The Crown Prince in the Jade Pendant

Chapter 23 - Meticulous Fabrication

Setelah kelas dibubarkan, Deng Momo tiba-tiba menyadari bahwa dia telah meninggalkan sesuatu dan hanya bisa kembali untuk mengambilnya.

Ketika dia berjalan ke koridor terbuka, dia tiba-tiba menemukan Chu Jin Miao juga.

"Nona Muda Keempat?" Deng Momo terkejut, "Kelas sudah lama dibubarkan, jadi mengapa kamu masih di sini?"

Chu Jin Miao menutup bukunya, "Hari ini, Momo telah mengajar dengan baik dan aku merasakan beberapa emosi. Masih ada aroma yang tertinggal di mulutku, aku tidak bisa tenang untuk waktu yang lama, jadi aku tetap membaca untuk sementara waktu."

Deng Momo melangkah maju dan ketika dia melihat kata-kata Chu Jin Miao di buku, dia berkata dengan takjub, "Nona Muda juga telah membaca [Kisah baru dari dongeng dunia 世说新语]?"

"Seseorang tidak berani. Aku hanya membolak-balik beberapa halaman selama waktu luangku."

Deng Momo menunjuk ke arah kata-kata di buku, bertanya, "Kamu sudah menulis semua ini?"

"Aku telah membacanya sebelumnya dan dengan demikian menulisnya dengan santai." Chu Jin Miao agak malu dan dengan membalikkan tangan, menutup buku itu dan berdiri. "Seseorang membiarkan Momo melihat lelucon."

Deng Momo, bagaimanapun, menggelengkan kepalanya sebelum mengambil buku Chu Jin Miao dan membaliknya dengan kasar. Dia melihat ada tanda tinta yang tersebar di berbagai bagian buku dan beberapa di antaranya sudah tua. Dari pandangan pertama, itu adalah buku yang sering dibaca dan bahkan ada wawasan yang ditulis. Deng Momo tersenyum dan menganggukkan kepalanya setelah dia melihat mereka, "Nona Muda Keempat mengejutkanku. Buku-buku ini tidak muncul dalam ujian Kekaisaran dan oleh karena itu laki-laki jarang membacanya. Orang tidak mengira Nona Muda Keempat telah membacanya berkali-kali. Pembacaan sastra yang luas dari Nona Muda Keempat telah membuat hamba tua ini malu."

"Seseorang tidak berani. Semoga Momo tidak berbicara seperti itu." Chu Jin Miao melambaikan tangannya sambil tersenyum, "Aku hanya akan membacanya dengan main-main dan tidak perlu berpartisipasi dalam ujian, jadi bagaimana bisa dibandingkan dengan keterampilan dan usaha kakak laki-laki."

"Nona Muda Keempat terlalu rendah hati." Deng Momo tersenyum. Dia terbiasa mendengar orang lain berbicara tentang bakat Nona Muda Keempat, tetapi hari ini dia menyaksikannya. Dia tiba-tiba merasakan perasaan menghargai bakat karena sulit menemukan nona muda yang cerdas dan rajin belajar. Deng Momo bertanya dengan lembut, "Nona Muda Keempat, sudah larut, saatnya makan di Nyonya Tua. Kenapa tidak ada yang mencarimu?"

Chu Jin Miao tersenyum pahit, "Status apa yang aku miliki? Bagaimana mungkin ada seseorang yang akan mencariku?"

Deng Momo tiba-tiba mengerti. Meskipun Nona Muda Keempat memiliki gelar nona muda, identitas aslinya bukanlah nona muda dari keluarga Chu. Nona muda ini memang menyedihkan. Dia telah tinggal di keluarga itu selama tiga belas tahun tetapi tiba-tiba mengetahui bahwa dia bukan anggota keluarga ini dan yang sebenarnya adalah orang lain. Deng Momo merasa kasihan karena kehidupan wanita berbakat akan selalu sangat menyedihkan. Semakin dia memikirkannya, semakin dia merasa kesal, "Nona Muda Keempat tidak perlu sedepresi ini. Dengan bakatmu ditampilkan, hanya masalah waktu itu akan bersinar. Bahkan jika mutiara tertutup debu, selama itu adalah mutiara, akan ada hari dimana seseorang akan bertemu dengan seseorang yang berilmu!"

"Berterima kasih kepada Momo atas kenyamananmu." Chu Jin Miao membungkuk kepada Deng Momo tetapi senyum di wajahnya tidak bertahan lama dan dipenuhi dengan kesedihan dan kekhawatiran, "Aku juga ingin bertemu dengan seseorang yang berilmu, seperti yang Momo sebutkan. Namun, aku memiliki identitas yang canggung dan tinggal di kediaman Marquis dengan status yang tidak jelas, jadi aku khawatir aku tidak akan dapat bertemu dengan orang itu. Aku juga tidak pernah berpikir bahwa aku salah terbawa dan telah menempati identitas status dan posisi orang lain dalam hidup. Sudah merupakan kebaikan yang besar bagi kediaman Marquis untuk mempertahankanku dan aku tidak akan berani meminta lebih. Beberapa kata yang dikeluhkan orang lain, aku pantas mendapatkannya karena aku bersalah sejak lahir. Aku awalnya merasa bahwa jika ada tempat yang memungkinkanku untuk membaca, itu akan baik-baik saja tetapi sayangnya, itu hanya harapanku yang luar biasa."