Part 14

269 38 17
                                    

Aku mulai menggambar jaket itu di atas sebuah kertas putih yang diberikan Liam. Aku tidak dapat berkonsentrasi.

"Hai,"

Aku mendongakkan kepalaku dan melihat siapa yang menyapaku.

Ah, pria blonde itu. Untuk apa dia kesini? Really. Dia tambah membuatku sulit berkonsentrasi.

"Hai Niall," ucapku sambil tersenyum lalu melambaikan tangan. Tapi tidak layaknya seperti aku bertemu member lainnya. Dengan member lainnya, aku sangat addicted.

Aku tau betapa idiot nya aku mengabaikan seorang idola. Tapi bagaimana ya? Aku tidak suka dengannya. Jadi sulit untukku.

Niall menghampiriku dengan membawa dua gelas Starbucks di tangannya dan duduk di sebelah kanan ku, "Kau sedang apa?"

"Jangan bodoh Niall. Jelas-jelas gue lagi gambar," batinku. Tapi aku tersenyum, lalu melihatnya, "Ini, Sean O' Pry meminta design jaket kulit di butik ku,"

"Oh begitu ya?"

Aku mengangguk dan mencoba untuk terus tersenyum. Padahal dalam hatiku, aku ingin sekali keluar dari ruangan ini.

Tiba-tiba Harry datang dengan Slurpee di tangannya. Slurpee bubble gum! My favourite!

"Haz, itu Bubble gum ya?" tanyaku kepadanya sambil menunjuk gelas yang dibawa olehnya.

Dia mengangguk, "Iya. Kau mau?"

Aku menggeleng, "Hanya bertanya,"

"Kalau kau mau tidak apa,"

"Tidak Haz, kau saja. Itu kan milikmu," kataku menolak halus. Jujur saja aku mau. Itu minum dari idola dunia. Ya Tuhan.

"Oh, begini saja. Starbucks mu itu untukku, slurpee ini untuk mu, bag--"

"Ini aku khusus belikan untuk Natasha, Haz," selak Niall di pembicaraan Harry

"Oh begitu, yasudah berarti tidak jadi, Nat," ucap Harry sambil tertawa lalu pergi meninggalkan aku dan Niall.

"Jadi, ini untukku?" tanyaku kepada Niall. Niall mengangguk layaknya puppies.

Arrgghh, menggemaskan! Wait, what?! Tidak, tidak, tidak. Dia jelek. Tidak seperti Zayn (#GreenHairDontCare)

"Hei, Nat, kenapa kau melamun?" suara Niall terdengar jelas di telingaku.

Aku tersadar dan menggelengkan kepalaku, "Tidak apa-apa,"

"Nat, boleh tidak jika aku bertanya sesuatu?" tanya Niall.

"Umm, boleh," ucapku sambil membetulkan posisi duduk ku dan masih fokus menggambar design.

"Namamu benar Graciella Natasha Alexander?" tanya Niall yang membuatku sedikit terkejut dan berhenti menggambar.

"Umm, iya. Kenapa?" tanyaku lagi.

"Oh, berarti benar!" teriaknya sambil bertepuk tangan.

Aku heran dibuatnya. Seperti inikah tingkah laku seorang idola sebenarnya?

"Louis! Hazz!" panggil Niall tetapi masih dalam keadaan bertepuk tangan.

Louis dan Harry datang menghampiri Niall. Lalu Niall berbisik-bisik ke mereka sambil melirik ke arahku.

"Ya memang iya, idiot," ucap Louis tiba-tiba lalu memukul kepala Niall pelan.

Aku tidak tau apa yang mereka bicarakan. Lagipula untuk apa aku penasaran? Siapa tau itu urusan mereka.

"Nat, kalau boleh tau, siapa nama ayah mu?" tanya Harry tiba-tiba.

"Tunggu, biar ku ingat," ucapku. Jelas aku tidak terlalu ingat, ayahku saja tidak tinggal bersamaku. "Nama ayahku  George Alexander,"

"BENARKAH?!" teriak Niall tambah semangat,

"Iya. Ada apa sih?" aku tambah bingung.

"Tidak apa-apa," jawab mereka serempak.

Tiba-tiba Liam keluar dari ruangan rekaman itu, "Kalian tidak jalan-jalan?"

Aku dan mereka bertiga menggeleng, "Tidak,"

"Bagaimana kalau kita antar Natasha ke butik lagi?" usul Liam yang disusul anggukan yang lain.

Berbeda denganku, aku menggeleng, "Tidak perlu kok. Aku bisa pulang sendiri," tolakku halus.

"Loh kenapa?" tanya Liam, "Kau tidak menyusahkan kok, ya tidak guys?"

Mereka mengangguk cepat. Apalagi Niall. Dia terlalu bersemangat. "YA!!!"

"Aku bisa sendiri kok,sungguh," tolakku dengan nada meyakinkan.

"Udah ah, bersik Nat. Cepat masuk mobil, aku juga bosan disini," ucap Louis sambil membawa tasku yang kutaruh asal di atas sofa.

Yang lain juga sudah berjalan di depanku, tapi aku tetap mematung di tempatku.

"Hey nona, kau tidak mau bergerak?" suara serak itu membuat hatiku break dance.

"Umm, umm," ucapku masih gugup menjawab pertanyaan si curly.

"Sampai kapan kau akan mematung disitu, Nat?" ucap Liam lalu menarik tanganku.

Deg!

"Ya Tuhan, ini tangan gue di pegang Liam? Tadi di peluk Liam. Mimpi apa gue?" batinku.

*

Bersama empat cowok tampan di dalam mobil ini. Wait, what? Empat? Tiga! Niall kan tidak tampan. C'mon Nat.

"Nat, kau mau langsung ke butik kan?" tanya Louis yang sedang mengendarai mobil Range Rover hitam milik si Blonde.

"Umm, iya Lou," kataku sambil merapihkan kertas-kertas design ku.

Tiba-tiba tangan iseng Harry melayang ke arah kertas-kertasku.

"Ini untuk Sean?" tanya Harry kepadaku

Aku mengangguk menjawab pertanyaan nya itu.

"Lalu kapan punya ku?" tanya Harry sambil bercacak pinggang layaknya anak perempuan meminta permen kepada ibunya.

Aku tertawa kecil, "Kalau kau mau, aku akan mendesign nya,"

"Aku mau!" teriak Harry

"Aku juga,"

"Me, me, me!"

"Well, sepertinya semua mau, Nat," ucap Louis menyimpulkan sambil tersenyum.

Aku tertawa bahagia sekali. Jelas bahagia. Idola mu meminta design dari butik mu dan yang menggambar design itu adalah kau.

Oke guys, mau info aja, CYT bakal abis nih :'(

Gue butuh Vomments :'(

Recommended ke temen Directioners juga dong... Makasih

Change Your TicketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang