16. Bertemu

3.5K 486 17
                                    

"Sudah semuanya kan? Tidak ada lagi yang ingin kamu beli, boo?"

"Aku rasa semuanya sudah terbeli, sayang. Apa kamu tidak menginginkan es krim lagi? Kamu hanya membeli beberapa, apa itu akan cukup?"

"Itu sudah sangat cukup, boo. Sekarang kita bayar dan setelahnya kita kembali ke apart untuk, memasak makan siang"

Lisa pun tersenyum sambil sedikit menundukkan kepalanya, mencium pipi mandu Jennie.

"Booooo~ ini di tempat umum" rengek Jennie meskipun Lisa memakai masker yang tentunya, tidak mencium secara langsung pipi miliknya.

"Kenapa harus malu? Aku kekasihmu, sayang" ujar Lisa dengan tawa kecilnya.

"Tetap saja, ini di tempat umum boo" ucap Jennie sambil mengerucutkan bibirnya dan mendorong kursi rodanya, menjauh begitu saja dari Lisa.

"Es di dalam dirinya itu sudah mencair rupanya, wajahnya bahkan terlihat begitu lucu jika malu seperti itu" ujar Lisa dengan gemasnya melihat tingkah laku, kekasihnya.

Dengan langkah cepat Lisa berjalan mendekati Jennie, ia juga mendorong troli yang berisikan bahan masakan, makanan, minum dan buah-buahan lainnya. Ia sesekali terkekeh geli saat Jennie melirik ke arahnya dan kembali melihat ke arah depan, ketika mata keduanya saling bertemu.

Untung saja antrian supermarket hari ini, tidak terlalu panjang. Bahkan Lisa berada di berisan kedua, tersisa satu pembeli yang tengah melakukan pembayaran. Jennie yang ada di sampingnya kini mulai menggengam lembut, tangan kanannya.

Bahkan wanita bermata seperti kucing itu, mulai mengecup berkali-kali punggung tangannya. Bukankah ini tempat umum? Lalu kenapa kekasihnya ini mencium tangannya tanpa rasa malu, berbanding terbalik saat ia mengecup pipi mandunya tadi?

"Sepertinya dia mengalami kesulitan" bisik Jennie ketika ia berhasil membuat Lisa, sedikit menekuk lututnya.

Lisa menatap wanita berambut blonde yang ada di depannya, sepertinya apa yang Jennie ucapkan memang benar adanya.

"Apa aku boleh membantunya?" izin Lisa yang segera dibalas anggukan kepala oleh Jennie.

"Belanjaan miliknya di gabung saja dengan milik saya, silahkan" ucap Lisa sambil menyodorkan black card miliknya, ke arah kasir yang bertugas.

"Baik nona"

Wanita berambut blonde yang sedikit terkejut itu, mulai memutar tubuhnya dan melihat siapa orang yang membantunya. Ketika itu juga ia membulatkan kedua bola matanya, tak percaya.

"Jennie?"

"Rosie?"

_::_::_


Nayeon sedang merapikan barang-barangnya, karena malam ini ia dan juga Irene akan kembali pulang ke Seoul. Setelah hampir 2 minggu mereka berada di Paris. Kedua orang tua Jennie bahkan sudah mengetahui hal ini, hanya Jennie saja yang belum mereka beri kabar.

"Irene apa menurut Irene, Jennie akan kembali pada Jisoo atau ia lebih memilih Lisa?" tanya Nayeon pada Irene yang tengah berbaring sambil, berselancar di akun sosial medianya.

"Mungkin Jennie akan kembali pada Jisoo, karena hanya Jisoo yang Jennie ingat sedangkan Lisa, hanya ada kemungkinan kecil baginya untuk bisa bersama Jennie"

Kemudian Nayeon menganggukkan kepalanya berkali-kali, lalu ia menutup kopernya dan menaruhnya di sudut ruangan. Mereka memang berada di hotel saat ini, karena mereka sudah terlalu banyak merepotkan keluarga Jennie. Jadi keduanya memutuskan untuk menginap di hotel saja.

"Apa Rojeh menghubungi Irene berkali-kali?"

"Yaa, dia menghubungi Irene berkali-kali. Apa Nayeon juga mendapatkannya?"

"Tentu saja, bahkan Rojeh bilang kalau dia sudah tiba di Paris dan meminta bantuan untuk menjemputnya di supermarket?" ujar Nayeon dengan polosnya membaca pesan chat yang dikirim oleh Rose.

