Chapter 1

2.3K 378 29
                                    

Update....








Update...






Update...






Ready??







Happy Reading

-------------

London, United Kingdom

Gwen berjalan masuk ke apartemen yang ditinggali sekarang dengan nyawa setengah melayang, sudah hampir dua hari ini ia tidur hanya dua jam untuk menekan pekerjaan yang akan ia tinggalkan selama dua minggu ini. Ia telah mendelegasikan pekerjaan tersebut kepada Maria, salah satu rekan kerjanya. Setelah menggantung kunci yang ia pegang ke gantungan kunci yang ada di samping pintu, ia menyalakan lampu apartemennya. Ia melepaskan sepatu dan juga melemparkan tasnya sembarangan, Gwen berjalan menuju dapur, ia meletakkan bungkusan makan cina yang ia beli dalam perjalanan pulang tadi. Menimbang sebentar sebelum berjalan menuju kulkas untuk melihat apa yang ia punya untuk menjadi pendamping makan malamnya.

Ia berdecak kecil melihat kulkasnya kosong melompong, jika Savina masih tinggal bersamanya kulkas ini akan selalu terisi penuh. Tangan Gwen terulur untuk mengambil roti yang ia sendiri lupa kapan ia membelinya, ia melihat tanggal kadaluarsa yang habis empat hari lalu. Gwen melemparkan roti itu ke arah kitchen island dan meraih susu kotakan yang isinya masih setengah dan memeriksa tanggal kadaluarsanya, ia kembali berdecak bahwa susu itu sudah tidak layak minum.

"Well, nama belakangku Penwood, Tinggal di kawasan Chelsea tapi isi kulkasku mencerminkan sisi miskinku." gumannya.

Gwen menatap kantong plastik berisi makanan cina dan menarik napas panjang. "Aku harus puas dengan dirimu." Ia duduk di kursi bar yang berhadapan dengan kitchen island, mengambil sumpit dan memisahkannya. Satu tangannya memeriksa ponsel pekerjaan yang tersisa.

Ia mengerutkan kening ketika ponselnya berdering dan menampilkan nama ibunya di caller id, dengan segera ia menjawab panggilan tersebut.

"Mom." sapanya.

"Gwen, jam berapa kau berangkat besok?" tanya Nina. Gwen mengerutkan keningnya. "Jam sepuluh pagi aku sudah berada di airport."

"Baiklah, kau akan bertemu dengan William Prescott disana." Nina memberitahu putri bungsunya.

Kening Gwen berkerut. "Who?"

"Mom, aku kesana bukan untuk jumpa fans." gerutnya setengah kesal kepada ibunya, ia mendengar ibunya berdecak kecil.

"William Prescott, pria yang akan menjadi suamimu." Nina memberitahu anak perempuannya itu setengah kesal.

"Mom!" Protes Gwen tak terima.

My Heart, HersWhere stories live. Discover now