11. Sakit Tak Sanggup

3.5K 488 23
                                    

Jennie sudah berada di kamarnya tapi, hatinya masih terasa resah entah karena apa, bahkan sedari tadi pikirannya terus tertuju pada dokter muda, yang sempat di bentaknya tadi.

Apalagi ketika melihat raut wajah Lisa yang seketika berubah menjadi dingin dan lebih banyak diam. Jennie tidak suka melihatnya seperti itu, karena beberapa hari ini ia selalu mendapatkan Lisa yang selalu tersenyum manis padanya.

"Seharusnya aku tidak memikirkannya, Lisa hanya dokter fisioterapiku tidak lebih, tapi aku argghh!" Jennie tidak bisa lagi melanjutkan kata-katanya, wanita berpipi mandu itu terdiam cukup lama.

"Apa manusia menyebalkan itu tidak pernah sekalipun, melihat kondisiku ini? Atau Daddy memang sudah benar-benar mengusirnya dan tidak boleh bertemu denganku? Jika memang iya, maka aku bersyukur akan itu" ujar Jennie sambil melihat kedua kakinya yang ia gerakan-gerakan.

Setelahnya pikiran Jennie kembali tertuju pada Lisa, rasanya dokter muda itu memang pernah menjadi bagian terpenting di memori barunya. Buktinya, Lisa selalu ada di pikirannya dan tidak bisa dihilangkan begitu saja.

"Lagipula kenapa aku membentaknya? Yaishh, aku menyesal sekarang" lirih Jennie dengan sedikit menundukkan kepalanya.

Sore ini ia seorang diri rumah, karena kedua orang tuanya kembali sibuk dengan urusan pekerjaan. Sedangkan Irene dan Nayeon sedang berbelanja untuk kebutuhan mereka disini, karena baju dan beberapa barang lainnya yang mereka bawa tidaklah banyak.

Tapi penjagaan ketat di lakukan oleh Arsenio, dengan menyiapkan 10 bodyguard untuk menjaga Jennie. Ia tidak akan membiarkan sosok wanita yang sudah menyakiti anaknya kembali, bertemu begitu saja dengan Jennie.

"Lebih baik aku tidur saja" ujar Jennie, karena ia tidak tahu harus melakukan apa.

Ponselnya juga ia tidak tahu taruh dimana, tidak ada yang penting juga menurutnya. Jadi, tidur adalah solusi terbaik disaat dirinya tidak tahu ingin berbuat apa.


_::_::_



Sekitar pukul 7 malam, Lisa baru saja keluar dari toko bunga terkenal di pusat kota Paris. Ia sudah memantapkan dirinya untuk kembali memperjuangkan cintanya, pada Jennie. Jika malam ini ia memang tidak memiliki kesempatan untuk memperjuangkan Jennie, maka ia akan mundur dan memendam perasaannya untuk selama-lamanya.

Semoga saja malam ini ia bisa membuat Jennie, kembali mencintanya. Ia ingin wanita berpipi mandu itu tahu, kalau dirinya pernah dicintai begitu tulus oleh Jennie.

"Aku harap kamu menyukainya" ujar Lisa sambil menatap blue roses yang dibelinya, dengan penuh senyuman.

Lisa, kini berjalan menuju mobil Porsche 911 Turbo S hitamnya, menuju kediaman keluarga Kim. Entah apa yang akan ia dapatkan malam ini, kebahagiaan kah atau malah kesedihan yang nantinya akan ia dapatkan.

Senyumnya terus tercetak di bibir tebalnya, hatinya berdebar kencang saat sebentar lagi ia tiba. Hanya tinggal membelokkan stir mobilnya ke kanan dan akhirnya ia tiba, di halaman pekarangan rumah Jennie.

Sebelum turun, Lisa mengambil blue roses yang sempat di belinya. Lalu ia membuka pintunya dan mulai berjalan ke pintu utama rumah Jennie. Tadi ia sempat bertegur sapa dengan salah satu bodyguard Jennie, yang memang sudah mengenalnya.

