17. Jennie Dan Semestanya

3.3K 446 12
                                    

Saat ini Jennie tengah menunggu Lisa yang berada di ruang kerjanya, untuk mengecek jadwal dan beberapa dokumen penting milik pasiennya yang memang, sempat dibawa pulang. Katanya hanya sebentar tapi, ini sudah hampir 1 jam lamanya ia di tinggal seorang diri di ruang tengah apart Lisa.

Untung saja ruang kerja Lisa berada di lantai bawah, tak jauh dari ruang tengah dimana ia berada sekarang. Dengan pelan ia mendorong kursi rodanya menuju ruang kerja Lisa, namun saat itu juga pintu dari ruang kerja tersebut terbuka.

Memperlihatkan kekasihnya yang masih memakai kaca mata baca itu, keluar dan mulai menghampirinya.

"Lelah, hum?" tanya Jennie begitu Lisa berdiri tepat di depannya.

"Sedikit tapi, itu semua hilang ketika aku melihatmu tersenyum seperti ini" ujar Lisa dengan mengacak gemas pucuk kepala Jennie.

"Peluuuuuuk~" rengek Jennie sambil membuka lebar kedua tangannya.

Lisa terkekeh geli, melihat tingkah mengemaskan sang kekasih. Jennie benar-benar jauh di luar dugaannya dan ia bersyukur, bisa memiliki sisi manja dari wanita dingin di depannya ini.

"Ingin ke kamar?" tanya Lisa namun dibalas gelengan kepala oleh Jennie.

"Ini sudah pukul 9 malam, apa Jennie tidak mengantuk dan apa Jennie tidak lelah karena kita sempat memasak untuk makan siang juga malam tadi?"

"Tidak Jennie tidak mengantuk, Jennie juga tidak lelah karena memasak bersama Lisa"

"Lalu apa yang ingin Jennie lakukan sekarang, hum?"

"Berkeliling, apa Lisa mau menggendong Jennie sambil berkeliling apart Lisa?" ujar Jennie dengan menatap penuh binar hazel indah di depannya.

"Tapi setelahnya Jennie harus tidur, okay? Jika Jennie menolaknya maka Lisa tidak akan mau menggendong Jennie, berkeliling apart"

Awalnya Jennie mengerucutkan bibirnya, karena mendengar perkataan Lisa. Namun sekarang, senyumnya terukir begitu manis ketika Lisa mengecup mesra pipi kanannya.

"Bagaimana, apa Jennie mau?" tanya Lisa lagi dan tanpa berpikir panjang Jennie pun, menganggukkan kepalanya.

"Kalau begitu Lisa akan menggendong Jennie, ingin di depan atau di belakang?"

"Depan saja, karena Jennie ingin seperti bayi koala!!" pekik riang Jennie yang tentunya membuat Lisa terkekeh gemas.

"Kenapa menggemaskan sekali, eoh?! Lisa rasa Lisa tidak akan kuat jika harus terus-menerus, menghadapi tingkah Jennie yang seperti ini" Jennie hanya tersenyum kala mendengarnya.

Perlahan Lisa mengangkat tubuhnya dan menggendongnya, seperti apa yang ia ucapkan tadi. Tentunya ia semakin di buat jatuh hati oleh wanita bertubuh jangkung di depannya ini. Lisa terlalu sempurna untuk dirinya, ia bersyukur karena bisa mendapatkan dan memilikinya.

Tuhan memberikan seorang pengganti yang begitu di luar ekspektasi dirinya, ia kira Lisa tidak akan seromantis dan seintens ini dalam menjalani sebuah hubungan. Ternyata lebih dari itu, Lisa benar-benar sosok yang selama ini ia inginkan.

"Ingin ke bagian mana dulu? Kali ini Lisa akan menuruti perkataan Jennie, tunjuklah arahnya"

Jarak antara wajah Jennie dengan Lisa sangatlah dekat, bahkan sampai membuat ujung hidung keduanya saling bersentuhan satu sama lain.

"Kamar" bisik Jennie yang tentunya membuat kening Lisa mengerut.

"Bukankah Jennie ingin berkeliling? Di kamar tidak ada ruangan lagi, paling hanya ada bal—

CHUP

"Jennie rasa netflix and chill di kamar jauh lebih menyenangkan, dibandingkan berkeliling apart Lisa yang luas ini" ujar Jennie sambil mengusap penuh kasih sayang, kedua pipi Lisa.

Bandaids (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang