18-Ngidam Kedua

87.8K 4K 139
                                    

Kalau ada hal yang paling menyebalkan, maka Kalila akan menjawab bahwa mengidam adalah hal yang paling menyebalkan. Parahnya lagi, anak yang ada di kandungannya ingin dia mencium Abit walau hanya sekadar kecupan biasa.

Gadis itu menggigit kecil bibir bawahnya, juga mengelus perutnya yang sudah mulai membuncit. Kenapa juga permintaan anak di kandungannya ini aneh? Kenapa tak mengidam ingin makan sesuatu? Atau hal lain. Mengidam ingin dicium Abit adalah hal paling mustahil yang akan diwujudkan oleh dirinya sendiri.

"Kamu mintanya jangan yang aneh-aneh dong, kemarin juga kamu aneh banget," gumam Kalila.

Gadis itu melihat jam dinding yang tertempel di dinding tepat di atas pintu kamarnya, waktu telah menunjukkan pukul sembilan malam.

Kalila menghela napasnya panjang, dia berkali-kali berdecak kesal lantaran keinginan aneh ini. Karena kesal, Kalila pun memilih keluar dari kamarnya, memilih untuk mengisi perutnya dari pada harus menuruti keinginan yang mustahil untuk dikabulkan.

Ibu hamil usia dua puluh satu tahun itu berjalan menuju dapur, sesampainya langsung membuka lemari es dan melihat isinya. Ada cup cake, ada donat, ada buah-buahan juga ada banyak minuman serta makanan mentah.

Kalila tak ingin repot, dia ingin memakan donat juga beberapa buah yang ingin dia makan. Setelah selesai memakan apa yang dia inginkan, nyatanya keinginan besarnya sejak awal ingin dicium Abit sama sekali tak hilang.

Kalila ingin teriak rasanya kalau tak mengingat rumah ini ada penghuninya selain dirinya. Bersyukur semua keluarga Abit langsung ke kamar masing-masing bila sudah selesai dengan kegiatan yang lainnya.

Dari pada dia terus uring-uringan, Kalila memilih untuk ke ruang tengah, memilih untuk menonton TV di sana. Tak lupa juga gadis itu membawa cup cake yang ada di kulkas, menjadikan cup cake tersebut sebagai camilan.

Baru juga gadis itu sampai dia ruang tengah, dia terkejut melihat keberadaan Abit tertidur di ruang tengah, baju Abit juga masih dengan baju pagi tadi saat dia ke kampus. Dari wajah Abit, sangat terlihat jelas kalau dia sangat lelah, apalagi Kalila dapat mendengar dengkuran Abit walau tak begitu keras.

Kalila menggigit kecil bibir bawahnya, dia menghampiri Abit dan duduk tepat di bawah. Mata gadis itu melihat wajah Abit yang sangat kelelahan, kemudian turun ke bibir Abit yang merah.

Apa dia harus mencuri ciuman Abit demi keinginan anaknya? Bagaimana kalau ketahuan?

Kalila celingak-celinguk, mewanti-wanti barangkali ada yang datang atau ada yang melihatnya, kemudian dia mencari keberadaan CCTV. Dia menghembuskan napasnya lega karena tak ada orang juga tak ada CCTV.

Lalu ibu hamil itu mendekatkan wajahnya pada Abit, dia sedikit memiringkan kepalanya, kemudian menempelkan bibirnya pada bibir Abit, matanya terpejam. Tapi hanya menempel rasanya tak cukup, Kalila sedikit melumat lembut bibir Abit. Tanpa dia sadari, Abit sebenarnya terbangun saat Kalila menempelkan bibirnya. Abit membuka sedikit matanya, melihat Kalila yang mencium dirinya.

Dari pada membuat Kalila malu, Abit memilih kembali memejamkan matanya, menikmati ciuman Kalila yang hangat.

Ketika dirasa sudah cukup, Kalila menjauhkan wajahnya dari wajah Abit, napasnya terengah-engah lalu dia mengusap bibirnya. Tanpa berpikir panjang, Kalila langsung melangkah cepat menuju kamar, dia harus pergi sebelum Abit bangun.

Ya Tuhan,apa yang sedang dia lakukan? Kenapa dia bodoh sekali.

***

Ketika derap langkah Kalila terdengar menjauh, Abit membuka matanya, tangannya bergerak memegang bibirnya yang tadi mendapatkan ciuman hangat dari Kalila. Bibir pria itu tersenyum, mengingat kembali bagaimana ciuman Kalila yang hangat.

KALILA (NOVEL TERSEDIA DI SHOPEE DAN TIKTOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang