Chapter 25

2K 435 88
                                    

Update...







Update...







Update...







Ready??







Happy Reading

--------------

Gwen melemparkan tasnya ke atas tempat tidur, ia menarik napas panjang. Akhirnya ia berada di rumah lagi, Kamarnya tidak berubah sama sekali. Gwen berpaling ketika pintu kamarnya di ketuk.

"Masuk." serunya, seorang pelayan masuk sambil membawa tasnya. Tak berapa lama ibunya masuk sambil membawa minuman dingin.

"Sudah berapa lama aku tidak menginap disini, Mom?" tanya Gwen sambil duduk dipinggir tempat tidur.

"Terakhir kali kau tidur di sini saat kau dan William tiba dari Kongo." Nina mengangsurkan gelas berisikan jus tersebut yang langsung diambil Gwen sambil mengucapkan terima kasih.

"Jadi William pernah berada di rumah ini?" Nina mengangguk sebagai jawaban untuk Gwen.

"Dia membuat uncle Nial mengumpat sepanjang malam saat mereka bermain kartu." Gwen tertawa. "Siapa yang menang?" tanyanya lagi.

"Siapa lagi kalau bukan dada-mu." Nina mengelus rambut Gwen dengan lembut.

"Honey, mungkin kau tidak mengingat hal ini. Tapi aku bisa pastikan kalau aku dan dada-mu tidak salah memilih William untuk menjadi suamimu." Wanita yang sudah berumur tersebut berkata kepada Gwen.

"Aku tahu, Mom. Aku tahu kalian selalu menginginkan yang terbaik buat aku dan Savina, walau Savina pernah salah jalan." Gwen berkata sambil tertawa.

"Aku mendengar hal itu." Sebuah kepala menyembul dari ambang pintu yang terbuka, Gwen melihat kakak perempuannya itu berjalan masuk dan langsung berbaring di tempat tidurnya.

"Tampaknya walaupun Gwen kehilangan tentang William, dia masih bisa tetap menerima pria itu." goda Savina membuat Gwen mengambil bantal dan memukul kakak perempuannya itu.

"Diam." seru Gwen. Savina tertawa keras.

"Darl." Seruan Al dari arah tangga itu membuat Nina menggelengkan kepalanya, ia bangkit berdiri.

"Aku datang." serunya lalu menatap kedua putrinya tersebut.

"Turun tepat waktu saat makan malam, Lilian berkata ingin makan malam disini." sambung ibunya. Gwen dan Savina menganggukkan kepala. Kedua wanita itu memandang Nina keluar dari kamar dan menutup pintu.

My Heart, HersWhere stories live. Discover now