04

6.3K 592 81
                                    

Dreeblissa

Memandang dirinya di cermin dengan outfit rok bergaris kuning dan kaos longgar bintik hitam putih, sepatu flat hitam, rambut yang dikepang dua dan kacamata tebal khasnya sebenarnya membuat Lily sedikit menertawakan dirinya.

Dia sadar dirinya bukan lagi tinggal di kampung, di mana gaya berpakaian culun ini masih bisa diterima. Lily sudah berada di ibukota dan dengan style-nya yang seperti ini Lily sudah bisa membayangkan seperti apa nanti jika dia keluar dan berbaur dengan lingkungan sosial di luar sana. Cemooh sudah pasti akan dia terima. Tapi, Lily berusaha untuk menutup kupingnya sendiri. Dia hanya, dia hanya nyaman ketika berpenampilan seperti ini.

Lily menghembuskan napas lalu beranjak keluar dari kamarnya. Baru saja membuka pintu, pintu kamar Jeka juga ikut terbuka, karena kebetulan kamar mereka saling berhadapan dan sosok perempuan semalam muncul di hadapannya dengan hanya menggunakan kaos putih panjang milik Jeka tanpa mengenakan celana yang menutupi area bawahnya.

Wow, memang cantik, seksi, tapi Lily sedikit risih karena rupanya selera Jeka tidak seperti ekspektasinya. Di mana dada yang besar itu? Bukan kah semalam payudaranya terlihat menonjol? Lily sedang berpikir apa itu hanya tipuan? Dia ingin tertawa, sungguh ketika dia menyadari yang berlindung di balik kaos itu tidaklah padat seperti miliknya.

Perempuan yang bernama Kayla itu bersandar di dinding dan memerhatikan Lily dari atas sampai bawah. "Masih jaman pake rok itu?" tanyanya dengan nada sinis, merendahkan. "Norak banget anjir. Lo dari mana sih? Kok bisa tinggal di sini? Siapanya Jeka?"

Dahi Lily berkerut. Ah, banyak bertanya. Tapi, Lily tetap diam tak menanggapi rentetan pertanyaan itu hingga Jeka muncul dari balik pintu kamarnya. Wajah pemuda itu masih tampak mengantuk. Dia menyadari bahwa Lily dan Kayla saling berhadapan. Dan saat tatapan Jeka jatuh pada Lily, dia hanya bisa menghela napas panjang.

Astaga, dia menikmati pemandangan indah dari tubuh Kayla pagi ini dan berharap agar lebih bersemangat, tapi harapan itu runtuh seketika saat melihat Lily. Sepertinya Jeka akan mengawali paginya setiap hari dengan keresahan karena penampilan Lily ini.

"Lo mau ke mana?" tanya Jeka.

"Kampus," jawab Lily singkat.

"Babe, dia siapa kamu sih? Kenapa bisa tinggal sama kamu?" Si Kayla bertanya dengan nada sedikit manja dan mulai bergelayut di sisi Jeka.

"Anaknya sahabat nyokap," jawab Jeka setelah melirik Kayla sejenak. "Nggak usah dipikirin. Dia emang kayak gitu anaknya."

"Iya sih," lirih Kayle dan lagi-lagi memerhatikan Lily dengan pandangan merendahkan. Tidak tau saja, jika Lily muak dengan sikap manja dan menjijikkan dari perempuan itu. "Aku nggak bakal cemburu sih kalo sama dia. Aku kan tau selera kamu kayak gimana, tapi ganggu pemandangan nggak sih, babe, kalo tiap hari ngeliat yang norak kayak gini?"

Dalam benak sebenarnya Jeka terkejut dengan untaian kata yang keluar dari belah bibir Kayla. Perempuan itu bukan kekasihnya, hanya sebetas teman yang saling memuaskan di ranjang. Mereka memang dekat, tapi percayalah Jeka tidak memiliki perasaan apa pun pada Kayla. Dia sama seperti laki-laki lain yang hanya mencari kesenangan di masa muda. Dia belum memilih perempuan mana yang harus menjadi kekasihnya. Jeka belum mencari perempuan yang harus dia jaga dan ratukan. Tapi, percayalah jika itu harus, Jeka tentu akan mencari gadis baik-baik untuk menjadi pendamping hidupnya.

"Kay," lirih Jeka. "Lo pulang aja bisa?"

Kayla sedikit kaget dan langsung melepas gandengannya dari lengan Jeka. "Apaan sih? Kamu ngusir aku?"

"Nggak gitu. Gue disuruh nyokap buat nganter dia ke kampus," jelas Jeka.

Kayla berdecak. "Spesial banget ni cewek norak buat nyokap lo sampe nyuruh lo buat nganterin. Emang dia nggak punya kaki?"

"Kay, Lily baru aja datang di sini kemarin. Dia mana tau jalanan di sini. Kalo dia nyasar yang ada makin ribet gue nyarinya," tutur Jeka. "Please, ngerti ya kali ini. Kita ketemu di kampus."

Kayla masih kesal, tapi dia mencoba untuk mengerti situasi saat ini. "Ck, iya deh iya."

× × ×

Langkah Lily mengikuti Jeka menuju parkiran basement apartemen di mana mobil Jeka terparkir. Setelah berada di samping kendaraan pemuda itu Lily hanya bisa mematung sementara Jeka sudah hampir mendaratkan bokongnya di jok kemudi. Tapi, menyadari bahwa gadis itu tak kunjung membuka pintu Jeka kembali keluar.

"Oi, ngapain lo bengong?" Dia bersuara dan membuat Lily menengok padanya.

"Ini cara bukanya gimana?"

Jeka terlihat tertawa kecil dan menundukkan wajahnya. Tangannya sedikit memijit hidungnya sebelum akhirnya menutup kembali pintu mobil dan berderap membuka pintu untuk Lily.

"Ly, demi apa lo nggak bisa buka pintu mobil?" ucap Jeka tak melepas pandangannya dari sosok Lily yang terlihat innocent dengan situasi saat ini. "Cuma narik doang udah kebuka," imbuhnya setelah membuka pintu. "Masuk!"

"Maaf. Emang aku nggak pernah naik mobil mewah kayak gini."

"Ya, ya serah dah, Ly. Masuk cepetan!"

Setelah keduanya berada di mobil tak ada obrolan sama sekali. Hening begitu damai, bahkan kebisingan di luar sana tak terdengar.

Menit berikutnya akhirnya Jeka yang membuka suara lebih dulu. "Itu kacamata cuma buat hiasan doang kan?"

Lily yang tadinya sibuk memandang gedung-gedung di luar sana dengan segera memalingkan wajahnya pada Jeka. "Hah?"

"Itu kacamata lo ... cuma buat gaya-gayaan apa beneran buat mata lo yang sakit?"

"Kenapa emang?"

"Nggak apa-apa sih. Mending lo lepas. Lo lumayan manis tanpa kacamata itu," ungkap Jeka dan sontak saja membuat pipi Lily memerah.

Gadis itu menundukkan wajahnya dan memegang pipinya sendiri. Apa Jeka baru saja memujinya? Apa Jeka ... tunggu dulu memangnya Jeka pernah melihatnya tanpa kacamata? Ah dasar bodoh, kemarin sebelum mandi dia sempat melepas kacamatanya.

"Nggak usah kege-er-an, gue nggak muji lo. Tapi, cuma ngasih saran. Dandanan lo kayak gini bisa bikin lo diketawain di kampus. Nggak ada niat buat ngerubah penampilan lo? Lo udah di ibukota, Ly."

Lily menggeleng. "Nggak. Ngapain aku harus berubah? Sementara aku nyaman seperti ini."

Mendengar jawaban Lily, Jeka hanya bisa menarik napas. "Terserah lo deh."

BERSAMBUNG

Dreeblissa • Liskook 18+ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang