The Crown Prince in the Jade Pendant

Chapter 138 - Extra Story: Selection

Update ulang, ada part yang ketinggalan

Petugas istana baru saja menyampaikan pesan bahwa Nona Keenam dari Kediaman Adipati Fuguo mengalami masalah.

Adipati Fuguo sebelumnya menemani tentara dalam ekspedisi militer selama Insiden Xuanfu. Selama insiden tersebut, dia mati-matian melindungi kaisar dan meninggal karena kelelahan. Qin Yi tidak ingin memperlakukan pejabat yang mati demi negara dengan kasar, jadi dia mengampuni kejahatan Kediaman Adipati Fuguo dan mengizinkan mereka untuk mewarisi gelar pada tingkat yang sama. Putra Sulung Adipati Fuguo yang sah juga terbunuh dalam pertempuran, dan putra-putra di bawahnya tidak sah atau terlalu muda. Kemudian, ibu dari Adipati Fuguo mengambil alih dan mewariskan gelar tersebut kepada Rumah Tangga Kedua, yang merupakan adik dari Adipati Fuguo.

Nona Keenam ini adalah putri sah dari Adipati Fuguo yang baru saja diangkat.

Nona Wu Keenam ini tidak tahu cara berjalan, bagaimanapun juga, dia secara tidak sengaja berjalan ke depan dan bahkan bertemu dengan Qin Yi. Qin Yi berjalan keluar dengan orang-orang dan tiba-tiba melihat seorang wanita, jadi dia secara alami berkemas dan menyerahkannya langsung ke Chu Jinyao. Sekarang Nona Wu Keenam telah dikirim ke aula samping, dan dikatakan bahwa Nyonya Adipati Fuguo telah pergi.

Setelah petugas istana selesai berbicara, dia dengan gugup menatap Chu Jinyao, tetapi Chu Jinyao sangat acuh tak acuh. Dia bahkan mendengarkan permainan saat ini sebelum akhirnya berdiri dan menggunakan alasan berganti pakaian untuk berjalan menuju aula samping.

Linglong mengerutkan kening begitu dia mendengar tentang masalah ini. Sekarang saat dia berjalan keluar dari panggung, Linglong berbisik, "Niangniang, bagaimana kita harus menangani masalah Nona Wu?"

"Tidak penting bagaimana kita menanganinya, yang penting adalah apa yang ingin dilakukan oleh Nona Adipati Fuguo atau Kediaman Adipati Fuguo di belakangnya."

Linglong dengan jelas memahami misteri itu dan tetap diam, mengikuti Chu Jinyao menuju aula samping.

Di aula samping, Nyonya Adipati Fuguo baru yang beruntung sedang menggendong putrinya dan menghiburnya. Setelah mendengar laporan dari pejabat istana, dia menyeka air mata di wajah putrinya dan berbisik, "Nona Keenam, jangan menangis dulu. Pergilah dan bicaralah dengan Permaisuri untuk ibu."

Chu Jinyao berjalan ke aula utama dan langsung duduk di kursi utama. Setelah memberikan penghormatan, Fuguo Furen duduk di samping dan dengan lembut mengeluarkan saputangan untuk menyeka sudut matanya. "Permaisuri, putriku tidak terbiasa dengan jalan di istana dan secara tidak sengaja memasuki wilayah pelataran depan, tanpa sengaja menabrak Yang Mulia. Mohon sampaikan permohonan maaf hamba atas nama hamba yang telah mengganggu Yang Mulia. Ini benar-benar tidak sopan."

"Fuguo Furen, kamu terlalu sopan." Chu Jinyao tersenyum dan berkata, "Bukan apa-apa, Yang Mulia, dia tidak terlalu peduli dengan gadis kecil yang tidak tahu apa-apa. Namun, Bengong mengkhawatirkan, bagaimana Nona Keenam bisa tersesat dan secara tidak sengaja memasuki taman di halaman depan? Tidak ada pelayan istana atau kasim yang bisa menunjukkan jalan sejauh itu? Anehnya, Nona Keenam tersesat sampai ke halaman depan."

Fuguo Furen dengan canggung berkata, "Aku tidak tahu, mungkin kebetulan memiliki lebih sedikit orang pada saat itu. Permaisuri, kamu lihat, gadis kecil itu masih menangis sekarang. Dia memiliki kulit yang tipis, dan dia belum pernah melihat pria selain kakaknya. Apa yang terjadi hari ini benar-benar..."

Chu Jinyao tidak menjawab percakapan itu, dan Fuguo Furen duduk lebih lama. Melihat dia tidak bereaksi, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak berteriak, "Permaisuri?"

Chu Jinyao tersenyum dan menatap Nyonya Fuguo, berkata, "Bukankah ini masalah keluarga dari Kediaman Adipati? Untuk kepentingan apa bengong? Nona Keenam, apakah dia akan memelintir rambutnya untuk menjadi biksu atau akankah dia melayani Buddha dengan lentera biru dan Buddha kuno? Furen yang akan memutuskan."