Chapter 3

2.2K 423 50
                                    

Update...






 Update...





 Update...







Ready??








Happy Reading

------------

"Will." Panggilan itu membuat ia yang baru keluar dari tendanya berpaling, ia melihat Nathan berlari menghampirinya. Keningnya berkerut ketika melihat sahabatnya itu malam ini berdandan dengan cukup cermat.

"Kau mau keluar kamp?" tanya William. Nathan menggelengkan kepala. "Aku mendengar calon istrimu sedang berada di tenda makan."

William langsung menyikut perut pria itu dan memberikan tatapan penuh ancaman."Tutup mulutmu rapat-rapat, dia dan semua orang yang ada di sini tidak mengetahui tentang hal itu."

"Yang benar saja?" Tanya Nathan setengah berseru dan langsung mengaduh ketika William kembali menyikutnya, ia mengumpati pria itu.

"Kau tidak ingin memberitahu dirinya?" Pria yang telah menjadi sahabatnya beberapa tahun ini bertanya lagi.

"Tidak," jawab William singkat.

Nathan langsung merangkul pundak sahabatnya itu, yang langsung di tepisnya. William memberi jarak sambil terus bergegas menuju tenda untuk makan malam.

"Kau harus mendengar para tentara berbicara mengenai wanita yang menjadi calon istrimu itu." Perkataan Nathan membuat langkah kaki Will terhenti.

"Mereka berbicara apa?" tanyanya ingin tahu. Nathan mendengkus melihat sahabatnya itu merespon dengan cepat pembicaraan tentang Gwen.

"Mereka mengatakan kecantikan murni, bertanya-tanya apakah Gwen sudah mempunyai kekasih." Sahabatnya itu memberitahu dengan santai, ia berdiri diam. Nathan berseru ketika pria itu tiba-tiba kembali berjalan tanpa mengatakan apapun, ia mengejar pria itu.

"Thomas yang bertugas menjemputnya tadi bersama Duncan mengatakan bahwa wanita itu sangat rendah hati padahal ayahnya seorang bangsawan yang terkenal di London." sambung pria itu. William mencoba untuk tidak tersenyum ketika mengingat wanita itu menggunakan kemeja Fendi miliknya untuk menekan luka seorang wanita.

"Ayahnya sudah menghubungi Duncan secara langsung untuk meminta bantuan dan memperhatikan putrinya, tapi sang putri dengan tegas mengatakan kepada Duncan bahwa ia tidak ingin diistimewakan." Ia memandang Nathan yang masih memberikan informasi gratis.

"Dan kau mendengar hal itu dari?" Nathan terkekeh. "Tentu saja dari Thomas yang menjadi mata kita semua."

"Jadi setelah mendengar hal itu, apakah kau tidak ingin memberitahukan siapa dirimu padanya?" William berpikir sejenak, lalu menggeleng. "Aku rasa waktunya belum tepat."

My Heart, HersWhere stories live. Discover now