5. I Love You, But I'm Letting Go

3.4K 467 43
                                    

"Dimana Jennie, apa terapi jalannya sudah selesai?" tanya Hye Kyo, begitu Jisoo, Irene dan Nayeon keluar dari ruangan.

"Jennie masih di dalam Mom, bersama dokter Lalisa" jawab Jisoo.

Mata Irene membulat tak percaya, begitu ia melihat Jennie memeluk pinggang Lisa dengan begitu eratnya. Ia baru saja ingin menutup pintu yang tinggal sedikit lagi, tertutup rapat.

"Gue rasa, Jennie memiliki hubungan tersembunyi dengan dokter muda tadi" bisik Irene pada Nayeon, ia juga segera menutup pintu ruangan fisioterapi itu, dengan rapat.

"Benarkah? Apa lo melihat sesuatu di dalam?"

"Akan gue jelaskan nanti" Nayeon menganggukkan kepalanya, mengerti.

"Kita menunggu mereka di kantin rumah sakit saja, Mommy juga sudah memberi pesan pada Jennie kalau kita menunggunya di kantin" jelas Hye Kyo.

"Baik Mom, karena perutku juga sedikit lapar" kekeh Nayeon membuat Hye Kyo tersenyum manis ke arahnya.

"Pesan apapun yang kamu inginkan, Mommy akan membayarnya untukmu"

Nayeon menganggukkan kepalanya dengan bersemangat, lalu ia menarik lembut lengan kanan Irene untuk ia rangkul. Kemudian Hye Kyo berjalan terlebih dahulu, diikuti Jisoo yang berjalan di belakangnya.

"The spectacular couple of the month is won by a cheating partner" gumam Irene dengan senyum lirihnya.


_::_::_



Jennie terus memeluk Lisa tanpa mau melepaskannya. Wanita berpipi mandu itu, bahkan hampir menangis jika saja Lisa tidak menangkup kedua pipinya dan menatapnya.

"Kenapa Lisa hanya diam saja saat Jisoo menggenggam kedua tangan, Jennie? Kenapa Lisa bersikap seolah kita tidak dekat? Kenapa Lisa berubah saat Jisoo dat—"

"Kita memang harus seperti ini, Jen. Sebelum akhirnya, hanya rasa sakit yang kita berdua rasakan. Aku ingin mengantisipasinya terlebih dahulu dan aku juga tidak akan lagi menjadi dokter fisioterapimu. Aku akan meminta izin pada direktur untuk berganti pada temanku, So Hee semoga saja beliau menyetujuinya" ujar Lisa sambil melepas lembut kedua tangannya yang berada, di pipi mandu Jennie.

"Tidak bisakah kamu tetap, menjadi dokter terapiku ini? Tidak apa jika semisalnya kamu ingin menjauh dariku, tapi aku mohon untuk tetap menjadi dokter fisioterapiku, Li" pinta Jennie dengan kedua matanya yang sudah berkaca-kaca.

"Baiklah, aku akan tetap menjadi dokter terapimu. Tapi, kita tidak akan sedekat sebelumnya. Aku akan mencoba untuk menjaga jarak denganmu, kita hanya akan sebatas dokter dan pasiennya. Seperti apa yang sudah pernah aku katakan padamu, mengerti?"

"Ya, aku mengerti" lirih Jennie.

Lisa pun kembali menangkup kedua pipi Jennie, ia mengusap lembut lelehan air mata wanita bermata, seperti kucing itu.

"Jangan menangis, lebih baik aku antar kamu ke Mommy dan lainnya" ujar Lisa namun Jennie, menggelengkan kepalanya.

"Bukankah Lalisa sudah berjanji, akan mengajak Jennie ke apart milik Lisa hari ini?"

"Lisa memang sudah berjanji, tapi tidak sekarang yah? Mungkin disaat semua rasa yang Lisa miliki untuk Jennie sudah memudar dan sudah tidak ada lagi rasa di hati Lisa untuk Jennie, maka Lisa akan mengizinkannya. Maaf jika Lisa terkesan egois bagi Jennie" lirih Lisa yang menatap sendu Jennie.

Saat ini benih-benih cintanya dengan Jennie, sedang berada di fase bermekaran dan sudah seharusnya ia menahan Jennie, untuk tidak terlalu dekat dengannya.

"Selesaikan dulu masalah Jennie dengan Jisoo, jika Jennie memang ingin bersama Lisa. Karena Lisa tidak ingin menjadi orang ketiga, diantara hubungan kalian berdua. Lisa antar Jennie ke Mommy, ya?"

Bandaids (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang