.
.
."Atasan meminta mu untuk bertemu. Ada tugas khusus untuk mu," ucap sang informan.
"Bagaimana dengan tugas yang aku berikan untuk mu? Apakah sudah kau cari?" balas pihak lain. Kemudian melanjutkan,"setiap misi yang aku lakukan setara dengan satu informasi dan itu syarat awalnya." Ucapnya lagi
"Kau lakukan misi dan aku bergerak mengurus masalah mu. Satu lagi, mereka tidak hanya tinggal di Jepang. Pria itu berstatus Yakuza, dia bermain rapi jadi tidak ada yang bisa mencurigainya." Pria berstatus informan menjelaskan beberapa hal mengenai misi terbaru yang menyangkut ketua mafia.
"Aku kira hanya diriku yang bermain halus disini, namun ternyata buruan ku juga." pria itu tersenyum sinis ketika mengetahui fakta tersebut.
"Lalu dimana kau letakkan mainan ku?" Lanjutnya.
"Di tempat biasa. Jangan terlalu brutal karena aku malas membersihkan nya," ucap Sang informan Mengingat kebiasaan pihak lain.
Satu jam berikutnya, pemuda dengan wajah tampan, gaya sedikit maskulin duduk di antara para pria berseragam kas negara.
"Lakukan tanpa ketahuan. Dia seorang yang di cintai rakyat namun dalang dari pembocoran informasi pribadi kepada Rusia. Orang ini sedang berencana kabur ke Rusia karena ketahuan oleh pihak kita," ucap pria yang sudah berumur Lima puluhan.
"Satu misi, satu informasi." Syarat dari setiap misi yang ia kerjakan.
Pria itu mengambil map coklat yang ia terima lalu melihat isinya." Mudah bagiku untuk membunuh tanpa jejak namun, aku butuh satu helikopter."
"Sudah siap," hanya sedetik, helikopter sudah siap.
"Dan, jangan lupa buruan mu seperti nya mulai mencium keberadaan mu. Aku berbicara bukan sebagai atasan tapi sahabat ayahmu."
Nama ayah nya disebut, membuat pria itu mengepal," sahabat yang membiarkan teman nya mati." Sindirnya sembari meninggalkan tempat tersebut. Dia adalah seorang pembunuh bayaran yang di juluki with fox.
Helikopter menyusul dibelakang sebuah jet pribadi. Tepat diantara lautan China, jet tersebut hancur lebur, jatuh tenggelam di tengah samudra.
"Target clear." lapornya kepada Sang atasan. Pekerjaannya tidak membutuhkan waktu lama. Menjadi seorang pembunuh sudah ia geluti sejak masa remaja nya. Entah berapa banyak nyawa yang pernah renggut. Melihat darah, wajah kesakitan dan lolongan kesakitan dari setiap korban adalah kesenangan tersendiri untuk nya.
Pria itu kemudian melihat nama para biadab yang telah menjadi pelaku atas kematian keluarga nya,"I m coming. Im not kids anymore," satu nama dengan tanda merah menjadi orang terakhir yang akan ia hancurkan.
Wang yibo kembali setelah dua hari menyibukkan diri dengan pekerjaan nya. Rumah gelap tanpa adanya orang didalam nya.
Wang yibo menyalakan senter ponselnya mencari dimana saklar lampu. Karena minim nya pencahayaan membuat ia terantuk sofa." What the.."
"Happy birthday to you ..." Lampu tiba-tiba menyala dengan kue ulang tahun di tangan kakaknya bersama kedua orangtuanya, nenek dan Sehun. Mata itu bergulir mencari seseorang yang tidak ia dapati keberadaan nya.
Wang yibo sangat tidak menyukai ulang tahunnya karena sesuatu dimasa lalu yang benar-benar membuat nya membenci hari ulang tahun. Pemuda itu mengira keluarga nya sudah tahu mengenai traumanya, namun perayaan nya tetap di rayakan. Terlebih bunyi-bunyian yang mengingatkan pemuda itu akan masalah lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Player
FanfictionChapter 22 ada di Side Story. Untuk mendapatkan Side Story harus membeli PDF The player *** Wang yibo memiliki seorang kakak yang harus melakukan percobaan bunuh diri karena suaminya Sehun berselingkuh dengan seorang pelacur pria. Wang yibo melakuk...