"Eh kenalin gue ke temen temen lo dong" ucap Devran yang menyamakan langkah nya dengan Raen.
"Kapan kapan"
"Sekarang dong"
"Matamu! Ga boleh keluar lagi gue"
"Yaudah pas pertama berangkat sekolah, gue jemput deh, lo tinggal disini kan"
"Bukan tinggal, di sekap gue"
"Terserah lo pokoknya lo tetep disini kan"
"Hm"
Raen berjalan lebih cepat dan meninggalkan Devran, ia menuju ruang makan, tapi saat ia melihat disana banyak orang alias keluarga Reon, ia hanya berpura pura mengambil minum karena ia melihat bahwa mama Reon sudah melihat dirinya.
"Belajar memasak, jangan mengandalkan bibi" ucap mama Reon.
"Ada yang gampang ngapa nyari yang susah" Raen meletakkan gelasnya dengan lumayan keras hingga terdengar sampai luar ruang makan.
Ia pergi ke kamarnya dan meninggalkan semua orang disana, tapi ia lapar, gimana? Ia terlalu malas untuk menjawab pertanyaan pertanyaan tidak penting dari semua keluarga Reon.
Saat ia akan naik tangga, ia berpapasan dengan Reon. Raen menatap Reon sejenak lalu berkata "laper"
"Ayo turun" ajak Reon
"Ga mau"
"Katanya lapar?"
"Gamau turun, banyak orang"
"Mau makan dimana?"
"Kamar, ya?"
"Baiklah tunggu disana"
"Ambilin yang enak yaa"
"Iya"
"Makasih daddy Reon~" ucap Raen dengan jahil lalu langsung berlari.
"F*ck"
"Calm down Reon, dia hanya menyebut sebuah kata panggilan"
"Kata panggilan yang saya suka" batin Reon sambil melihat kearah bawah lalu mulai berjalan turun walaupun sesekali mengelus sesuatu miliknya di bawah."Reon" panggil nenek yang pertama kali melihat Reon turun.
"Ya?"
"Raen sudah makan?"
"Belum, dia meminta untuk dibawakan keatas karena katanya ia malu"
"Kenapa malu?"
"Tidak tau nek, mungkin belum terbiasa, saya akan mencoba menanyakan nya nanti"
Reon mulai mengambil kan makanan untuk Raen, dan saat ia akan naik keatas ia berpapasan dengan adeknya yang sangat menyebalkan.
"Ciee jadi babu" ledek Devran ketika melihat Reon yang membawa nampan
"Diamlah"
"Bucin"
"Tidak punya kekasih diam saja"
"Anjing lo" umpat Devran.
"Ma lihat dev berkata kasar" ucap Reon sedikit berteriak.
"Gue aduin Raen lo"
"Jangan dekat dekat istri saya, nanti dia ketularan gila dari kamu" ucap Reon lalu melanjutkan langkahnya menuju ujung atas tangga.
"Raen aja nempel ama guee"
"Jangan bermimpi" jawab Reon.
Ya seperti itulah jika Reon dan Devran disatukan, sama sama tidak mau kalah. Itu juga salah sebab mengapa papa dan mama Reon memisah tempat tinggal mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher | ReonRaen
Teen FictionApa jadinya jika seorang Raen sang preman sekolah di pertemukan dengan guru baru? dan guru baru itu lumayan gila kata Raen. penasaran? silahkan baca