Irene mengerutkan keningnya, ini bisa menjadi masalah jika Rose berada di Paris. Hubungan Jennie dan Jisoo saja mereka tidak mengetahui bagaimana kelanjutannya, lalu ini di tambah dengan datangnya selingkuhan Jisoo yaitu, Rose.

"Jennie tidak boleh bertemu dengannya, kita harus segera mengamankan Rosie sekarang! Ini hanya akan membuat rasa sakit di hati Jennie, jika ia bertemu dengan Rosie"

"Apa Jennie sudah mengetahui, kalau Jisoo berselingkuh darinya?"

"Firasatku mengatakan ya, tapi semoga saja memang Jennie mengetahuinya. Karena Jisoo sudah sangat brengsek padanya dan mungkin ini memang sudah waktunya untuk kita, memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi"

"Nayeon setuju, karena Jennie tidak pantas kembali pada Jisoo! Kita harus menyadarkan Jennie, Irene!"

"Ayo! Minta sherloc pada Rosie dan bilang padanya kalau kita akan segera ke sana!"

Nayeon segera menghubungi Rose, sedangkan Irene ia masih sedikit kebingungan oleh sikap Jennie yang selalu dingin padanya, bahkan dengan Nayeon sekalipun. Sebenarnya apa Jennie memang sudah mengetahui semua kebusukan Jisoo, sebelum kecelakaan itu terjadi atau memang baru-baru ini Jennie mengetahui dari kedua orang tuanya?



_::_::_


"Manjauhlah dari kekasihku!" tegas Jennie saat ia melihat Rose yang ingin membantu Lisa membawa barang belanjaan.

Setelah ia dan Lisa membantu membayar barang yang di beli oleh Rose, wanita berambut blonde itu langsung mendekatinya dan bahkan, memeluknya begitu saja.

Sampai akhirnya, mereka berada di jalan menuju tempat parkir. Jennie terus memperhatikan gerak-gerik Rose yang beberapa kali terlihat, melirik ke arah kekasihnya. Tentu saja ia tidak suka, Lisa adalah miliknya. Sudah cukup Jisoo saja yang diambil olehnya, tapi tidak dengan Lisanya.

"Kalau begitu biar aku yang mendorong kursi rodamu, apa boleh?" ujar Rose sambil menundukkan kepalanya.

"Tidak!"

Lisa menghela nafasnya sejenak, ia mengerti bagaimana perasaan Jennie saat ini. Perlahan ia menyamai langkahnya yang tadinya di belakang Jennie, menjadi berjalan tepat di sampingnya.

"Bisa kamu pegangkan kantong belanjaan yang berisikan es krim dan minuman milikmu, sayang?" lembut Lisa pada Jennie, namun itu sukses membuat Rose menoleh ke arahnya.

"Tentu saja, maaf jika aku selalu merepotkanmu boo" balas Jennie sambil tersenyum manis, hingga gummy smile nya terlihat begitu indah.

"Tidak perlu meminta maaf, karena aku suka jika di repotkan olehmu. Aku akan mendorong kursi rodamu, besok kita akan kembali berlatih berjalan. Aku harap kedua kakimu ini sudah kuat untuk berpijak, karena nantinya akan ku ajak berlari menyusuri pantai" ucap Lisa sedikit terkekeh geli.

"Janji, kamu akan mengajakku berlari di pantai boo?!"

"Janji sayang, bahkan selain pantai atau apapun itu yang kamu inginkan, akan aku wujudkan" jawab Lisa dengan mengecup mesra pucuk kepala Jennie.

"Apa dia perlu ikut dengan kita?" bisik Lisa yang segera di balas gelengan kepala oleh Jennie.

"Pesan taksi atau transportasi online lainnya saja! Aku dan kekasihku, harus segera pulang!" tegas Jennie pada Rose yang berdiri mematung tepat di sebelah kanan Lisa.

"Tunggu sebentar, aku hanya ingin menanyakan satu hal penting padamu"

"Jika itu tentang Jisoo, maka ambillah dia. Aku sudah tidak bersamanya lagi, kini aku sudah memiliki kekasih. Aku harap hubungan kalian berdua baik-baik saja, setelah ini. Dan tolong bersikap sewajarnya saja dengan kekasihku ini, ahh tapi tidak apa lagipula dia tidak akan tergoda oleh wanita sepertimu. Aku permisi, ayo sayang kita pulang"



















TBC







Mba Rojeh udah nyamperin niiihhh gaess

Harap berhati-hati kencangkan sabuk pengaman kalian yaaaaahhh mwuehehe

Btw, terima kasih yaa karena kalian sudah menjawab Q&A di chap sebelumnya luv u gaesss💕

Bandaids (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang