.
.
."Aku menyuruh nya untuk tidur di kamar Sehun bukan di sofa," jawab Yibo.
"Tidak mungkin suami mu tidur di ranjang Sehun dan Song Yi."
Wang yibo tersenyum tipis sembari melirik pria di balik punggung wanita tua tersebut dan kembali berkata"Pria dibelakang mu bahkan sudah___
Xiao Zhan menyela dengan cepat sebelum suaminya menyelesaikan ucapannya,"Nenek istirahat aja. Zhanzhan akan tidur bersamanya."
Setelah pintu kamar ditutup, atmosfer dalam kamar tersebut seketika berubah mencekam. Tanpa disentuh pun, Xiao Zhan ingin menangis. Ia takut apa yang akan terjadi berikutnya. Dan seperti yang ia takutkan, rambutnya digenggam dan di tarik dengan kasar," sakit, sakit. Lepas," urat leher dan kepala nya kentara. Menandakan bahwa ia benaran sakit.
Wang Yibo sama sekali tidak peduli bahkan iba melihat air mata dan erangan kesakitan tersebut. Tidak peduli bahwa laki-laki yang sedang ia sakiti sedang dalam keadaan hamil. Baginya, kesakitan Xiao Zhan adalah kesenangan untuk nya dan juga untuk membalas perbuatan pria itu.
"Kau adalah parasit dalam hidupku dan kakak ku. Sekarang kau mencoba untuk menghasut nenek untuk melawan diri ku? Kuharap pelacur sialan seperti mu lenyap dari kehidupanku." Mengingat bagaimana kakaknya hampir mati karena perselingkuhan Sehun, membuat Yibo semakin ingin menyiksanya.
Tubuh tersebut dihempaskan ke atas ranjang dengan kasar. Ia menaiki ranjang tersebut kemudian menindih dan mencekik. Pasokan udara semakin menipis dan Xiao Zhan tidak bisa diam. Bayinya akan tiada,"ba-bayi kita."
Namun apakah ucapan Xiao Zhan berpengaruh? Tidak sama sekali. Emosinya semakin meningkat setelah mendengar pengakuan pelacur dibawah nya. Sampai kapanpun, ia tidak akan pernah mengakui bahwa janin tersebut adalah miliknya. Tidak mungkin seorang pelacur hanya dimasuki satu pria, dan tidak mungkin hanya dirinya yang melepaskan sperma miliknya dalam pria itu.
"Akan lebih baik jika kau mati bersama bayi sialan mu itu, dan menghilang dari hidup."
Pupil cantik itu mulai memutih, nafasnya perlahan-lahan lemah. Xiao Zhan pasrah jika ini adalah akhir dari hidup nya. Keputusan untuk meminta pertanggungjawaban pemuda itu ternyata adalah keputusan paling salah dalam hidupnya. Bayinya harus ikut tiada hanya karena kesalahannya.
"Kali ini aku melepaskan mu. Tetapi, tidak dengan lain waktu."
Bunyi pintu tertutup bersama dengan isakan dan rasa sakit dari pria malang itu. ia mengusap perutnya berulangkali, memastikan bahwa bayinya masih baik-baik saja. Tidak apa-apa jika ia tiada, asalkan bukan anaknya. Baru saja ia merasakan kematian dalam sekejap.
"Aku takut tapi... Baby tidak boleh lahir tanpa Ayah. Tidak boleh..."
Disaat ia memutuskan mengambil jalan ini maka, dia telah siap dengan segalanya bahkan jika harus tersiksa setiap harinya. Harus merasakan sakit karena ditolak, tidak diterima, dihina bahkan mungkin ia harus bersiap diri jika suatu hari, suaminya datang dengan seseorang yang lain.
Dulu, dia bermimpi untuk menikah dengan cintanya, mengurus rumah dan menjaga anak-anak mereka sambil menunggu suaminya pulang. Melewati setiap malam dengan perasaan terbakar dan indah. Nyatanya, kehidupan pernikahan yang diidamkan nya tidak sejalan dengan apa yang ia citakan.Tidak ada yang ingin menjadi seorang pelacur atau yang sering di sebut kupu-kupu malam. Tidak ada yang mau menjadi pelampiasan nafsu, pelampiasan akan kesepian. Mereka yang terlahir dengan sendok emas tidak akan mengerti. Ia sudah bekerja semampunya Namun, apalah artinya jika tidak di barengi dengan latar belakang akademis yang baik. Ia menangis hingga terlelap sambil berharap esok pagi, ketika bangun, suaminya dapat memperlakukan nya dengan baik, layaknya manusia. Mungkinkah waktu itu akan tiba. Jika demikian, maka ia akan menjadi orang yang paling bahagia sedunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Player
Fiksi PenggemarChapter 22 ada di Side Story. Untuk mendapatkan Side Story harus membeli PDF The player *** Wang yibo memiliki seorang kakak yang harus melakukan percobaan bunuh diri karena suaminya Sehun berselingkuh dengan seorang pelacur pria. Wang yibo melakuk...