.
.
."Maaf karena membuat mu khawatir. Aku tidak akan pergi tanpa ijin mu lagi." Xiao Zhan membalas pelukan pemuda itu tak kalah erat.
"Lalu ciri-ciri yang di sebut kan polisi tadi kenapa sangat mirip dengan mu?" Xiao Zhan bahkan bisa mendengar detak jantung Wang yibo yang sangat cepat.
Sehun mengepal erat melihat adegan dihadapannya sampai tidak menyadari panggilan Song Yi," Sehun?" Nadanya sedikit tinggi menyebabkan suami-'istri' melepas pelukan.
"Apa yang sebenarnya kau pikirkan sampai panggilan ku tidak kau dengar?" Song yi ingin remote di sebelah Sehun tapi pria itu tidak merespon.
"Maaf, hanya memikirkan pekerjaan," ucap nya sambil memberikan remote. Wang Yibo menatap tajam kakak iparnya kemudian Xiao Zhan. Bagaimana bisa dihadapan kakaknya, Sehun masih lancang melihat dan memikirkan 'istri'nya.
"Lihat! pelaku nya terbunuh setelah membunuh korban," Tunjuk Song Yi pada televisi.
"Mulai sekarang, berhati-hatilah karena kejahatan semakin merajalela dimana-mana." Ucapan Song Yi membuat Yibo teringat akan Zheng Ting yang meninggal secara tiba-tiba.
"Aku ke kamar dulu," pamit Xiao Zhan karena harus meminum obat yang baru saja diberikan oleh dokter.
"Xiao Zhan?" Panggil Song Yi.
"Kenapa kau terlihat akrab dengan adik ku? Dia bahkan sangat khawatir tadi," Song Yi pikir terlalu akrab bagi seorang majikan berlebihan mengkhawatirkan pelayan nya. Bukankah itu terlihat berlebihan?
"Aku hanya tidak ingin dia mati dijalanan, dan menyusahkan keluarga ini." ketus pemuda itu membuat Songyi akhirnya percaya. Meskipun sebenarnya dia hanya tidak ingin mengakuinya. Bunga yang baru saja bermekaran di hati Xiao Zhan terpaksa layu kembali. Lagipula apa yang dia harapkan dari Wang yibo? Pria itu tidak akan pernah berubah.
Xiao Zhan masuk kedalam kamar mengunci pintu kamar nya rapat-rapat tidak ingin kegiatan nya terlihat.
"Sttt----" Xiao Zhan meringis melihat luka di lengannya. Setelah mengobati lukanya, mengaktifkan kembali laptop nya.
Malam semakin larut, keadaan kembali sepi. Sehun memanfaatkan kesempatan menghampiri kamar Sang mantan.
Dalam tidurnya, Xiao Zhan merasakan sesuatu mengemut bibirnya. Pria hamil itu bangun ketika sesuatu menerobos masuk menyesap lidahnya.
"Apa yang kau lakukan?"Xiao Zhan dengan sekali tinju, Sehun terhuyung kebelakang dengan kepalanya membentur daun pintu.
Xiao Zhan benar-benar marah, merasa dilecehkan."Berani sekali kau menyentuh ku, tanpa ijin."Wajahnya memerah dengan pupil semerah darah.
"Keluar sekarang atau ku bunuh!"
Pertama kalinya dalam tujuh tahun, Sehun melihat rupa Xiao Zhan yang seperti ini. Tak ingin membuat seisi rumah terbangun, terpaksa dia memilih keluar.
.
.
."Nenek, Ini Siapa?" Xiao Zhan dan nenek menyimpan kembali gudang dan kebetulan menemukan foto-toto keluarga.
"Ini pemilik rumah yang lama," Xiao Zhan menatap lekat foto-foto itu, lalu meletakkan nya kembali dan melihat foto yang lainnya.
"Memangnya pemilik rumah yang lama kemana?" Xiao Zhan masih bertanya sambil tangannya menyeka debu yang menempel pada foto-foto.
"Nenek tidak tahu persis, tapi rumah ini direnovasi oleh Putraku karena kebakaran," Xiao Zhan mengangguk paham.
"Nenek duduk saja. Nanti kaki nenek sakit lagi, akibatnya tangan kecil ku yang berkorban tiap malam." nenek ikut tertawa bersama Xiao Zhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Player
FanfictionChapter 22 ada di Side Story. Untuk mendapatkan Side Story harus membeli PDF The player *** Wang yibo memiliki seorang kakak yang harus melakukan percobaan bunuh diri karena suaminya Sehun berselingkuh dengan seorang pelacur pria. Wang yibo melakuk...