08. PERKARA TUGAS GAMBAR

324 101 21
                                    

Happy Reading!

°•°•°🦋°•°•°

Pagi ini Avenna akan berangkat sekolah bersama Kelsya. Kelsya bilang ia bosan berangkat bersama Aldan dan Delvin karena Aldan, bocah itu tidak henti-hentinya menggoda Kelsya.

Kelsya sebentar lagi akan sampai di rumah Avenna dan Kendra. Kelsya mengambil handphone dan menekan nomor Avenna lalu menghubunginya.

"Halo, Ven. Gue udah deket nih, lo tunggu depan gerbang ya," suruh Kelsya.

"Oke, Kel!"

Kelsya mematikan sambungannya. Sekarang sahabat Avenna itu sudah sampai didepan gerbang rumah Avenna. Terlihat Avenna sudah menunggu disana. Kelsya pun menghentikan mobilnya.

"Avennaaa!" panggil Kelsya lantang.

"Akhirnya lo nyampe juga. Kenapa nggak bareng sama Aldan, Delvin?" Avenna bertanya kepada sahabatnya itu. Soalnya tak biasa Kelsya menjemputnya. Bisa dibilang ini pertama kali.

"Gue muak sama si Aldan, Ven! Lo tau kan kalau dia deket gue kek gimana?" sahut Kelsya yang masih didalam mobil.

Avenna mengangguk mengerti, "ya itu karena lo nggak pekaan, Kel! Gue rasa si Aldan emang serius suka sama lo!"

"Sorry, ya. Ogah gue sama dia!" Kelsya memutar matanya jelous.

"Siapa tau aja kalau lo nerima dia, dia bakal kalem dikit." ujar Avenna.

"Ih, kok malah bahas Aldan sih? Mending lo naik terus kita berangkat sekarang juga!"

"Iyaaa, Kelsyaa!" Balas Avenna.

Setelah Avenna masuk kedalam mobil Kelsya, dari gerbang Avenna keluarlah mobil Kendra dengan Kendra memakai kaca mata hitamnya menambah ketampanan kakak Avenna itu.

Kendra memberhetikan mobilnya untuk berpamitan dengan adiknya. "Dek. Kakak mau ke kantor Papa. Kemungkinan baliknya agak malem, kamu diem baik-baik di rumah."

"Iya, Kak. Hati-hati!" sahut Avenna.

Kendra pun melajukan mobilnya menjauh. Kelsya sedari tadi menatap Kendra kagum. Tentu saja karena dia tidak pernah melihat Kendra sebelumnya, walaupun dia sering mengerjakan tugas di rumah Avenna mungkin kakak Avenna itu sedang sibuk bekerja.

Avenna menepuk pundak Kelsya yang masih bengong itu. "Kel! Lo kenapa?!"

Kelsya menatap Avenna serius, "I-itu kakak lo, Ven?" tanyanya.

"He'em, kenapa emangnya?"

"GANTENG BANGET, GILAA!!" Kelsya berteriak sampai satpam rumah Avenna juga menatap Kelsya heran.

"Siapa dulu dong?! Kakak gue!" sombong Avenna.

"Dia cowok paling ganteng yang pernah gue liat, Ven! Gue suka yang dewasa-dewasa gitu!!" pekik Kelsya sembari mengigit kuku jari tangannya.

Avenna memutar bola matanya malas, "jadi lo naksir sama kakak gue?!"

Kelsya mengangguk mantap, "Iya, Ven! Lo bantu deketin gue sama kakak lo dong!!" seru Kelsya.

"Bagi nomornya boleh kan, Ven!" lanjut Kelsya menampakkan puppy eyes-nya.

"Halah, lo, Kel! Lo nggak kasian sama Aldan?!"

"Gue nggak suka sama Aldan, Ven!" elaknya.

"Tapi kalau lo mau nomor telepon kakak gue, lo harus minta sendiri ke dia!" Balas Avenna.

"Ish! Kok lo gitu sih, Ven?!" rengek Kelsya.

Avenna hanya menggidikkan bahu acuh. Ia melirik jam yang bertengger manis di pergelangan tangannya. Seketika mata Avenna terbuka lebar.

CALZA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang