Kalila selalu mengingat nomor kakaknya, dia tak pernah lupa dengan nomor ponsel kakaknya. Ibu hamil itu sejak tadi menatap room chat Randy yang statusnya terlihat online, dia ingin mengirimkan Randy pesan, tetapi masih ragu.
Ada banyak hal yang ingin Kalila ceritakan pada kakaknya. Tentang dia yang menikah dengan Abit, tentang keluarga Abit, dan tentang apa yang dia rasakan akhir-akhir ini. Namun, keraguan membuat Kalila berkali-kali menghapus pesan yang sudah dia ketik, dan mengurungkan niatnya.
Apa nanti pesannya dibalas? Dulu-dulu saja, Randy tak pernah membalas pesannya, bahkan untuk menghubunginya saja dapat dihitung dengan jari.
Tak tahan untuk memberikan kabar pada Randy, Kalila pun mulai mengetik pesan, kemudian mengirimkan pada Randy.
Kalila
Kak Randy, ini Lila. Lila kangen sama kak Randy.Baru beberapa menit pesannya terkirim, centang abu-abu berubah warna menjadi biru, tanda bahwa Randy membaca pesannya. Senyum ibu hamil itu mengembang, bahagia karena kakaknya membaca pesannya begitu cepat, dia baru pertama kali melihat pesannya dibaca oleh kakaknya dengan cepat.
Dengan gerakan dua ibu jarinya yang cepat, Kalila kembali menuliskan pesan untuk Randy.
Kalila
Kak Randy apa kabar?
Opa sama Oma gimana kabarnya?Pesan yang Kalila kirimkan masih tetap dibaca oleh Randy, membuat Kalila pun mengirimkan kembali pesan pada Randy. Ibu hamil itu yakin, kakaknya pasti membaca pesannya. Tak masalah apabila Randy tak membalas pesannya, cukup dibaca saja, Kalila sudah sangat bahagia.
A
nggaplah Kalila bodoh, mengejar sesuatu yang tak akan pernah bisa digapai, tetapi dia sama sekali tak peduli, rasa sakit yang dia rasakan sangat nikmat. Kalila menikmati sakit hati yang ditorehkan keluarganya.
Kalila
Chat Lila diread aja, Kak.
Gak pa-pa, kok. Lila rela chatnya cuma diread.
Lila tahu kak Randy benci banget sama Lila
Karena Lila mama sama papa pergi
Sebanding malam itu Lila gak maksa untuk nginap di vila puncak, mama sama papa gak akan pergi. Kecelakaan itu gak akan pernah ada.
Semuanya gak akan kyk gini, Kak.Kalila berhenti sejenak untuk mengetik, jemarinya cukup pegal karena mengetik terlalu panjang. Kemudian saat dia ingin kembali mengetik, dadanya lagi-lagi nyeri, disertai dengan batuk.
Setelah dirasa cukup, Kalila kembali mengirimkan pesan untuk Randy.
Kalila
Lila udah nikah sama pak Abit.
Lila sedih karena kak Randy gak bisa jadi wali nikah Lila.
Eh, atau emang gak mau? Lila kegeeran banget kak Randy mau jadi wali nikah Lila.
Keluarga pak Abit baik banget, Kak.
Mereka sayang sama Lila.
Kalau kak Randy, sayang gak sama Lila?
Jawabannya pasti enggak, kan?
Kak Randy gak akan pernah sayang sama Lila.Dada Kalila malah merasakan sakit, bukan sakit nyeri seperti yang dia rasakan akhir-akhir ini, tapi lebih ke sakit hati yang amat dalam, apalagi kalau dia mengingat kejadian-kejadian menyedihkan di rumah keluarga Nowlan.
Kalila
Lila lupa, kak Randy cuma saya sama Lula.
Kalula segalanya, 'kan, kak?Kalila tersenyum kecil, dia kembali membaca pesan yang dikirimkan pada Randy. Pertanyaannya tadi pada Randy benar-benar pertanyaan konyol, dia sudah tahu apa jawabannya, tapi dia masih saja bertanya seperti itu pada Randy.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALILA (NOVEL TERSEDIA DI SHOPEE DAN TIKTOK)
RomanceBagi Kalila yang selalu dibanding-bandingkan dengan saudari kembarnya adalah hal yang paling menyebalkan. Di keluarganya, karir lebih penting dibandingkan pernikahan, membuat Kalila harus mengejar karirnya seperti saudari kembarnya yang sudah memili...