Prolog

2.6K 422 17
                                    

Update.....






Update....





Update....






Ready??






Happy Reading

-------------

Gwendolyn Penwood yang biasa dipanggil Gwen melemparkan berkas yang ia pegang ke atas meja kerjanya, ia menghembuskan napas panjang setengah kesal. Ia berjalan menuju kursinya dan menghempaskan tubuhnya, ia memejamkan matanya untuk mencoba beristirahat. Proposal yang ia buat dan persiapkan selama dua bulan di tolak hanya dalam waktu setengah jam.

"Rencana ini terlalu ambisius, Miss Penwood."Ia dapat mengingat perkataan Mr. Littmann, salah satu pemegang saham yang cukup kolot dalam menerima perubahan.

"Saya rasa membangun satu rumah sakit di Kongo bukanlah rencana ambisius bagi yayasan kita." Gwen membantu pria itu, ia memandang kepada semua yang hadir dengan pandangan tegas.

"Rumah sakit ini akan sangat berpengaruh bagi semua orang yang ada disana." sambungnya lagi.

"Kita sudah pernah membangunnya tapi dihancurkan orang-orang yang tidak berpendidikan." bantah Mr. Littmann.

"Justru itu, ini kesempatan kita, lagipula wilayah yang kita akan tuju sudah mempunyai tentara UN yang menjaga." Gwen mencoba untuk tidak menggertakkan giginya mendengar bantahan pria itu.

"Itu sama saja membuang-buang uang yayasan, kita bisa alokasikan uang tersebut ke program yang kita tahu akan berhasil." Pria itu masih tidak mau kalah.

"Tapi.."

"Bagaimana kalau seperti ini." Mereka terdiam ketika mendengar ibunya, Karenina Penwood yang menjadi direktur Yayasan membuka suara dari kepala meja.

"Rencana Gwen sebenarnya tidaklah buruk, sudah berapa tahun kita tidak mempunyai program di Afrika, semenjak program yang dibuat ibu mertuaku dulu." Nina berkata.

Gwen melemparkan pulpen yang ia pegang ke atas meja.

"Tapi kita juga tidak bisa menganggap biasa saja kejadian dengan penduduk di sana, uang yang akan kita pakai juga tidak sedikit jika nantinya rumah sakit itu hanya akan beroperasi sebentar saja." sambung wanita itu lagi.

"Gwen, aku ingin kau pergi ke Kongo untuk melihat secara langsung tempat dan juga situasinya, berikan laporan pada kami disini lalu kami akan memutuskan apakah program rencanamu akan dapat dilaksanakan." Ibunya memandang ke arahnya penuh tanya.

"Baik, aku akan pergi kesana." Ia menutup map yang ada di hadapannya.

Ini program miliknya dan ia akan melakukan apa saja agar programnya dapat berjalan.

My Heart, HersWhere stories live. Discover now