"Semoga malam ini, menjadi malam yang tidak akan terlupakan untuk kita" gumam Lisa sambil sedikit menundukkan kepalanya, menatap kembali blue roses di tangannya.

Saat Lisa ingin menaiki beberapa anak tangga, ia melihat Jennie tengah memeluk seseorang. Dimana Jennie masih duduk di kursi rodanya dan memeluk erat pinggang seseorang yang berdiri di depannya.

Lisa tersenyum, hatinya terasa di remas oleh tangan tak kasat mata. Malam ini benar-benar akan menjadi malam yang tak terlupakan, baginya. Sampai akhirnya Jennie melepaskan pelukannya dan mata hazelnya bertemu pandang dengan mata kucing milik, Jennie. Ia masih bertahan dengan senyumnya sampai-sampai Jennie mengerutkan keningnya, menatap bingung ke arahnya.

"Kamu pasti akan memaafkannya, sesakit apapun luka yang diberikan olehnya. Semoga kalian terus bersama sampai maut memisahkan kalian, ini untukmu. Saya membelinya karena bunga ini begitu cantik, saya harap kamu menyukainya. Permisi"

Ya wanita yang dipeluk Jennie adalah Jisoo, ia yakin jika keduanya akan kembali bersama setelah ini. Jadi tidak akan ada lagi kesempatan untuknya, lagipula yang diingat oleh Jennie adalah Jisoo bukan dirinya.

"LISA SAYA BISA JELASKAN, INI TIDAK SEPERTI APA YANG KAMU KIRA. LISA!!"

Suara teriakan Jennie mulai terdengar di pendengarannya, tapi langkah kakinya membawanya untuk cepat-cepat keluar dari kediaman keluarga Kim.

"Dari awal memang seharusnya kita tidak saling mencintai, kini hanya aku yang akan menanggung betapa sakitnya, luka ini. Tapi itu tidak apa, karena kamu memang diciptakan untuk merasakan kebahagiaan bukan untuk merasakan rasa sakit seperti ini, Jen"


_::_::_


Air mata Jennie meluruh begitu derasnya, ia tidak tahu kenapa. Tapi rasanya begitu sakit ketika ia melihat, hazel indah itu berkaca-kaca. Jisoo juga masih berdiri di depannya, wanita itu datang secara tiba-tiba dan membuat keributan di rumahnya.

Jadi mau tidak mau, ia keluar dan membiarkan Jisoo menemuinya. Tentunya, ia sudah tidak memiliki rasa apapun terhadap wanita berambut coklat gelap itu. Ia juga hanya memeluk Jisoo, sebatas teman tidak lebih.

"Kamu sangat mencintainya dibandingkan kamu mencintaiku, itu terjadi disaat kamu belum mengingat semuanya, kamu selalu bersamanya menghabiskan banyak waktu berdua. Sampai akhirnya kamu mengingat kembali semua memori penting di dalam hidupmu, tapi kamu tidak mengingatnya. Seseorang yang begitu kamu cintai, kejarlah sebelum semuanya terlambat" lirih Jisoo, dimana ia mencoba untuk merelakan Jennie walau rasanya begitu sulit.

"Aku pamit, semoga kamu menemukan kebahagiaanmu. Maaf karena aku tidak bisa menjaga perasaan cinta kita dulu, kamu harus bahagia Jennie" tambah Jisoo.

Jennie mengepalkan tangan kanannya, bunga yang Lisa berikan untuknya semakin membuat hatinya terasa sakit. Kenapa ia tidak mengingat memori barunya saja, kenapa ia tidak bisa mengingat Lisa.

Rasa takut mulai menjalar di hatinya, terlebih ia tidak mengetahui dimana tempat tinggal Lisa. Ia hanya bisa menangis tersedu-sedu, dengan blue roses di tangannya.














TBC









Sangat singkat bukan???
mwuehehe mwuehehe

Jangan nangis ygy Jisoo udah sadar tpi gk tau juga yhhh mwuehehe

Bandaids (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang