Part 28

162 16 0
                                    

Satu bulan telah berlalu, El dan Louis sudah kembali dari honeymoon mereka. Mereka honeymoon di Bali atas saranku.

"Bali is a great place you know! Aku tidak menyangka disana sangat menarik, ya meskipun panas," cerita Louis saat kami semua berkumpul di rumah Niall. "Ada kabar gembira juga," lanjut Louis

"Kabar gembira?" tanya semua yang berkumpul disana.

"We will have new Tomlinson," ucap Louis girang. El memukul punggung Louis pelan sambil tertawa.

"WOW! CONGRATS LADS!" Harry menepuk pundak Louis.

"Kau tau dari mana?" tanyaku penasaran.

"Kemarin El threw up, lalu aku ke rumah sakit disana karena ku kira dia sakit, eh ternyata tidak," cerita Louis.

"Ya begitulah," jawab El lalu tertawa.

"Aku dan El akan pulang ke Doncaster. Hanya satu minggu. Lagipula tour kita dua minggu lagi kan?" tutur Louis.

Liam mengangguk, "Iya. Yasudah kalau begitu. Baiklah, aku juga akan ke Orlando bersama Sophia,"

Aku menunduk. Jujur saja hatiku terasa sesak mendengar El dan Louis akan punya keluarga kecil.

"Hei, kau tidak apa-apa, honey?" tanya Niall kepadaku.

Oh iya aku lupa cerita dengan kalian. Aku dan Niall sekarang in relationship.

"Tidak apa-apa, Ni. Hanya lelah," aku berbohong. Padahal tidak seharusnya aku bohong kepada Niall.

"Yasudah, tidur lah. By the way, apa kau lapar?" tanyanya

Aku mengangguk, "Umm, sedikit,"

Dia mengambil iPhone nya dan menekan beberapa tombol disana. "Ya, aku pesan enam kotak pizza untuk makan malam,"

"Enam?!" tanyaku heran.

"Buat yang lain. Aku dua kotak, kau dua kotak dan yang lain dua kotak," jawabnya

"DUA KOTAK UNTUKKU?!" tanyaku terkejut.

"Kau harus makan sebanyak yang ku makan. Porsi makanmu kan juga banyak," ucap Niall lalu tertawa. Ku hadiahkan pukulan kecil di punggung nya.

"Eh Nat, bagaimana perjanjianmu dengan si gila itu?" tanya Louis tiba-tiba.

Aku teringat dengan perjanjian gila dan aneh itu. Sudah hampir setengah tahun dan aku belum juga bertemu James.

"Biarkan saja lah, lagipula aku juga tidak akan bertemu dengan dia," jawabku ringan.

"Lagipula untuk apa kau beritau dia? Aku kan sudah mengucapkan congrats untuk kalian di Twitter," sambung Harry.

"What?!" aku tersontak kaget.

Ting!

Bel rumah berbunyi, Niall mengambil pizza pesanannya lalu membawanya ke ruang tamu.

"Iya, tapi aku mention fake account mu. Aku tidak mau ada komentar buruk," cerita Harry sambil mengambil potongan pizza pertamanya.

"Kalian kenapa sih tidak pernah cerita kepadaku tentang mention?" tanyaku kesal.

Louis memukul kepalaku, "Hei bodoh, kita semua itu melindungi mu. Kalau kau tidak mau dilindungi, yasudah,"

Aku merasa kesal mendengar perkataan Louis. Sedikit tapi sangat menyakitkan hatiku.

"A--" ucapku terpenggal-penggal. "Aku mau ke kamar," Aku menahan tangisanku.

"Nat--"

"Aku mau sendiri, Ni," aku terus berlari menaiki tangga.

Change Your TicketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang