Part 6

280 41 2
                                    

Aku bertekad untuk menghampiri sahabatku di cafe orang tua nya itu. Dan, benar saja dia memang berada disana. "Hai Rach," sapaku agak canggung. "Hai," jawabnya acuh tak acuh.

"Gue mau minta maaf tentang 5 hari yang lalu. Maaf ya," ucapku padanya dengan penuh sesal. "Hmm," dia hanya bergumam. "Ah! Serius dong Chel ah!" ucapku sambil mencubit pipinya. "Aduh. Sakit tau. Iya dimaafin. Bawel lo," katanya lalu membalas cubitanku.

"Eh Chel, gue mau cerita deh," ucapku padanya. Siapa tau dia tertarik mendengarnya,

"Cerita apa? Kalo gak mutu jangan cerita ye," ucapnya sambil membersihkan meja-meja nya. "Tentang Liam kok," jawabku cepat sambil menata kursi.

"LIAM?! HAH?! KENAPA LIAM?!" teriaknya ketika aku membawa nama idola nya itu. "Aku di follback Liam," jawabku santai. Dia menggoncang-goncangkan tubuhku, "Begitu santainya lo bilang ke gue kalo lo udah di follback?!" Protesnya lalu melemparkan lap meja ke arahku.

"Ya, gak apa-apa dong," ucapku santai sambil mengambil lap itu, "Lo mau gue bilangin buat follback lo?" tanyaku. Dia mengangguk cepat, "Mau lah, pasti," Aku mengangguk, "Baiklah,"

***
*

Hari ini aku kembali ke kampus karena dosen ku sudah kembali dari Australia. Aku memasuki kelas design. Cukup lelah masuk ke kelas ini karena design ini, design itu.

"Hari ini, aku mau membagikan beasiswa untuk murid yang berprestasi. Beasiswa ini dilakukan dengan tujuan ke Paris," ucap Ms. Joannah. Suasana kelas menjadi ribut, "Tapi hanya untuk satu orang," lanjutan itu membuatku stress.

"Pasti si Georgia yang akan menang," batinku bicara pesimis.

"Waktu mendesign, satu jam," lanjut Ms. Joannah."Dimulai dari sekarang,"

Aku segera menggambar sebaik mungkin. Mencoba yang terbaik. Ya, siapa tau aku bisa hidup lebih baik disana. Lagi pula, aku berlama-lama di Indonesia untuk apa? Orang tua ku? Aku tidak tau. Keluarga ku yang lain tidak mau mengurusku. Selama ini hanya di urus keluarga Rachel. Ya sekarang aku mau berhenti menyusahkan mereka.

*

Satu jam berlalu, semua teman ku menggambar semampu mereka. Georgia maju ke depan lebih awal. Dia mempresentasikan hasil gambarnya. Lalu yang lain.

Beberapa menit kemudian, "Terakhir, Graciella Natasha," panggil Ms. Joannah,

"Baiklah. Tunjukkan kemampuan mu, Nat," batinku menyemangati diri.

"Hmm, good morning Ms. Joannah and friends. Sekarang aku mau mempresentasikan tentang design terbaru ku. Ini silk merah yang akan ku padukan dengan silk hitam di dalamnya. Jadi sedikit transparan, namun terksean simple but cool. Di tambahkan pita hitam di ujungnya, sekian terima kasih," ungkapku setelah menunjukkan hasil design ku.

"Well, great students. Design kalian semua menarik, tapi hanya satu yang harus berangkat, dan aku memilih," ucapnya yang sengaja di penggal, "Georgia Rose,"

"Sudah kuduga pasti dia akan menang," batinku.

"Baik, hari ini sekian saja, kalian boleh melanjutkan kelas lain," ucap Ms. Joannah.

Saat kelas hampir kosong, dan aku bergegas keluar,

"Natasha," panggil Ms. Joannah, "Come over,"

"Iya miss? Ada apa?" tanyaku sopan

"Aku suka design mu. Tapi bisakah kau tidak memadukan silk dengan silk? Lebih indah lagi kalau menggunakan bahan katun," komentar nya tentang design ku.

"Oh begitu ya, baiklah miss. Akan ku perbaiki, terima kasih," ucapku sebelum pergi,

"Kau mendapatkan beasiswa itu juga, Nat. Tadi sudah ku rundingkan dengan Mr. Dex, ku harap kau mau," ucapnya.

"BEASISWA MISS?! WAH, YANG BENAR MISS?" tanyaku masih ragu namun senang sekali.

"Iya benar. Tapi tidak di Paris. Aku tempatkan kau di London, disana ada boutique milik keluarga ku, jadi ku harap kau mau menjadi designer disana," jelasnya.

"London miss? London? Oh my God! Tuhan mengabulkan impian ku," ucapku sambil loncat-loncat kegirangan. "Terima kasih, miss. Thank you so much," lanjutku sebelum meninggalkan kelas itu.

"Don't let me down," ucapnya.

"I won't," lanjutku sambil tersenyum lebar.

"Ah gila, London...." ucapku sambil membayangkan diriku ada disana.

Guys, gue mohon dengan sangat, vomments nya ya.. jangan jadi silent reader dong... Ga enak tau wkwk

Change Your TicketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang