Dreeblissa
Lily sedang berada di kamar mandi saat mendengar gedoran keras dari Jeka di luar sana. Rasa kesal mulai memuncak dalam diri Lily. Sungguh, Jeka mengganggunya bukan baru pertama kali, tapi bahkan ketika dia sedang membuat sarapan.
Sejak tadi pun Lily mendengar rengekan yang berteriak untuk menerobos masuk, tapi Lily tetap berusaha berpura-pura tuli dengan keadaan. Ternyata bukan hanya tuturan pedas Jeka yang membuatnya jengkel, tapi sifat manja pemuda itu yang sudah mulai terlihat.
Walau banyak orang mengatakan, laki-laki akan menunjukkan sikap kekanak-kanakkan dan manjanya ketika bertemu perempuan yang tepat yang amat dia cintai, tapi tetap saja perubahan tiba-tiba itu membuat Lily cukup syok.
"Ly ..." Jeka masih berteriak. "Lily!! Mandi apa semedi woi, lama banget."
Sebenarnya Lily memang sudah menuntaskan mandinya. Gadis itu hanya sedang berdiri di depan wastafel sembari mengeringkan rambutnya yang basah.
"Lily!"
Karena sudah tidak tahan dengan teriakan kekanak-kanakkan Jeka, Lily akhirnya membuka pintu dan menatap Jeka kesal. "Apa sih, Jek? Nggak sabaran banget jadi orang."
Jeka sedikit terkejut dengan penampilan Lily. Ah, gadis itu sudah berpakaian lengkap rupanya. Dia pikir masih handukan, jika masih seperti itu Jeka bisa mengisengi Lily, kan. Tapi, otak Jeka tidak buntu. Dia tersenyum genit saat melihat rambut Lily yang masih setengah basah.
Jujur saja, mengganggu Lily memang hobbynya.
"Loh, kamu keramas? Perasaan tadi kita nggak ngapa-ngapain deh," ucap Jeka membuat dahi Lily mengernyit kemudian menggeleng.
"Kenapa, Jeka? Aku mandi nggak tenang tau, kamu teriak-teriak mulu."
"Ya maap, Ly." Jeka menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. Jujur saja dia ingin menerkam Lily detik itu juga.
Gadis itu setelah mandi dan ketika membiarkan tetesan air dari rambutnya yang basah menyusuri lehernya tampak sungguh menggoda.
"Tadi mama telfon, katanya disuruh ke rumah," kata Jeka.
"Beneran?"
"Ya beneran lah, Lily." Jeka maju selangkah dan menangkup wajah Lily dengan kedua telapak tangannya hingga membuat pipi gadis itu lebih chubby dari sebelumnya. "Mau aku bantu ngeringin rambutnya?"
"Kamu mandi aja. Aku bisa ngelakuinnya sendiri."
"Nggak usah bawel." Jeka segera saja menarik tangan Lily dan membawanya ke kamar, mendudukkan gadis itu di kasurnya lalu berangsur mencari hair dryer portable dari laci-laci di kamarnya.
Lily yang memerhatikan pemuda itu bergerak mendekat dengan benda pengering rambut itu sedikit bingung dari mana Jeka mendapatkannya. Apa dia memang memilikinya?
"Kenapa ngeliatin kayak gitu?" tanya Jeka.
"Kamu juga pake ya?"
"Apa? Ini?" Dia mengangkat benda tersebut di depan Lily. Dan gadis itu mengangguk. "Pake lah. Keringin rambut atas bawah."
Lily menunjukkan ekspresi geli. Jeka ini mengapa semua hal harus menjurus pada sesuatu yang berbau porn? Apa otaknya berbentuk selangkangan? Lily pikir hanya dirinya yang memiliki imajinasi seksual yang tinggi, rupanya Jeka juga sama.
Dan sekarang mereka adalah pasangan, terhitung sejak pagi tadi dan Lily sedikit khawatir, apa yang akan terjadi ke depannya ketika hubungan mereka di ketahui orang tua mereka? Apa Jeka akan semakin menggila atau dirinya yang akan menjadi lebih agresif ketika hanya sedang berdua? Ah, apa mereka pasangan konyol sekarang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreeblissa • Liskook 18+ ✓
ChickLit[SELESAI] [M] Lily adalah cewek kampung pecinta warna merah muda di mata Jeka. Cewek norak dengan outfit jaman dahulu kala. Jeka bilang Lily bukan tipenya dan tidak pernah masuk standar cewek yang akan dia pacarin. Tapi, suatu malam yang larut tan...