Chapter 13

1.8K 417 73
                                    

Update...






Update...






Update...






Ready??






Happy Reading

------------

"Apakah hasil MRI untuk Mrs. Sanders sudah keluar?" tanya William kepada Dena yang sedang berada di meja perawatan.

"Siang ini dipastikan keluar, dok." jawab wanita itu.

William mengangguk. "Baiklah, berikan padaku dan katakan pada George agar memilih waktu untuk operasi Mrs. Woods."

"Baik, dok." Dena mencatat semua yang dikatakan William.

"Dok, ada tamu yang menunggu Anda di ruangan Anda." Kening William berkerut ketika mendengar perkataan Dena.

"Siapa?" tanyanya, ia tidak merasa mempunyai janji hari ini.

Apakah Gwen? Tidak mungkin wanita itu datang tanpa memberitahu dirinya, lagipula Gwen sedang disibukkan dengan mengisi rumah mereka dan  juga presentasinya untuk proyek di Kongo.

"Alexander Penwood." Jawaban Dena itu membuatnya meringis dan langsung berjalan cepat menuju ruangannya.

"Uncle Al, maafkan aku membuat kau menunggu lama." William berkata meminta maaf ketika melihat pria itu duduk santai di kursi sambil memegang ponselnya.

Pria itu tersenyum sambil menggelengkan kepala. "Tidak apa-apa, aku masih bisa menyelesaikan satu rapatku."

William mengambil tempat di depan ayah Gwen tersebut. "Ada keperluan apa kau mencariku? Apakah kau sakit?"

Al menggelengkan kepalanya, ia memasukkan ponselnya ke dalam kantong jas. Pandangannya tertuju ke arah buket bunga yang ada di belakang William.

"Dari Gwen?" tanya Al. William mengikuti arah yang di tunjuk Al dan mengangguk. "Ya, Dia bersikeras untuk mengirimkan bunga setiap minggu, alasannya agar kantorku tidak dingin seperti diriku."

Pria yang seumuran ayahnya itu tertawa . "Anak itu sangat berbeda." Ia mendesah pelan. "Apakah kau punya waktu untuk minum kopi?"

William melirik jam yang tergantung dan mengangguk. "Tentu saja."

"Kalau begitu temani aku minum kopi." Al berdiri kemudian terdiam, ia menoleh ke arah William yang memandang tak mengerti. "Jangan katakan pada Nina, aku minum kopi. Dia akan memenggal kepalaku."  William tersenyum lalu mengangguk. "Mulutku terkunci rapat."

Kedua pria itu keluar dari ruangan William dan berjalan menuju lift. Willam berhenti di depan meja perawat, ia melihat Dena sedang bekerja di depan komputer.

My Heart, HersWhere stories live. Discover now