Seokjin menatap perempuan itu dingin ketika ia menghampiri dan mengajaknya makan siang di kantin kantor. Seokjin tidak ingin banyak berbicara karena ia sudah berniat dan teguh pendirian akan menghindar darinya dan tidak terlalu berdekatan, di samping itu Seokjin juga memikirkan keluarganya terutama Sojung yang tengah hamil anak kedua.
"Kemarin, bapakku telepon. Dia nanya kabar sekedar kaya basa-basi dulu, dan inti dari topiknya pengen pinjem uang dengan alasan buat saudaranya yang kena musibah," ujar Anita lesuh.
Seokjin menaiki halisnya heran, "Terus. Apa hubungannya sama saya?"
Anita sedikit terkejut dengan nada pria itu yang cukup setengah jutek. Anita menormalkan mimik raut eksperesinya cepat, "Sa-- saya minta pendapat Mas Seokjin, kira-kira saya harus bertindak bagaimana?"
"Sebelumnya saya sudah bilang kepada kamu Anita, bahwasannya apapun yang terjadi itu adalah orang tua kamu sendiri. Sejengkel-jengkelnya mereka, mereka akan tetap jadi orang tua kamu. Bersikap dan bertindak netral dan berpikir bijak, selagi mereka ada apa salahnya kamu membalas mereka walau sekecil apapun usaha kamu sekarang? Bayangkan saja, kamu lagi membalas jasa mereka selama ini yang sudah membesarkan kamu." nasehat Seokjin membuat Anita menjadi bungkam sesaat.
Seokjin menghela nafas dan melihat jam di pergelangan tangannya, udah hampir sore sebentar lagi ia harus pulang lebih awal. Apalagi seharusnya Seokjin selalu berada di samping istrinya kapanpun itu, namun karena umur kandungan yang masih awal jadi rasa keinginan ngidam Sojung tidak terlalu merepotkan pada saat ini.
Seokjin menatap Anita sebentar lalu berdiri dari duduknya, namun Anita dengan cepat menahannya untuk duduk kembali.
"Mas Seokjin, mau kemana? Kenapa buru-buru?" tanya Anita.
"Saya mau siap-siap pulang, lagipula kan obrolan kita udah selesai ini?" kata Seokjin acuh tak acuh.
"Emang bener obrolan kita udah selesai? Tapi, kan. Saya belum jawab lagi, Mas."
Seokjin menghela nafas, "Itu nasehat dan kamu udah dewasa Anita untuk menyimpulkan sesuatu dari setiap perkataan."
Seokjin melepaskan cengkraman Anita dari tangannya, kemudian ia pergi dari hadapan Anita tanpa memperdulikan tatapan luka dari perempuan itu.
Anita mengepalkan satu tangannya keras, ia benci berada di posisi terlemah dan dalam keadaan tidakk mendukung tersebut. Tanpa sadar, air mata itu meluruh jatuh dari genangan air mata itu.
🏡🏡🏡🏡
Yerin menangis sesegukan di rumah Sojung dengan suara kerasnya. Ia terus saja menangis meraung selama setengah jam akibat pertengkarannya dengan Taehyung dan memilih menenangkan diri di kediaman Sojung.
Sang pemilik rumah hanya bisa menghela nafas dengan wajah masamnya ketika Yerin menangis sambil melempar biji kuaci ke lantai. Terkadang, mbak Sojung juga suka mikir kenapa bisa Yerin nangis raung gitu kaya orang kelaparan mau ngemil mulu.
Untungnya Sojung bisa menormalkan perasaan kesalnya tersebut jika saja ia dapat memarahi Yerin dalam keadaan seperti itu mungkin akan lebih parah dari sebelumnya.
"Yer, udah donk! Jangan nangis mulu, gak pegel apa tuh mata keluarin banyak air? Kamu juga harus inget Jake sama Aerin," kata mbak Sojung sedikit meringis melihat keadaan Yerin yang miris.
"Hikss, salahin si Tae donk mbak! Aku nangis kaya gini juga gara-gara dia, jadi suami gak pernah ngerti! Huwaaa!" Sedu Yerin prihatin.
Sojung memijat kepalanya pusing, lagian ia heran sama tuh pasutri. Punya masalah tapi larinya kemari dah? Padahal kan, Sojung ama Seokjin aja bingung sama permasalahan mereka sendiri, apalagi ngurusin masalah rumah tangge orang? Contohnya kaya sekarang. Tahun kemarin juga gitu, heran emang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complex Family So Cute (BangChin)🏡
Humor•[Slow Up]• BangChin Area ft. Txt and Other Cast🍁 💜🍁 Silahkan yang mau mampir buat kehiburan atau kejenuhan kalian semua terutama Navi's. Tidak mengandung War ataupun selebihnya🤗 Maaf apabila ada kesalahan kata penulis maupun penjelasan. Terima...