part 1

16.4K 696 18
                                    

Pagi hari sesosok ayah sekaligus ibu untuk kedua putrinya, sedang sibuk bolak-balik antara dapur ke meja makan. Ya,dia sedang menyiapkan sarapan untuk kedua putri nya. "ka zee,angel ayo turun sayang, sarapan dulu." panggil mas cio sedikit meneriaki kedua putrinya yang masih belum muncul juga ke ruang makan.

"iya tunggu pa!." balas keduanya, tak kalah lantang dari sang papa.

Begitulah suasana pagi di kediaman harland, begitu riuh oleh sahutan teriak dari ayah dan anak-anak nya.
Tak lama dari itu datanglah kedua putrinya yang sudah rapih menggunakan seragam, berhubung hari ini adalah hari senin jadinya mereka sudah harus kembali berkegiatan belajar setelah melewati akhir pekan selama dua hari.

"kalian sarapan,papa mau pergi ke kantor duluan soalnya ada meeting bentar lagi,bye sayang." ucap mas cio berpamitan kepada kedua putrinya, tak lupa memberikan kecupan di kening masing-masing.

"daaah papa, semangat cari uangnya biar bisa sekolahin anaknya ke luar negri." ucap christy sambil mencium tangan sang papa juga memberikan kecupan di kedua pipinya. Begitupun dengan zee, mengikuti sesuai dengan yang adiknya lakukan pada papa nya.

"kalian juga semangat sekolah nya? jangan jahil, harus perhatiin guru kalau lagi jelasin pelajaran,di depan pak ibnu udah nunggu kalian ya." pesan mas cio, sekali lagi dia kecup kening kedua putrinya juga pipinya, barulah pergi meninggalkan mereka menuju kantor.

Selain harus mengurus perusahaan dengan beribu karyawan, papa juga harus mengurus kedua putrinya yang sangat berharga dalam hidupnya. Setiap hari papa juga harus menyiapkan kebutuhan anak-anak terlebih dulu sebelum berangkat ke kantor, seperti membangunkan mereka, menyiapkan seragam nya bahkan sarapan nya pun harus papa yang masak. Pasti kalian bertanya memang nya gak ada art ataupun pekerja lainnya? jawabannya ada, tapi kalau untuk urusan kedua putri nya itu prioritas utama alias gak boleh ada campur tangan orang lain termasuk art ataupun juru masak. Tugas art hanya membersihkan rumah dan masak untuk makan siang saja,makan malam biasa nya papa juga yang akan masak tapi kalau sempat, terkadang kepepet sama kerjaan kantor barulah papa minta tolong art.

Mengelola perusahaan sudah menjadi keahlian nya,tapi dia juga tak kalah ahli dalam mengelola bahan makanan menjadi hidangan yang sangat menggugah selera untuk keluarganya. Sedari dulu papa memang suka memasak bareng sama istrinya jadi dia sudah terbiasa melakukan pekerjaan rumah yang satu itu hingga saat ini dia pun masih melakukan nya, apalagi sang istri sudah tidak ada dalam kehidupan mereka.

"dek ayo berangkat udah keburu siang nih." ajak zee sambil menarik pergelangan tangan christy yang masih mengunyah nasi goreng buatan papa.

"sabar ka zee dikit lagi sarapan nya, kasian nanti nangis nasinya kalau gak dihabisin." jawab christy yang selalu ingat ucapan dari papa nya itu.

"ayo christy nanti telat,sekolah kita kan lumayan jarak nya dari rumah." kata zee masih berusaha menarik adiknya yang masih duduk di kursi makan.

"sabar ka!sarapan aku masih ada. Lagian ini buatan papa sayang kalau enggak dihabisin, ka zee aja sarapan nya masih sisa itu." balas christy masih terus menyuapkan nasi goreng ke dalam mulut nya.

"yaudah kamu bawa aja piring nya ke mobil,aku bawain tas sama sepatu kamu jangan lupa piring aku juga tolong di bawain." titah zee,lalu beranjak dari duduknya dan membawakan sepatu serta tas adiknya menuju mobil yang akan mengantarkan mereka ke sekolah.

Christy mengikuti zee di belakang nya, dengan membawa piring sarapan mereka masuk ke dalam mobil dan membuat heran pak ibnu selaku supir pribadinya itu. "ya ampun non cantik kok piring nya dibawa toh?" ucap pak ibnu menoleh sebentar pada keduanya.

"sarapannya masih ada pak, sayang kalau gak dihabisin, nanti papa marah." jawab christy yang sudah duduk di kursi sebelah kanan.

"ayo pak ibnu kita berangkat sekarang nanti takut nya telat lagi." instruksi zee yang baru saja masuk setelah menyimpan tas dan sepatu adiknya di kursi samping adiknya, sedangkan zee duduknya di sebelah pak ibnu.

Mas DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang