Saat Ao'nung memimpin perburuan, Rotxo melihat bekas kiss milik Laili, "Hei Ao'nung, semalam kau melakukan apa? Ada bekas kiss di leher mu" Ucap Rotxo, Ao'nung mencari bekas kiss yg di maksud oleh Rotxo, "Nanti aku bercermin dulu, aku tidak bisa melihat sekarang bekas yg kau maksud" Ucap Ao'nung.
Laili juga sedang mengalami hal yg sama. Saat Laili sedang bersosialisasi dengan penduduk di sana, nampak anak anak tau jika Laili punya bekas gigitan dari Ao'nung, "Kak Laili, bekas gigitan apa ini?" Tanya seorang anak kecil yg menunjuk ke bawah leher Laili, "Mungkin hanya luka kecil, tak apa, kak Laili kan kuat" Ucap Laili meyakinkan. Syukur lah, orang dewasa tak mendengar apa yg di tanyakan anak kecil tersebut.
Hari itu tak terlalu sibuk, jadi Ao'nung dan Laili bisa saling bertanya tentang bekas mereka di Mauri, "Apa kataku? Kamu main kasar, sekarang bagaimana ini?" Ucap Laili menunjuk bekas gigitan, "Ini juga ulah mu, kenapa kau des*h saat itu? Aku kan tergoda" Ucap Ao'nung menyalahkan Laili, "Bilang saja kalau kau main kasar!" Marah Laili, "Bilang saja kamu sengaja mendes*h saat itu!" Marah Ao'nung, hening sesaat... "Ya.. Itu benar" Ucap mereka bersamaan, mereka mengakui nya lalu tertawa karena marah dengan kebodohan mereka sendiri.
Malam itu juga, mereka, Lo'ak, Tsireya, Rotxo, Kiri, Tuk, dan Neteyam datang menemui Laili dan Ao'nung yg sedang bersosialisasi, "Ao'nung, bagaimana pertanyaan ku tadi siang saat kita berburu? Apa sudah ada jawabannya?" Ucap Rotxo yg membuat Laili agak kaget karena sedang bermain dengan anak kecil, "Dimana orang tuamu? Ayo, aku antar" Bisik Laili pada anak kecil tersebut, "Sudah..sekarang kah?" Jawab dan tanya Ao'nung, Rotxo mengangguk.
"Kau memberi tau yg lain kan? Cepatlah, kesempatan karena di sini sepi" Ucap Laili memberi tau sekitar, "Bekas yg kau maksud adalah milik Laili" Ucap Ao'nung, Laili sudah tau kalau Ao'nung di tanya oleh Rotxo, "Apa yg kalian lakukan kemarin malam..? Katakan." Ucap tegas Neteyam, Ao'nung memberi kode mata ke Laili agar Laili yg memberi tau, Laili juga agak ragu untuk memberi tau, "BER-", "Kiss Ao'nung!" Teriak kecil dari Laili yg menghentikan teriakan Neteyam, "Kau berani bermain dengan cara seperti ini?!" Marah Lo'ak, "Lo'ak hentikan! Kau saja pernah kiss dengan Tsireya 2 tahun lalu, kami sudah menikah!" Marah Laili, "Dia main kasar pada mu dan kau masih membela nya?!" Bentak Lo'ak, "Dia pendamping hidupku!! Tsireya juga akan menjadi pendamping hidupmu! Kau dan aku sama saja!" Marah Laili yg menahan teriakan, Laili menatap mereka sejenak lalu pergi dari sana.Laili pergi ke pesisir pantai lalu melihat skimwing liar, Laili mulai berani dengan hewan seperti skimwing, terutama jika dia liar. Skimwing tersebut tenang dan biasa saja saat coba di kendalikan paksa, Laili langsung memacu skimwing nya ke dalam laut, Ao'nung juga melakukan hal yg sama untuk mengejar Laili, yg lain tidak bisa ikut karena skimwing liar tidak bisa di taklukan dengan mudah kecuali calon kepala suku dan pendamping nya.
Laili yg tau langsung menerbangkan skimwing nya dan kembali ke pesisir pantai, tanpa dia sadari, dia berjalan mundur tanpa melihat kebelakang, "Dasar pengendali skimwing payah" Ejek Laili pada Ao'nung yg tiba-tiba terlepas dari skimwing nya, "Dan kau pelari yg payah, lari dari kenyataan" Ucap Neteyam yg berada di belakang Laili, Laili membalikkan tubuhnya dan menurunkan telinganya, "Maaf...aku kadang takut dengan kalian..kalian suka memarahi ku.." Maaf Laili, "Kami memarahi karena kami menyayangi mu, lihatlah ayah yg sering memberi ku hukuman, sekarang aku seperti ini, lebih baik.. sedikit" Ucap Lo'ak memegang bahu Laili, Laili akhirnya bisa mengerti kenapa mereka suka memarahi Laili.
Sorry lama, lagi banyak tugas, ada prakarya juga😭🙏
Thanks buat yg vote sama baca sampe sini💐✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Avatar:The way of water ☆The Twins☆
Adventurekelahiran bayi kembar di clan Omatikaya, laki-laki dan perempuan, yg memiliki sikap sangat mirip namun kakak laki-laki mereka lebih menyayangi si gadis kembar