18. Bayi Menggemaskan

3.3K 423 22
                                    

Rose baru saja memasuki apartemen milik Jisoo, yang dimana sekitar 20 menit lalu kekasih gelapnya itu mengirimkan alamatnya ke pada dirinya. Jadi, ia menolak tawaran jemputan dari Nayeon dan Irene karena ia sudah tidak bisa lagi menunggu lama.

Namun ada sesuatu yang mengganggu pikirannya yaitu, tentang pertemuan tiba-tibanya dengan Jennie tadi, entah kenapa ia mulai berpikiran yang tidak-tidak. Terlebih di pikirannya saat ini muncul banyak pertanyaan yang bercabang di kepalanya.

"Apa Jennie sudah mengetahui semuanya?" gumam Rose saat ia ingin memencet bel pintu apart Jisoo.

Apalagi tadi, Jennie bersama seseorang yang sepertinya kekasih barunya. Dan apa Jisoo sudah mengetahui hal ini? Lalu apa yang akan Jisoo lakukan ketika dia mengetahuinya? Apa ia akan di putuskan begitu saja oleh Jisoo? Atau mungkin Jisoo akan lebih memilihnya di bandingkan Jennie?

"Hufffttt, aku harap aku tidak merasakan rasa sakit nantinya" lirih Rose bersamaan dengan pintu apart Jisoo yang terbuka.

"Hai? Ada apa? Kenapa wajahmu terlihat panik?" ujar Rose saat Jisoo keluar dari dalam apart.

"Masuklah, ada suatu hal yang harus aku urus" dingin Jisoo tanpa menatap manik coklat terang milik Rose.

"Apa aku boleh ikut denganmu, hon?"

"Aku hanya sebentar, sekarang masuklah!"

"Apa itu bersangkutan dengan Jennie? Jika iya, maka aku akan segera pergi dari sini. Karena kehadiranku hanya angin lalu untukmu, kan?"

Jisoo menghela nafasnya, lalu ia menatap wanita berambut blonde itu dengan tatapan yang sulit di artikan. Memang apa yang Rose katakan itu tidak sepenuhnya salah, saat ini ia memang ingin pergi menghampiri Jennie. Katakanlah ia brengsek atau wanita kurang ajar, karena mencintai dua orang dalam waktu yang bersamaan.

"Aku jauh-jauh datang kemari untuk menemuimu, tapi nyatanya kamu malah ingin menemui orang lain. Silahkan saja, aku tidak akan melarangmu lagi, dari awal memang hubungan kita ini salah"

"Ya memang salah bahkan sangatlah salah! Kamu datang untuk menggodaku dan dengan mudahnya kamu menghancurkan hubunganku dengan Jennie!"

"Itu karena kamu yang mudah tergoda dan terbuai oleh sentuhanku Kim Jisoo, kamu bahkan sangat menikmatinya, bukan?! Jika saja kamu dapat menahannya, ini tidak akan terjadi!"

Tangan Jisoo mengepal erat, amarahnya benar-benar sudah memuncak. Terlebih ia dan Rose yang juga sama-sama naik darah saat ini.

"Okay, kita sama-sama salah disini. Aku minta maaf dan sekarang kamu masuk, Istirahatlah" ucap Jisoo yang lebih memilih untuk mengalah.

"Ck! Lalu kamu akan datang ke tempat Jennie? Apa kamu mengetahui alamatnya? Bukankah sekarang, dia tinggal dengan kekasih barunya itu? Huh, kekasihnya bahkan terlihat begitu sempurna aku yakin dia sudah melupakanmu, Kim Jisoo" ujar Rose dengan kekehan kecil di akhir kalimatnya.

Mata Jisoo membulat sempurna, dari mana Rose tahu tentang ini?

"Jika kamu masih bersikeras untuk menemui Jennie, maka temui saja dia. Jangan menangis jika nantinya kamu hanya mendapatkan rasa sakit, darinya. Aku akan beristirahat di dalam, semoga sukses!"


_::_::_


Keesokan siang hari di kota Paris, dimana Jennie yang kini sedang menceritakan masa kecilnya pada Lisa, dimana dulu ia pernah terjatuh di danau saat ingin mengambil topi bergambar kelinci. Ia juga baru saja selesai terapi berjalan bersama dokter fisioterapi tersayangnya ini.

"Kau tahu, orang-orang disana awalnya hanya menatapku sebelum akhirnya, para remaja berteriak kencang dan meminta bantuan? Jika di ingat-ingat kembali, aku tidak sadarkan diri saat itu. Bahkan mereka yang menolong sudah panik, karena jantungku yang sempat berhenti berdetak"

Bandaids (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang