Chapter 14

1.8K 151 9
                                    

The player
23-08-2023
.
.
.

Xiao Zhan duduk disebelah ranjang sambil menyuapi Suaminya
dengan apel yang sudah ia potong kecil-kecil.

"Mengenai keluarga mu?"

"Aku tidak tahu apakah aku harus kembali ke rumah itu atau tidak. Karena semua yang ada sekarang, semuanya terlihat palsu."

Xiao Zhan meletakkan potongan buah dan kembali fokus," Zhan dan nenek membersihkan gudang. Aku melihat gambar pemilik pertama dari rumah itu. Kata nenek, rumah itu kebakaran dan di renovasi ulang oleh ayah."

Ekspresi Wang Yibo berubah. Menurut yang dia ketahui, rumah itu memang milik nya dan tak pernah direnovasi atau dirubah dalam bentuk apapun.

"Ahh," Wang Yibo mengerang sakit ketika sekelebat bayangan bermunculan secara acakan di kepalanya.

"Yibo!" seru pria itu menarik paksa tangan Yibo menjauh dari kepala nya sendiri karena menahannya terlalu kuat. Yibo akan menyakiti dirinya sendiri.

Xiao Zhan yang paham dengan keadaan Suami nya, langsung membisikkan sesuatu yang dapat membuat pemuda itu menjadi tenang."Jika tidak berusaha mengingatnya maka, selamanya kamu akan dimanfaatkan."

Xiao Zhan harus bisa membuat suaminya mengingatnya sekalipun sulit. Jika tidak maka, pelan-pelan pemuda itu akan berbalik menyerang dirinya." Kamu pasti bisa."

"Sakit Zhan!" Ia berusaha sesuai instruksi Xiao Zhan namun, rasanya semakin sakit. Meski begitu, Wang yibo tak ingin berhenti. Kenapa sampai dia harus kehilangan memori nya dan kesulitan untuk mengingat jika memang tidak terjadi sesuatu dengan otaknya.

"Kita hentikan Saja.." xiao Zhan tidak kuat melihat raut kesakitan suaminya namun, pemuda itu menggelang.

"Api, tembakan, paman, ayah dan ibu," samar-samar mulai nampak. Yibo masih berusaha dan Xiao Zhan yang tidak melepaskan tangan nya dari genggaman suaminya meskipun sakit.

"Hanya itu?" Xiao Zhan tidak ingin memaksa suaminya. Dia ingin pemuda itu mengingat dirinya.

"Dia___

Hey, kau anak paman Xiao? Kau yang di ganggu anak-anak itu, kan? Kenapa tidak membalas. Kau punya tubuh besar, dengan tinju mu kau bisa mematahkan kaki mereka.

Xiao Zhan menunduk malu dengan pipi mengembung dan perut nya yang besar hingga beberapa kancing bajunya terlepas.

Namun kemudian memberanikan diri melihat Wang yibo. Mata bulat dan nan cantik itu menatap netra gelap Yibo yang nampak tegas ikut melihat tingkah lucunya.

"Aku jelek dan gemuk, jadi mereka tidak menyukai ku," lirihnya kembali menunduk saat melihat perbedaan antara mereka, dimana Wang yibo begitu tampan dengan dirinya yang sangat gemuk.

"Tapi paman Xiao selalu membanggakan mu. Dia bilang putra tampan nya sangat pintar dan tidak suka membuang makanan. Ia ceria dan selalu menjadi terang dimana pun ia berada. Ayah ku juga membandingkan mu dengan ku. Karena itu, aku sedikit marah karena nya tetapi setelah melihat mu, ternyata memang benar," ucap pemuda itu melebarkan senyumnya ketika menangkap wajah memerah pria cantik itu.

"Ayah mengatan nya?"  Ayahnya tidak pernah mengatakan langsung justru ia sering digoda.

" Lalu bagaimana dengan Gege?" Xiao Zhan Belum tahu nama pria itu jadi dia memanggil dengan sebutan kakak laki-laki.

"Wang Yibo. Kita hanya beda dua tahun."

"Xiao Zhan. Ayah memanggil ku zhanzhan, dan aku sukanya dipanggil bunny," ucap nya sambil menunjukkan Gigi kelinci nya yang membuat Wang yibo menjadi gemas.

The PlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang