Reon tersenyum lalu membalas pelukan Raen, ia mengelus kepalanya Raen dan berkata "saya melanjutkan high school di luar negeri"
"Jahat lo ninggalin gue sendirian waktu itu"
"Tapi sekarang saya sudah kembali bukan?"
"Iya! Tapi lo jadi guru ternyebelin"
"Saya sudah lama mencari mu sejak saya lulus, saya sempat mencari mu di rumah mu tapi sudah menjadi tanah kosong, dan juga saya bertanya di tetangga sekitar tapi mereka tidak tahu kamu pindah kemana" ucap Reon panjang lebar untuk membuat Raen percaya
"Bukan rumah gue, itu rumah nenek gue" ucap Raen
Raen sejak dulu memang tinggal bersama neneknya, tetapi setelah nenek dan kakeknya meninggal Raen jadi ikut lagi dengan mama papa nya yang tidak ada tanggung jawab
"Gue ikut bokap sama nyokap di luar kota"
Reon mengangguk paham, saat ia melihat raut wajah Raen, Reon tak ingin Raen mengingat keluarga nya yang hancur
"Ayo pergi makan malam" ucap Reon guna untuk mengalihkan perhatian
Walaupun Raen menolak pasti Reon tetap akan memaksanya, jadi dia menyetujui ajakan Reon
Mereka makan dengan tenang walaupun Reon masih menatap Raen jika makan
Reon menyukai raut wajah Raen sekarang, wajah dengan air mata yang lumayan mengering dan juga matanya yang sedikit sembab, apalagi wajah kesalnya menjadi satu, Reon mengulum bibir nya, ia menahan diri untuk mengigit Raen
Saat makan Raen baru saja mengingat bahwa ia ada janji bersama teman temannya untuk kumpul
Karena biasanya Raen dkk mengadakan party malam sebelum Natal
"Ekhemm Reon mau minum apa?" Ucap Raen yang dibuat buat agar selembut lembut nya
"Hmm? Kamu kenapa?" Reon ber dehem sambil menyentuh dahi Raen
"Raen gapapa, mau minum apa?" Raen mengulang pertanyaan nya lagi sambil menjauhkan tangan Reon dari dahi nya
"Air lemon saja" singkat Reon
Raen mengambil gelas dan menuangkan teko berisi air lemon, lalu memberikan kepada Reon
Setelah selesai makan, Reon berniat untuk meletakkan piring nya di wastafel
Tapi dengan cepat Raen mengambil piring nya dan meletakkan di wastafel
Reon menggeryit bingung, ada apa dengan Raen? Apa setelah mengetahui siapa dirinya ia jadi luluh? Ah dia menginginkan sesuatu, batin Reon sambil menunjuk smirk nya
Reon juga membuntuti Raen saat Raen berjalan menuju wastafel
Raen sedikit menungging karena ingin mengambil sendok yang jatuh, belum sempat ia bangun, sudah ada tangan kekar yang berada di pinggangnya
"Kenapa baik sekali" ucap Reon sambil memeluk badan Raen dan menelusupkan kepalanya di leher Raen
"Ya.. gapapa, kan sama calon suami sendiri" Raen mencoba seribu cara untuk merayu Reon
"Mencoba merayu saya?"
Bukannya menjawab Raen malah tersenyum lalu membalikkan badan dan mengalungkan tangannya ke leher Reon
Ia sedikit mendongak ketika berhadapan dengan Reon karena Raen hanya se dagu Reon
Ia menarik leher Reon pelan dan mengecup singkat bibir Reon
Reon terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Raen
"Berani sampai sejauh ini? Baiklah saya ikuti alur mu anak nakal" batin Reon
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher | ReonRaen
Ficção AdolescenteApa jadinya jika seorang Raen sang preman sekolah di pertemukan dengan guru baru? dan guru baru itu lumayan gila kata Raen. penasaran? silahkan baca