1. Terapi Jalan

10.1K 610 57
                                    

"Saya akan segera menyusulnya ketika liburan semester, saya titip Jennie ya Mom and Dad, tolong jaga Jennie dengan baik"

Itu adalah ucapan terakhir dari seorang wanita berambut coklat panjang pada kedua orang tua Jennie, mereka memang sudah sangat sedekat itu. Hanya tinggal selangkah lagi untuk menuju ke jenjang yang serius, namun kejadian yang tak di sangka merubah segalanya.

"Aku akan menyusulmu, Jen. Tunggu aku" lirih wanita itu, sambil memandang sendu pesawat yang baru saja lepas landas, di mana di dalamnya terdapat kekasihnya.


_::_::_


3 bulan kemudian

Jennie baru saja akan memulai terapi jalannya, di salah satu rumah sakit terbaik di Paris. Ini sudah hampir 3 bulan ia bolak-balik rumah sakit untuk terapi jalan, setelah ia selesai menjalani operasi pada tulang kakinya yang mengalami spasme otot dan dislokasi sendi.

"Dokter Stephani sedang tidak bisa hadir untuk saat ini, jadi anda akan didampingi oleh asistennya yang juga merupakan dokter terbaik di rumah sakit ini" jelas Yoona, suster yang juga ikut andil dalam merawat Jennie.

"Apa nona Jennie merasa jauh lebih baik, setelah melakukan operasi dan terapi jalan baru-baru ini?" tanya Yoona sambil mendorong kursi roda Jennie, menuju ruang fisioterapi.

"Ya, walaupun masih sangat sulit untuk menggerakkan kembali, kaki saya seperti semula" jawab Jennie dengan sedikit senyuman di bibir mungilnya.

"Sebentar lagi pasti anda akan bisa kembali berjalan dan berlari seperti sedia kala, nona Jennie. Saya akan terus mendukung anda sampai sembuh!" semangat Yoona yang membuat Jennie terkekeh kecil.

Mereka pun akhirnya sampai di ruang fisioterapi, Yoona segera membawa Jennie masuk dan tersenyum ketika, melihat asisten dokter Stephani yang sudah menunggu.

"Maaf jika kami berdua, membuat anda menunggu lama dokter Lalisa" ujar Yoona yang dibalas gelengan kepala, oleh dekter muda itu.

"Tidak apa suster Yoona, saya juga baru saja tiba beberapa menit lalu. Kalau begitu kita mulai saja terapi jalannya, apa benar atas nama nona Jennie Kim?" tanya Lisa yang menatap lembut, ke arah wanita bermata seperti kucing di depannya.

"Ya, benar" jawab Jennie yang juga menatap kearah Lisa.

"Kalau begitu saya akan kembali bertugas, karena pasien di ugd hari ini begitu banyak. Saya permisi, dokter Lalisa dan nona Jennie semangat!!"

Jennie tersenyum sebagai jawaban hingga kini, hanya tersisa Jennie juga Lisa di dalam ruangan.

"Saya harap kamu tidak keberatan, jika saya menggantikan dokter Stephani hari ini" ucap Lisa dengan senyumannya.

"Tentu saja tidak, lagipula saya juga mengerti jadwal beliau yang begitu padat" balas Jennie.

"Ingin memulainya sekarang?" tanya Lisa dengan berjalan mendekat kearah Jennie.

Jennie menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, lalu Lisa mendorong kursi rodanya menuju dua tiang besi yang dipasang secara vertikal.

"Apa sudah bisa berdiri sendiri, hum?"

"Kemarin saat terapi kedua saya belum terlalu bisa, mungkin hari ini saya akan mencobanya" ucap Jennie dengan yakin.

"Baiklah, saya akan menjagamu dari belakang" balas Lisa sambil mengusap lembut kedua bahu Jennie, untuk memberinya semangat.

Namun Jennie yang mendapatkan perlakuan lembut dari Lisa, hanya bisa menahan nafasnya sejenak karena itu membuat jantungnya berdebar kencang.

"Ayo, kamu pasti bisa nona Jennie"

Bandaids (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang