The Crown Prince in the Jade Pendant

Chapter 26 - The Truth Is Revealed

Setelah melihat Qin Yi, Chu Jin Yao merasa sangat bersalah. Hari ini, dia telah memperingatkannya meskipun ada bahaya, tetapi dia bersikeras melakukannya dengan caranya sendiri. Dia tidak merasa bahwa dia salah tetapi merasa bahwa dia telah mengecewakan niat Qin Yi.

Mata Qin Yi sepertinya tertutup es ribuan mil. Dia duduk di seberang dan berkata kepada Chu Jin Yao, "Berikan tanganmu."

Suaranya tidak berfluktuasi ketika dia mengucapkan kata-kata itu tetapi seperti puluhan ribu busur ditarik, ada tekanan yang sangat besar. Chu Jin Yao mendengarnya dan dengan patuh mengulurkan tangannya.

Qin Yi memegang ujung jari Chu Jin Yao dengan tangannya yang hampir transparan dan dengan hati-hati memeriksa lukanya. Chu Jin Yao awalnya memiliki lapisan tipis kapalan di tangannya, tetapi setelah kembali ke kediaman Marquis Chang Xing, mereka telah banyak memudar karena dia sangat berhati-hati. Bahkan kulitnya menjadi jauh lebih cerah. Karena itu, setelah dipukuli, telapak tangannya membengkak, membuatnya terlihat sangat menakutkan.

Qin Yi dibesarkan di Istana dan semua wanita yang berhubungan dengannya semuanya dimanjakan dan memiliki kulit yang lembut dan daging yang lembut. Dia hampir secara tidak sadar merasa bahwa wanita seperti porselen halus ini. Ketika dia berada di kediaman Marquis Chang Xing, meskipun dia tidak senang pada awalnya, dia masih secara bertahap mengajari Chu Jin Yao etiket, mengajarinya menulis, dan setelah itu memberinya bimbingan yang cermat terhadap skema halaman dalam. Selama dia hadir, tidak ada yang berani berurusan dengan para pelayan, terutama yang berasal dari Istana Timur. Selain itu, Chu Jin Yao adalah seseorang yang sangat dia jaga, tetapi dia dipukuli hingga keadaan seperti itu.

Qin Yi menjaga wajahnya tetap tenang dan tidak berbicara. Chu Jin Yao secara bertahap menjadi agak gelisah dan berkata kepadanya dengan lembut, "Aku baik-baik saja. Kelihatannya serius, tapi tidak terlalu sakit. Aku dibesarkan dengan bebas dan tidak selembut nona muda yang mulia itu. Hal-hal ini sebenarnya bukan apa-apa bagiku."

Qin Yi dengan ringan menyentuh telapak tangan Chu Jin Yao dan dia langsung tersentak tak terkendali. Qin Yi tahu bahwa dia masih menggunakan terlalu banyak kekuatan. Dia menarik tangannya dan menatap Chu Jin Yao sebelum menghela nafas, "Sudah seperti ini dan kamu masih mengatakan bahwa itu tidak serius?"

Chu Jin Yao tidak bisa menjawab. Qin Yi melihatnya lagi sebentar dan berkata, "Aku ingat ada sejenis salep yang sangat efektif. Setelah dioleskan, bekas luka pun cepat sembuh tanpa meninggalkan bekas. Aku ingat itu disebut... Krim Penenang Giok. Perintahkan pelayanmu untuk mencarinya di gudang."

"Krim Penenang Giok?" Chu Jin Yao terkejut, "Aku ingat pernah mendengar dari BiaoMei dari keluarga Lin bahwa Krim Penenang Giok adalah obat terbaik untuk luka, dan itu selalu ditawarkan sebagai penghargaan. Bahkan kediaman Pangeran Huai Ling mungkin tidak memilikinya, jadi bagaimana ini bisa ditemukan di gudang Marquis Chang Xing?"

Alis Qin Yi terjepit, "Ini adalah penghargaan? Aku tidak ingat. Maka lebih baik bagiku untuk melakukannya."

Ketika Chu Jin Yao mendengarnya, dia ketakutan setengah mati dan dengan cepat berkata, "Sebaiknya kamu tidak tiba-tiba tertarik untuk merampok upeti. Ini adalah masalah di mana seseorang dapat dipenggal! Aku menemukan bahwa semua obat ini sama. Tidak apa-apa hanya menggunakan obat dari Kakak Sulung. Aku bisa melihatmu, jadi logikanya, orang lain juga bisa melihatmu. Kamu tidak boleh bertindak gegabah!"

Qin Yi tidak mengatakan apa-apa lagi, "Kamu tidak perlu khawatir tentang ini. Beri aku obatnya. Krimnya harus dioleskan dengan tebal baru keefektifannya akan terlihat saat bangun besok pagi."

"Aku hanya melukai satu tangan jadi aku bisa melakukannya sendiri." Chu Jin Yao mengambil botol obat dan berniat untuk menggunakan obat itu sendiri. Bagaimanapun, Qin Yi adalah laki-laki, meskipun dia adalah roh, dia merasa itu tidak pantas.