The Crown Prince in the Jade Pendant

Chapter 66 - My Wife

Putra Mahkota benar-benar datang sepagi ini? Chu Jinxian terkejut, dan mereka berdua harus berhenti dan berdiri untuk menyambut Putra Mahkota.

Namun, ketika kedua Mama di samping Permaisuri Xiao Qi melihat ini, mereka mengerutkan kening dan berkata, "Nona Kelima, kamu dan Putra Mahkota tidak boleh bertemu, ini bukanlah sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh seorang wanita yang memiliki aturan."

Sementara Qin Yi ditemani oleh Marquis Changxing, Zhao Jiazhi dan yang lainnya, dia berjalan menuju Aula Rongning.

Marquis Changxing bertanya kepada Qin Yi, "Yang Mulia, mengapa kamu ingin datang ke Taiyuan?"

"Aku akan pergi ke Datong untuk menyerahkan kekuatan militerku dan melewati Taiyuan, jadi aku mampir."

Mampir? Marquis Changxing dan putra serta menantunya berkata dalam hati "Oh" dan tidak menanyakan jalan seperti apa yang mereka lewati. Marquis Changxing terus bertanya: "Apakah itu berarti Yang Mulia akan tinggal di ibukota selamanya?"

Qin Yi memberikan jawaban "hmm" yang santai sebagai jawaban. Meskipun Qin Yi secara teoritis adalah menantu Marquis Changxing, Marquis Changxing tidak berani mengambil posisi ayah mertuanya di depan Putra Mahkota, ia tetap mematuhi etiket seorang penguasa dan menterinya seperti yang ia lakukan di masa lalu dan berdiri di sisi Qin Yi, menemani Qin Yi ke bagian belakang ruangan. Di belakang Marquis Changxing dan Qin Yi, ada juga banyak orang yang mengikuti di belakang mereka, di antara mereka ada para pemuda dari Kediaman Marquis, serta para pelayan yang datang ke Kediaman Marquis sebagai tamu.

Setelah mereka melewati ambang pintu, Qin Yi dengan santai menyebutkan, "Marquis Changxing, apa rencanamu setelah ini?"

Qin Yi merasa tidak baik baginya untuk memanggil calon ayah mertuanya 'Chu Jing', dan tidak benar memanggilnya sebagai ayah mertua sebelum pernikahan dilangsungkan, jadi dia memikirkannya dan berkompromi dengan memanggil marquis dengan gelarnya. Marquis Changxing tidak memperhatikan detail ini, dia malah membeku pada pertanyaan Qin Yi, Putra Mahkota bertanya apa rencana masa depan, apa artinya ini?

Marquis Changxing bertanya ragu-ragu: "Yang Mulia, apakah maksudmu pengaturan rumah sederhana untuk putri bungsu, atau pengaturan untuk belajar generasi muda..."

Qin Yi tidak menjawab dan berkata, "Aku ingat bahwa Marquis Changxing pertama diresmikan di ibukota, dan hanya memindahkan keluarganya kembali ke rumah leluhurnya setelah sepuluh tahun atau lebih sebagai pejabat ibukota. Aku ingin tahu apakah Marquis Changxing Tua meninggalkan warisan untuk membiarkan keturunan keluarga Chu tinggal di Taiyuan?"

Tidak ada yang namanya warisan, Marquis Changxing Tua juga ingin kembali ke ibukota, tetapi posisi resmi di ibukota tidak mudah didapat, mereka telah melakukan beberapa upaya untuk mencapai puncak, Marquis Changxing berkata: "Mendiang Ayah-ku tidak memiliki warisan, ketika dia masih hidup, dia menasehati kami untuk bekerja keras untuk meningkatkan diri, tetapi sayangnya kami tidak cukup baik untuk memenuhi niat orang tuanya."

Qin Yi mengeluarkan "hmm" dan tiba-tiba berkata, "Jika Marquis Changxing bersedia melakukannya, pindah kembali ke ibukota juga bukan ide yang buruk. Aku ingat masih ada lowongan di Kamp Tentara Kelima untuk menteri militer, Marquis Changxing menjaga Taiyuan, dan prestasinya luar biasa, dan Kamp Tentara Kelima juga membutuhkan menteri yang setia dan jenderal yang baik sepertimu. Apa pendapat Marquis Changxing?"

Marquis Changxing membeku, beberapa Tuan Muda dari keluarga Chu yang mengikuti di belakang tidak jelas tentang apa itu menteri militer dari Kamp Tentara Kelima, dan bertanya kepada rekan-rekan mereka dengan suara rendah, sementara orang-orang yang telah bergabung dengan pemerintahan sipil sudah tercengang ketika mendengar tentang Kamp Tentara Kelima.

Marquis Changxing tiba-tiba bereaksi terhadap fakta bahwa Putra Mahkota bertanya kepadanya apakah dia bersedia pergi ke Kamp Tentara Kelima, dan dia bahkan tidak segera menjawab! Marquis Changxing kembali ke akal sehatnya, tidak lagi ragu-ragu, dan menjawab dengan satu tegukan, "Aku terkejut, terima kasih, Yang Mulia."