapa pun. Dan sangat menyenangkan membiarkan sisi liarnya tetap tersembunyi.

Lily mengambil ponselnya dan mulai memotret dirinya sendiri di cermin dengan berbagai pose seksi hingga ekspresi yang benar-benar membuka aura sensualitasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lily mengambil ponselnya dan mulai memotret dirinya sendiri di cermin dengan berbagai pose seksi hingga ekspresi yang benar-benar membuka aura sensualitasnya. Percayalah Lily mempelajari semua itu hanya dengan mencari tau melalui internet. Dia bukan gadis kampung biasa. Dia cerdas, dan dia tau menempatkan dirinya. Dia tidak menjual tubuhnya dengan mengunggah foto-foto seksi itu di media sosial, Lily hanya menyimpan untuk koleksi pribadinya semata.

× ×

Beberapa jam berlalu, setelah makan Lily hanya berbaring di tempat tidur sembari memainkan ponsel hingga dia mendengar seseorang memasukkan passcode pintu apartemen dan suara tawa perempuan terdengar. Lily bangkit terduduk. Pintu kamarnya tidak terkunci hingga dia bisa melihat bayangan dua orang tengah bercumbu terpantul di dinding.

Matanya memicing, dia segera saja beranjak dari tempat tidur dan mengintip. Benar, tak lupa dia meraih kacamata tebalnya untuk dipakai.

Pandangan matanya menemukan Jeka bersama seorang perempuan tengah berciuman mesra. Tangan Jeka mendorong perempuan itu menghimpit dinding dan mulai menciumi leher perempuan itu. Lily menelan salivanya, biasanya dia hanya menonton video porno melalui layar ponselnya saja, tapi kali ini dia hampir mendapatkan adegan itu di depan matanya. Tapi, sayang Jeka berhenti dan menoleh padanya. Sepertinya mereka menyadari kehadiran Lily di sela aktivitas panas mereka.

Jeka menghela napas ketika melihat Lily. Dia lupa jika gadis kampung itu tinggal bersamanya.

"Dia siapa?" Si perempuan yang mendapatkan bekas cupang di leher dari Jeka.

"Bukan siapa-siapa," jawab Jeka cepat.

Perempuan itu menatap Lily dengan pandangan merendahkan. Dia sementara menertawakan penampilan Lily yang benar-benar terlihat norak, walau sebenarnya itu adalah busana Lily untuk tidur.

"Norak banget," decihnya.

Jeka memutar bola matanya melihat Lily masih terus berdiri di sana dan menatap mereka seperti orang yang benar-benar baru pertama kali melihat orang lain berciuman. "Tunggu bentar, babe." Dia mendekat pada Lily dan menariknya ke kamar gadis itu. "Lo ngapain sih?" tanya Jeka sedikit kesal. "Ngapain lo ngeliatin Kayla kayak gitu?"

"Kayak gimana?"

"Jangan kayak orang norak deh. Kayak nggak pernah liat orang ciuman."

"Kalian pacaran?" tanya Lily, mengabaikan ocehan Jeka.

"Pengen tau banget?"

Lily menggeleng. "Kalian mau ngapain? Dia nggak pulang ke rumahnya?"

Jeka merasa gemas, tapi dia hanya bisa menahan gelak kesalnya dalam benak. "Mau nge-sex. Puas lo?"

Lily sedikit terkejut. Apa Jeka memang hidup seperti ini? Maksudnya, apa Jeka sering membawa perempuan-perempuan itu untuk berhubungan intim dengannya di apartemen ini?

Lily bungkam dan hanya bisa menatap Jeka sembari menggigit bibir bawahnya. Jeka yang melihat tingkah Lily seperti itu seakan kembali terbayang wajah manisnya tanpa kacamata di kamar mandi tadi. Shit. Bolehkah kacamata itu dilepas saja?

Jeka menelan ludahnya. Bibir yang digigit itu, apa enak jika dia menerkamnya sekarang? Detik berikutnya Jeka langsung menyadarkan dirinya sendiri dari imajinasi liarnya tentang bibir Lily yang tampak kenyal dan ranum.

Jeka berdeham sebelum berkata, "Kalo sampe lo aduin ke nyokap gue, siap-siap lo buat keluar dari tempat ini."

Lily sedikit terkejut, tapi dia langsung menjawab, "Aku bukan tukang ngadu, tapi apa kalian berisik?"

Jeka tertawa. "Emang ada orang ngewe diem-diem? Orang bisu noh yang diem."

"Aku cuma nanya. Besok pagi-pagi aku harus ke kampus buat pendaftaran ulang."

"Terus?"

"Boleh nggak pelan-pelan aja?"

Jeka mendekatkan wajahnya pada Lily hingga membuat gadis itu kaget bukan main. Dia sedikit menjauhkan wajahnya dari tatapan tajam Jeka.

Pemuda itu lalu berbisik, "Tenang aja. Kamar gue kedap suara. Lo bisa tidur nyenyak." Dia menutup ucapannya dengan smirk kecil lalu menegakkan kembali tubuhnya.

"Babe, lama amat. Aku nggak tahan lagi." Suara perempuan yang dibawa Jeka itu terdengar merengek dibalut nada yang menggoda.

"Denger ya, awas lo kalo ngadu," tandas Jeka dan kemudian meninggalkan Lily.

Perginya Jeka membuat Lily menelan liurnya sendiri. Sial, dia ingin merasakan hal itu. Maksudnya the sex. Selama ini dia hanya memuaskan dirinya sendiri, tapi jujur saja Lily juga ingin seseorang menyentuh dan membelainya dengan lembut. Tapi, dia tau bukan sekarang. Lily terlalu malu untuk menunjukkan sisinya yang tersembunyi pada orang lain.

Saat ini cukup dia yang mencintai dirinya sendiri.

BERSAMBUNG

Dreeblissa • Liskook 18+ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang