16. GURAUAN AXEL

150 9 0
                                    

Happy Reading!

Jangan lupa komen di paragraf yang menurut kalian menarik yaa!!

°•°•°🦋°•°•°

Siang ini, Avenna akhirnya terbebas dari Calza. Cewek itu tiba di rumahnya dengan diantar oleh sopir Regina.

Kini gadis itu tengah menonton drakor di laptopnya didalam kamar. Saat sedang asik menonton, pintu kamarnya terbuka.

"Kenapa nggak bilang kalau udah pulang, hm?"

"Hehe, lupa, Kak." Avenna menampakkan senyumnya.

"Seneng nginep disana?" tanya Kendra lagi, dia duduk disamping adiknya.

"Aku rate sih lima per sepuluh."

"Kok cuma lima?"

"Tempat tidurnya panas banget, mana nggak ada AC lagi," ujarnya.

"Kok nggak ada?"

"Kamar yang aku tempatin itu kamar tamu, terus AC-nya lagi rusak katanya, yang nyala cuma di kamarnya Calza sama Tante Regina. Selain dua kamar itu semua rusak." Tutur Avenna pada sang kakak.

"Kok nggak tidur bareng Calza aja?" Kendra menaik turunkan alisnya merayu.

"Apaan sih, Kak?! Aku nggak mau ya!" Gretaknya.

"Iya-iya. Bagus kalau gitu." Kendra terkekeh. "By the way, Calza udah mendingan?"

"Udah."

"Kakak denger pas Mama telfonan sama Tante Regina muka Calza bonyok ya?"

"He'em, tapi udah nggak separah kemarin."

"Emang tuh anak ngapain sampe gitu? Berantem?"

"Kata Tante Regina gitu, tapi Tante juga masih nebak soalnya Calza nggak mau ngasi tau," celetuknya.

Kendra mangguk-mangguk mengerti, "di sekolah Calza punya musuh emangnya? Gimana dia di sekolahan?"

"Setau aku nggak ada sih, Kak. Semua pada takut sama Calza."

"Mereka semua tau kali Calza anak investor besar sekolah kamu."

"Maybe."

"Oh ya, aku baru inget. Mungkin waktu aku sama Calza masuk ruang BK, Calza pernah ngomong gitu sama guru BK-nya, bisa jadi kesebar trus semua murid pada tau." Cerocos Avenna, tanpa ingat dia harus menyembunyikan hal itu dari kakaknya.

"Masuk BK?" Tanya Kendra dengan tatapan mengintrogasi.

"Astaga, mulut gue keceplosan!" Batinnya, merutuki mulutnya yang asal ceplas-ceplos.

Avenna tersenyum kikuk, "eem, nggak kok, Kak."

"Jujur? Kakak rasa kamu bohong."

"Ju-Jujur, aku nggak-"

"Mana ada orang ngomong jujur gagap gitu ngomongnya, jawab jujur, Dek. Kakak nggak bakal marah." Jelas Kendra. "Tapi nggak tau ntar gimana," lanjut Kendra dalam batinnya.

"Iya, aku masuk ruang BK sama Calz-"

"Alasannya?" Tegas Kendra menyela.

"Panjang ceritanya, Kak Ken."

"Intinya aja."

"Guru BK-nya cuma salah paham aja, Kak. Udah gitu aja sih, Kak." Sahut Avenna, mana mungkin ia menjelaskan semuanya pada Kendra, bisa-bisa kakaknya itu akan menghabisi Calza.

CALZA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang