25. Takut

2.8K 389 23
                                    

Lisa sedang di periksa oleh dokter yang memang sering menangani keluarga Kim. Wanita bermata hazel itu juga sudah sangat pucat, membuat Jennie semakin khawatir dan dibuat panik dalam satu waktu.

Sedangkan Arsenio, pria berumur itu tengah duduk di ruang tengah dengan Jisoo tanpa sepatah kata. Ia sengaja tidak mengusir wanita berdarah asli Korea itu, karena ia ingin memperlihatkan bagaimana sang anak yang begitu mencintai Lisa dibandingkan dengan Jisoo beberapa bulan bahkan mungkin beberapa tahun lalu.

"DADDY LISA PINGSAN DAD! HUAAAAA DADDY CEPAT SIAPKAN MOBIL SEKARANG, JENNIE TIDAK MAU LISA KENAPA-NAPA!"

Suara teriakan dari lantai kamar Jennie tentunya membuat Arsenio, segera meminta para bodyguard untuk menyiapkan mobil dan beberapa naik ke atas untuk menggendongnya.

"Cepat siapkan mobil! Saya tidak mau terjadi hal yang buruk, pada calon menantu saya!"

Jisoo tersenyum lirih mendengarnya, sudah tidak ada lagi harapan untuk dirinya mendapatkan Jennie kembali. Kehadiran Lisa sukses menggeser posisi dirinya yang dulunya, selalu dibanggakan oleh Jennie dan keluarga Kim.

Satu kesalahan fatal yang ia lakukan, membuat kebahagiaan yang selama ini dapatkannya hilang secepat ia membalikkan telapak tangannya.

"Ada apa dengan Lisa, kenapa dia bisa pingsan?"

"Dad, Jennie takut hikks~"

"Maaf tuan Kim jika saya mencela, untuk saat ini kondisi nona Lisa bisa di katakan tidak baik-baik saja. Lebih baik kita segera membawanya ke rumah sakit, agar mendapatkan perawatan yang jauh lebih baik" jelas dokter Yongjin.

"Ayo Dad, kita bawa Lisa sekarang!" panik Hye Kyo dengan kedua bola matanya yang berkaca-kaca.

Karena bagi Hye Kyo, Lisa termasuk sosok yang begitu penting dalam hidupnya. Karena Lisa, Jennie bisa kembali berjalan dan kehadiran wanita bermata hazel indah itu benar-benar memberikan kebahagiaan juga keceriaan, bagi sang anak.

"Ini semua karenanya Dad! Seharusnya kita tidak perlu membuat skenario palsu, hanya untuk menjebaknya!" marah Jennie sambil menunjuk ke arah Jisoo.

"Simpan amarahmu itu sayang, Lisa lebih membutuhkan pertolong kita saat ini!"



_::_::_



Mereka semua sudah sampai di salah satu rumah sakit ternama, yang letaknya tidak jauh dari mansion keluarga Kim. Saat ini Lisa masih menjalani serangkaian pemeriksaan, mungkin sudah sedari 15 menit yang lalu.

Kalian pasti bertanya-tanya bagaimana kondisi Jennie sekarang kan? Maka jawabannya, wanita berpipi mandu itu benar-benar di dalam kondisi yang kacau. Air matanya bahkan terus mengalir tanpa henti, dia benar-benar khawatir akan kondisi kekasihnya.

Tangannya juga terus-menerus bergetar, ia begitu merasa bersalah. Karenanya Lisa menjadi seperti ini dan rasa menyesal itu, mulai menghantui pikirannya. Bayang-bayang akan sesuatu buruk tentang Lisa, juga mulai terputar secara berkala di dalam pikirannya.

"Lisa tidak akan meninggalkan Jennie kan, Dad? Lisa tetap akan bersama Jennie selamanya kan, Dad? Lisa tidak akan mengalami hal bu—"

"Sssttt tenanglah sayang, Lisa pasti akan baik-baik saja. Dia wanita yang kuat, dia tidak akan pergi kemana-mana" lembut Arsenio, lalu pandangannya tertuju pada istri tercintanya.

"My wife, menantu kesayangan kita itu pasti akan baik-baik saja. Kamu percaya padaku kan?"

Arsenio mulai merangkul dua wanita penting dalam hidupnya, ia juga memberi kekuatan pada keduanya dan kalimat positif tentang kondisi Lisa. Lalu tak lama dari itu, ruang rawat Lisa terbuka. Memperlihatkan Yongjin beserta rekan dokter lainnya.

"Bagaimana keadaannya saat ini?" tanya Arsenio saat Yongjin melepas masker putih dan menaruhnya di saku jas dokternya.

"Sudah bisa dikatakan lebih baik, nona Lisa ternyata mengalami kelelahan yang berlebihan. Juga karena faktor udara tak menentu, bisa menjadi penyebab nona Lisa menjadi seperti ini" jelas Yongjin.

"Dan setelah serangkaian pemeriksaan tadi, ada satu hal yang ingin saya tanyakan. Apa kalian mengetahui jika nona Lisa mengkonsumsi obat Benzodiazepin, untuk mengatasi insomnianya?"

"Benzodiazepin? Insomnia?" tanya balik Jennie dengan suara lirihnya.

"Ya, obat itu di gunakan untuk orang-orang yang mengalami insomnia. Saya rasa nona Jennie belum mengetahui hal ini, tapi ini hal yang wajar untuk penderita insomnia. Yang menjadi pertanyaan saya disini, apakah nona Lisa mengurangi dosis obatnya dalam beberapa hari kebelakang ini?"

"Jujur, saya tidak mengetahuinya dokter. Apa karena dosis obatnya yang tidak teratur, membuat Lisa mimisan?"

"Tentu saja tidak nona Jennie, itu jelas berbeda. Mimisan yang nona Lisa alami ini memang pure karena, kondisi tubuhnya yang terlalu kelelahan juga akibat perubahan udara. Dan jangan lupakan Terlebih nona Lisa juga seorang dokter yang notabene, jadwalnya pasti sangatlah padat. Nona Lisa memang benar-benar mengalami kelelahan, dia harus mengambil cuti beberapa hari untuk mengembalikan kondisinya"

"Tapi aku sempat menamparnya tadi, apa mimisannya juga karena perbuatanku itu?" Yongjin tersenyum mendengarnya.

"Tamparan tidak seberbahaya pukulan nona Jennie, itu juga tidak menyebabkan mimisan. Bukankah itu hanya menimbulkan sedikit lecet di sudut bibir? Intinya anda tidak perlu menyalahkan diri anda sendiri, nona Jennie. Kalau begitu kami semua pamit dan kondisi nona Lisa sudah bisa kalian lihat" ucap Yongjin.



_::_::_



Berbeda dengan Jisoo, wanita berambut hitam lurus itu benar-benar sedang berada didalam kondisi kalut. Ia sudah tidak bisa berpikir secara jernih lagi, karena yang ada dipikirannya kini hanyalah Jennie.

Sudah tidak ada lagi harapan baginya, untuk kembali bersama Jennie. Tapi ia tidak mau Jennie bahagia bersama Lisa, semua perkataan yang pernah ia ucapkan pada kalau ia merelakan Jennie, ternyata tidak sejalan dengan tindakannya.

Rasanya begitu menyakitkan ketika melihat betapa Jennie begitu mencintai orang lain, selain dirinya. Ia benar-benar menyesal karena sudah melepas Jennie dalam hidupnya, ia kira ia bisa segera melupakan Jennie karena sudah ada Rose yang menemaninya. Ia juga begitu mencintai wanita keturunan Australia itu, namun ia juga tidak mau melepas Jennie untuk orang lain.

"Arrghhh!!! Kenapa aku harus mencintai dua orang sekaligus?!"


BUGH

BUGH

PRANG

PRANG


Kaca yang ada di ruang tengahnya, sudah tidak terbentuk sama sekali. Tentunya membuat Rose yang pada saat itu berada di kamarnya, segera keluar dan menghampiri Jisoo.

"Hon, apa yang terjadi? Oh my god, tanganmu berdarah hon!" panik Rose.

"LEPAS! INI SEMUA KARENAMU, HUBUNGANKU HANCUR KARENA KEHADIRAN DIRIMU! AKU MEMBENCIMU, KENAPA KAMU HARUS HADIR DI DALAM HUBUNGANKU DENGAN JENNIE, HUH?!"

"KENAPA ROSE? KENAPA HARUS SEPERTI INI?! KENAPA AKU TIDAK BISA MEMBIARKANNYA BAHAGIA DENGAN ORANG LAIN? KENAPA KAMU HARUS HADIR, KENAP—"

"BECAUSE, I LOVE YOU! I LOVE YOU SO MUCH JISOO!"





















TBC








Kalau ending di buat plot twist sepertinya zeruuwww yhhh mwuehehe

Bandaids (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang