Bagian 39

556 24 1
                                    

🌹🥀🥀
.
.
.
✨ Happy Reading ✨
.
.
.
🌹🥀🥀

Menghapus air matanya yang tidak bisa berhenti mengalir putri berlari keluar tanpa menoleh kebelakang lagi, lain halnya Darren yang melihat kepergian putri dengan tatapan yang sulit diartikan.

Setelah tadi putri berlari tak tentu arah, ia merasa legah karena bisa lolos dari kejaran para bodyguard suruhan darren, disinilah Putri sekarang di sebuah taman yang lumayan jauh dari kantor darren,

Putri duduk di bangku yang tersedia di taman tersebut, menerawang awal pertemuannya dengan Darren, hari-hari yang sudah mereka lewati begitu banyak warna, dulu putri merasa Tuhan begitu baik padanya memberikan keluarga yang begitu harmonis, kehidupan yang begitu mewah juga dihadirkan sosok pria yang begitu sempurna sebagai pendamping hidupnya, ia tidak pernah menyangka pada akhirnya ia akan merasakan kehidupan rumah tangga yang begitu menyakitkan seperti sekarang. hidup dengan penuh sandiwara dan kebohongan. terjebak dalam balas dendam pria yang amat ia sayangi.

Putri menundukkan kepalanya, lalu tangannya terangkat untuk mengelus permukaan perutnya yang sudah nampak berisi, putri mengulas sebuah senyuman manis, perasaannya selalu bergetar kala ia memegang perutnya, dulu ia kira perutnya agak berisi karna sering makan dan ngemil tidak ia sangka ternyata bawaan hamil, bayangan bayi ada dikandungannya selalu menghadirkan getaran haru bagi putri.

"nak, maafkan mommy karna kamu harus hadir didalam hubungan menyakitkan ini hiks, disini kamu jadi korban mommy dan Daddy mu hiks m-maafkan mommy karena tidak bisa memberikan keluarga bahagia yang kamu inginkan, tapi mommy janji akan menjaga dan menyayangimu sepenuh hati" gumam putri lirih mengelus perutnya

Putri memang tidak mengerti dunia kehamilan, apalagi menjadi seorang ibu tapi putri berjanji kepada calon anaknya, jika putri akan menjadi ibu terbaik di dunia untuk anaknya. Itu janji putri, tidak akan membiarkan anaknya merasakan arti kesepian apalagi merasa iri dengan anak-anak lain yang mempunyai kedua orang tua. Kedua mata Putri terasa memanas, putri harus bisa membuat anaknya tidak akan merasakan dan mengalami rasa sakit ditolak kehadirannya oleh Daddy nya.

Setelah menenangkan diri, putri bangkit ingin beranjak, putri tiba-tiba menginginkan sesuatu untuk dimakan, putri berniat tidak pulang dulu malam ini ia perlu waktu untuk menenangkan diri, nanti setelah makan ia akan mencari hotel disekitaran sini, namun sepertinya keinginannya harus ia urungkan karena keberadaannya sudah diketahui para bodyguard pria itu.

Putri heran, apasih mau pria itu? bukankah ia tidak menginginkannya tapi kenapa Darren harus menyuruh bodyguard nya mengejar dan mencari keberadaannya seperti ini, bukankah dengan tidak adanya putri di mansion maka mereka bisa bahagia dan pria itu bisa bebas berduaan dengan selingkuhannya.

"Mari nyonya ikut kami ke mansion?" ucap salah satu bodyguard darren tegas berusaha lembut

"Aku tidak mau pulang malam ini" ucap putri penuh penekanan

Mendengar ucapan putri, salah satu bodyguard menyentuh alat kecil yang ada di telinganya, lalu tak berselang lama bodyguard itupun berbicara, sepertinya sedari tadi bodyguard itu terhubung dengan seseorang, seseorang yang memerintahkan mereka.

sekedar info bodyguard yang sekarang mengepung putri berjumlah 10 orang, hebatkan pria itu mengerahkan anggotanya sampai segitunya seolah-olah pria itu takut kalau putri meninggalkannya.

"Maaf nyonya anda harus ikut dengan kami, tolong kerja samanya sebelum kami berbuat kasar" ucap bodyguard itu dingin

mau tak mau putri harus ikut dengan mereka, putri tidak mau mengambil resiko yang akan membahayakan kandungannya, hanya karena anak yang ada dalam kandungannya yang membuat putri tetap sabar menerima ini semua dan demi anaknya juga putri tidak bisa berbuat nekad.

A Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang