Chapter -12

2.1K 165 15
                                    


.
.
.

Keringat dingin mulai mengucur deras bahkan pakaian Yibo basah. Mimpi yang selalu datang tapi hari ini begitu panjang tidak seperti biasanya hanya bunyi tambakan dan teriakan.

Wang yibo berada di tengah-tengah hamparan bunga yang telah menguning. Yibo berjalan mengililingi tempat yang baru saja ia pijak berputar-putar hanya di satu tempat seperti labirin tidak menemukan jalan keluar.

Berlari kesana-kemari mencari jalan keluar tapi tetap saja ia tidak menemukan jalan keluar. Lalu sebuah sentuhan kecil memegang jari kelingking nya. Wang Yibo berpikir, dari mama datangnya anak kecil itu. Pemuda itu menunduk melihat dan mengenal wajah yang begitu mirip dengan ny. Kemudian datang lagi satu di sebelahnya, memegangi tangan kirinya. Wajah yang juga mirip dengan dirinya tapi memiliki mata dan senyum seperti seseorang yang ia sakiti dan ia lukai.

"Kenapa Daddy menolak kami? Kenapa Daddy tidak menyayangi kami?" Wang yibo Bingung dengan pertanyaan keduanya.

"Siapa Daddy kalian?" Tanya Yibo lalu keduanya menunjuk Yibo.

"Aku?" Yakin Yibo menunjuk dirinya sendiri.

"Lalu dimana ibu kalian?" Keduanya melihat ke arah taman bunga yang lain.

"Itu dia, disana," Zhan duduk di bangku pinggir taman bunga dengan wajah murung dan sembab.

"Papa selalu sedih dan menangis diam-diam karena Daddy menolak kami," keduanya menunduk sedih. Hati Yibo terasa sakit melihat wajah terluka kedua anak itu.

"Xiao Zhan?" Panggil Yibo berulang kali tapi Xiao Zhan tidak menyahut. Tiba-tiba genggaman kedua tangan anak itu mengendur menghilang berdiri di sebelah Xiao Zhan.

"Di sebelah sana jalan keluar nya," beritahu Zhan dengan senyum teduhnya.

"kau tidak tahu berapa lama aku mencintaimu," lalu ketiganya menghilang bagaikan serpihan daun mengering.

"Tidak, Xiao Zhan aku mohon jangan tinggalkan aku. Sakiti aku, balas aku tapi jangan hukum aku seperti ini. Xiao Zhan! Kau ingin aku memanggil nama mu kan? Sekarang aku melakukan nya. Aku sakit karena mu dan aku marah juga karena mu Xiao Zhan .." percuma, tidak ada balasan. Wang yibo menangis meraung-raung meninju dadanya sendiri berharap sakit itu menghilang tapi justru semakin menggerogoti tubuhnya.

Wang yibo tidak ingin keluar dari sana. Ia tidak mau kembali tanpa Xiao Zhan dan kedua anaknya yang baru ia rasakan kehadiran mereka.

Percuma jika ia kembali jika tidak ada Xiao Zhan disana. Pria yang tetap berkata lembut meskipun dibentak, laki-laki yang tetap merawat nya dengan baik meski di perlukan buruk, laki-laki yang tidak akan membalas. Bahkan tidak akan melawan meskipun tubuhnya luka dan kesakitan.

Xiao Zhan tidak menuntut apapun hanya ingin pengakuan untuk anak mereka, ingin di sapa namanya dengan baik dan sopan.

"Xiao Zhan.." Wang yibo tersadar dari pingsannya. Pemuda itu mengalami serangan jantung dan untung saja ia sadar. Jika tidak, mungkin nyawanya tidak bisa terselamatkan.

.
.
.

"Xiao Zhan?" Bulir-bulir keringat mengucur deras membuat pakaian Yibo menjadi basah.

Nafasnya memburu, tubuhnya bergetar hebat.

Pria itu melirik kesana kemari mencari Xiao Zhan tetapi, pria itu tidak Ada.

"Mau kemana?" Yibo berniat turun dari ranjang untuk mencari Xiao Zhan tetapi Xue yang mencegah nya.

Wang Yibo mengingat dengan jelas apa yang terjadi terakhir kali sebelum ia pingsan.

The PlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang