16

5.6K 683 146
                                    

Dreeblissa

Bisik-bisik argumen terdengar dari dua belah pihak yang tengah berdiri di dekat kolam renang, halaman belakang kediaman orang tua Jeka.

Lily dan Jeka adu mulut dan diperhatikan oleh orang tua mereka dari balik pintu berdaun dua tertutup yang menjadi pembatas antara luar dan dalam rumah.

"Lihat kan. Aku juga bilang apa, mereka berdua itu cocok banget jadi pasangan gemes." Sarah berceloteh dan mendapat perhatian suami serta orang tua Lily.

"Mereka lagi berantem?" tanya ibu Lily.

"Kayaknya," jawab Sarah.

Ayah Lily mendekatkan bibirnya pada telinga sang istri lalu berbisik, "Kamu yakin? Apa Lily nggak terlalu muda? Dia baru 18 loh, Ca."

"Ini kesepakatan kita juga kan, mas." Ibu Lily membalas tuturan suaminya.

"Iya, aku tau. Apa nggak terlalu cepat? Lily bisa syok kalo denger kita mau nikahin mereka. Paling tidak tunggu Lily 20 tahun dulu atau tunangan aja dulu."

"Pssst, kalian berdua ngomongin apa sih? Serius amat keliatannya." Sarah menyelutuk dan sontak saja membuat kedua orang tua Lily saling menjauhkan badan mereka dan memperbaiki posisi duduk keduanya.

"Sar, apa nggak terlalu cepet nikahin mereka?" Suara ibu Lily terdengar. Dia berucap setelah menimbang perkataan suaminya tadi. Ada benar yang dikatakan sang suami, bahwa putri mereka; Lily masih sangat muda untuk menikah di usia 18 tahun.

"Loh, enggak kok. Jeka 20, Lily 18 tahun, beda dua tahun. Lagipula buat menghindari dosa juga, Ca. Mereka tinggal berdua loh. Gimana kalo digoda setan, ditendang iblis, apa nggak gol tuh?" tutur Sarah sembari memperagakan perut buncit seperti ibu hamil.

Suaminya yang duduk di sebelahnya bergidik. "Yang, nggak perlu berlebihan. Anak kita nggak gitu. Dia bisa ngontrol nafsunya."

"Ngontrol nafsu, ngontrol nafsu palamu. Dia aja ngeliat Lily udah kayak singa lapar tiap hari. Kelakuannya kayak kamu mata keranjang," celutuk Sarah membuat orang tua Lily berusaha menahan tawa.

"Jangan gitu, Sar, malu-maluin aja."

"Jadi ini gimana, nggak jadi nikah? Jangan ingkat janjimu loh, Ca. Aku juga cuma mau Lily yang jadi mantuku."

"Mereka tetep nikah kok ..." Itu suara ayah Lily yang berbicara. "Tapi, mungkin bisa dimulai dengan tunangan dulu."

"Han, anak kita tinggal bareng loh. Kalo yang aku bilang tadi kejadian gimana?"

"Ya, langsung akad aja." Ayah Jeka menyahut cepat, dan sontak membuat Sarah juga orang tua Lily memandangnya. "Bener, kan? Kalo hamil langsung nikahin."

Rissa; ibu Lily menghela napas berat. "Ini anak aku diperawanin dulu baru merit. Syok aku."

×××

"Ngomong apa kamu sama tante Sarah?" Suara Lily terdengar kesal. Mereka tidak mengobrol melainkan seperti pasangan yang sedang cekcok.

"Bilang apa? Nggak ada, Ly, demi Tuhan nggak ada," jawab Jeka sungguh-sungguh.

"Terus kenapa orang tua aku bisa di sini?"

"Ya mana aku tau."

"Pasti ada obrolan kamu dan tante Sarah. Nggak mungkin tante Sarah tiba-tiba ngomong gitu dan orang tua aku ada di sini."

Jeka menggaruk tengkuk lehernya. "Hehe ... Aku jujur ke mama kalo aku suka sama kamu." Kening Lisa mengernyit. "Ly, aku nggak mau kakak adean sama kamu. Aku nggak mau kita jadi sodara. Aku sayang sama kamu dan mau kamu sebagai pasangan aku." Jeka menarik tangan Lily dan menggenggamnya. "Kamu mau nggak jadi pacar aku?"

Dreeblissa • Liskook 18+ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang