Mungkin belajar melupakan mu , itu lebih baik jika memang sudah menjadi takdir untuk aku mengikhlaskan mu...
.
.
.
.@_elmuhdorsyrfha
Selesai revisi
"Nanti pas ijab qobul aku pakai baju apa? ngak mungkin kan aku cuman pakai gamis biasa seperti ini"
umairah menunduk melihat gamis berwarna abu abu yang dia kenakan, humairah pun mencoba membuang semua fikiran yang tidak baik dari dalam hati nya.
"Ngak apa apa nikah sederhana aja dulu nanti kalau aku sudah lulus sekolah baru deh rayain besar besaran"
Ucap humairah sambil menyemangati diri nya sendiri, semenjak di Pondok Pesantren humairah dan teman teman nya sering menghayali tentang pernikahan, Padahal sebelumnya waktu humairah masi di SMA tidak perna sekali pun humairah memikirkan tentang pernikahan humairah malah sibuk dengan geng motor nya dan balapan.
Tapi saat di pondok pesantren, saat mendapatkan teman teman yang selalu membuat nya bahagia dan menjadi berbeda dari humairah yang dulu, sekarang malah semua sahabat nya sangat satu frekuensi dengan nya.
Mereka sering menghayal suatu saat akan menikah dengan laki laki yang tampar berwibawa dan pintar, dengan acara pernikahan yang mewah, tidak tahu kenapa wanita wanita sangat sering menghayalkan hal itu, seperti humairah dan teman teman nya salah satu nya.
Bu nyai dan mama humairah pun selesai menyiapkan makanan, dan bu nyai meminta izin untuk memanggil Gus nabil Gus raihan dan pak kiyai.
"Zahrah mbak mau panggil raihan dan nabil dulu ya"
"Iya mbak, saya juga mau memanggil humairah"
bu nyai pun bejalan menuju ruang tamu karena dia mendengar suara orang yang sedang berbicara di sana, saat sedang berjalan bu nyai melihat Gus raihan sedang duduk termenung di gazebo yang ada di taman samping ndalem.
Bu nyai pun mendekat dan memanggil Gus raihan untuk mengajak nya sarapan pagi.
"Raihan"
Saat mendengar nama nya di panggil Gus raihan pun tersadar dari lamunannya dan menoleh dari sumber suara yang memanggil nama nya.
"Umma, iya umma"
"Kamu kenapa di sini sayang ayok masuk kita sarapan"
"Iya umma nanti saja raihan ngak lapar raihan.... "
"Umma tahu sifat kamu han, kalau kamu lagi banyak fikiran pasti kamu ngak mau makan, tapi kamu harus belajar ikhlas han mungkin ini jalan yang terbaik untuk kamu, dan ini juga sudah keputusan abi. "
Bu nyai tahu ada hal yang di sembunyikan oleh Gus raihan akhir akhir ini dia sering melamun dan menyendiri, bu nyai juga bisa merasakan apa yang Gus raihan rasakan saat ini, tapi harus bagaimana lagi kalau sudah takdir nya seperti ini.
"Ya sudah ayok ikut umma masuk kita sarapan, sebentar lagi kan acara adek kamu akan di mulai"
Bu nyai mengelus bahu Gus raihan untuk menyemangatinya agar dia tidak merasa sedih lagi, dan mengajak Gus raihan untuk masuk dan sarapan bersama di ruang makan.
"Iya umma"
Saat mereka masuk sudah ada pah kiyai humairah Gus nabil dan mama papa nya yang sudah mulai sarapan, sudah ada nasi goreng yang di buat oleh mama humairah tadi, Gus raihan pun duduk di samping pak kiyai.
Humairah pun sudah selesai sarapan , dan humairah lasung membereskan piring itu dan meletakkan di belakang.
Saat humairah mencuci piring bekas dia makan tadi tangan nya terasa licin dan piring itu terjatu, di lantai.
"PRANGG... "
"astaghfirullah, ya Allah piring nya jatuh"
Karena letak dapur dan ruang makan lumayan jauh jadi tidak ada yang mendengar suara piring yang terjatuh
Saat humairah sedang membersihkan piring yang pecah itu lalu ada seseorang yang membantu nya, saat humairah melihat ada tangan seseorang yang membantu nya,humairah menoleh.
"Gus raihan? "
"Sini biar saya bantu, hati hati nanti tangan kamu kena pecahan piring nya"
Humairah masih mematung di tempat,ini pertama kali nya dia melihat Gus raihan sedekat ini sampai aromah parfum Gus raihan bisa tercium.
Gus raihan mengangkat kepala nya dan melihat humairah yang termenung melihat nya, Gus raihan tersenyum dan melambaikan tangan nya di depan wajah humairah.
"Humairah, humairah"
"Astaghfirullah"
Humairah pun tersadar dari lamunannya, dan langsung menundukan kepala nya sambil ber'istifar dia merasa sangat malu kepada Gus raihan kenapa dia bisa bisa nya melamun seperti itu.
"Maaf Gus"
"Kenapa minta maaf? Emang kamu ada buat salah, oh atau soal piring ini, ngak apa apa kok kamu kan ngak sengaja menjatuhkannya, iya humairah tadi umma manggil kamu"
"Bu nyai panggil saya Gus? "
"Iya kata umma kamu harus siap siap,piring ini biar saya saja yang membersihkannya kamu masuk saja"
"Ngak Gus biar saya saja, kan saya yang menjatuhkannya"
Humairah menolak dia tidak enak kalau gus raihan yang harus membersihkan bekas pecahan piring yang terjatuh.
"Ya sudah kita bersihkan sama sama"
Gus raihan pun membantu humairah membersihkan susah pecahan piring itu, saat gus raihan dan humairah membersihkan piring itu.
"Bil, tolong panggilkan humairah kenapa dia lama sekali di dapur dia harus siap siap, acara nya akan di mulai sebentar lagi"bu nyai menyuruh gus nabil untuk menaggil humairah, bu nyai heran kenapa humairah begitu lama di dapur.
"Iya umma nabil panggil dulu"
Saat gus nabil bejalan ke arah dapur gus nabil seketika berhenti ketika melihat humaira sedang bersama Gus raihan.
"Humairah, umma suruh kamu ke ruang makan sekarang juga"
Saat mendengar ada yang memanggil humairah gus raihan dan humairah berhenti dari aktifitas mereka, dan menoleh ke arah suara itu.
"Gus nabil,iya gus''
"Eh, bil, kenapa bil"
Tanya gus raihan pada gus nabil,yang berdiri di depanya dan humairah.
"ngak mas nabil cuman di suruh umma untuk memanggil humairah kata umma humairah harus siap siap sekarang"
"oh gitu,humairah kamu pergi masuk saja dulu biar...."
Maaf ya kalau banyak typo nya soalnya aku juga lagi belajar 🙏☺
Mksih juga udah baca cerita nya semoga suka ya, jangan lupa vote ya😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Di balik seribu jendela(END)
Fiksi Remaja"Apa pun yang terjadi selalu sama saya ya humairah, saya tidak tau bagaiman saya tanpa kamu" Maaf sebelumnya untuk pembaca lama atau pembaca yang baru baru ada beberapa chapter yang saya revisi, ada beberapa chapter yang saya ganti karena menurut sa...