39* Cinta Persegi

108 11 0
                                    

Umji menatap ponselnya lamat-lamat dengan menampilkan lookscreen memanggil kepada Suga namun status kontak suaminya hanya memanggil. Tandanya, ia tidak aktif sekarang ini.

Umji menghembuskan nafas, tidak seperti biasanya sang suami susah untuk di hubungi atau mengabarinya sekedar sms saja sudah cukup baginya. Akan tetapi, dua hari ini Suga tidak bisa di ajak berkomunikasi, padahal Umji sudah bilang padanya untuk selalu mengabari apapun saat kondisinya terjadi.

Nyatanya hal ini lah yang membuat Umji semakin resah dan khawatir kepada suaminya itu. Umji menatap sekitar, hari ini ia sedang ada di rumah Yuna karena wanita itu yang memintanya untuk menemani.

"Kamu kenapa Ji? Kaya yang gelisah gitu," celetuk Yuna datang-datang membawa bingkisan makanan ringan.

"Mbak, suami aku susah di hubungi dua hari ini. Aku jadi takut, mbak." resah Umji merasa tidak tenang dalam dirinya.

Yuna menenangkan dengan usapan pada pundak, "Yang tenang Ji. Barang kali, Bang Suga lagi sibuk atau gak pegang ponselnya."

Umji menggeleng, "Tapi mbak ini udah dua hari dia gak ngabarin aku sama sekali. Sebenarnya dia tuh lagi ngapain disana sampai gak ngabarin aku?"

"Optimis Ji, mungkin Bang Suga lagi dalam keadaan mendesak di sananya. Yang harus kamu lakuin sekarang doain dia, dan tetep percaya sama Bang Suga dan yang di atas." tutur Yuna berucap sambil tersenyum manis.

"Iya mbak, InSyAllah."

Yuna menuangkan sebotol teh manis pucuk dingin ke gelas mereka. "Minum dulu, rileksin yah. Kan kamu datang kesini buat temenin aku, dan kita bakal happy fun."

Umji tersenyum dan mulai meneguk minumannya, tiba-tiba suara deringan ponsel terdengar dan Umji buru-buru meletakan minuman di meja kemudian melihat siapa yang menelepon. Ia berharap bahwa itu adalah suaminya, namun harapannya pupus ketika Umji membaca kontak si pemanggil.

Umji menekan tombol merah, setelah itu mematikan ponselnya sebelum mengaktifkan fitur dirijek buat gak ada yang ganggu dia.

"Siapa? Kenapa gak di angkat?" tanya Yuna karena tahu bahwa yang memanggil bukan yang Umji harapkan melainkan orang lain.

"Gak penting, Mbak." balas Umji acuh, melanjutkan dengan mengemil.

Yuna hanya mengangguk paham dan tidak bertanya lanjut, karena ia cukup mengerti.

"Mbak, denger-denger katanya Mas Jimin ngambil kerjaan lain ya? Jadi guru bimbel," celetuk Umji menatap Yuna penasaraan.

"Lah? Dari mana kamu tahu?"

"Mertuanya Mbak Yuna kemarin bilang saat di warung kang somad, nah aku lagi beli disana gak sengaja denger mertua mbak lagi ngomongin hal itu sama Bu Rt, Mpok Mumun, Mbak Jira dan Bu Ira." ucap Umji tanpa menyadari raut perubahan dari Yuna ketika mendengar hal itu.

"Terus katanya, kerjaan Mas Jimin yang mau jadi guru bimbel lumayan enak dan di gaji bersih. Asalkan ia mau ngajarin salah satu muridnya yang demen sama Mas Jimin," tambah Umji.

"Hah? Demen?"

"Iya, artian suka tapi mungkin suka dalam istilah sebagai murid ke gurunya Mbak. Kaya, mbak punya guru favorite gak? Nah itu berarti mbak suka. Menurut aku gitu," jelas Umji.

"Darimana kamu tahu murid aa Jimin suka sama dia?" tanya Yuna penasaraan, karena ia juga sudah menyadari sebelumnya.

Umji berfikir, "Kai sama Taehyun cerita tepat saat aku suruh mereka ambil pesanan ke toko. Mereka bilang, murid Mas Jimin satu pertemanan sama mereka cuma gak deket aja."

Yuna mengangguk paham, "Iya emang bener Aa ambil kerjaan itu."

"Terus, kerjaan dia yang sebelumnya jadi guru biasa gimana mbak? Apa gak ribet sama bimbelnya?" Yuna menggeleng ketika Umji bertanya dengan raut penasaraannya.

Complex Family So Cute (BangChin)🏡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang