Part 26

191 21 1
                                    

Hari yang kutunggu, wait, bukan aku, tepatnya El dan Lou datang. Pernikahannya. Banyak tamu undangan yang datang. Sophia dan aku memakai baju yang sama. Ya. Karena bertugas menerima tamu.

Lou Teasdale mulai merapihkan rambutku agar terlihat anggun saat menerima tamu nanti.

"Lou, please turn her into a princess today,"

"Oh calm down blonde. It's my job," tawa Lou sambil mengambil hair spray.

*

"Nat, buket bunga ada dimana ya?" tanya Louis mencari buket bunga calon istri nya itu.

"Bukannya aku sudah memberi mu tadi?" tanyaku memastikan. Dia mengangguk, "Iya. Tapi aku lupa,"

"Duh Louis, kau sembarangan sekali sih," omelku akhirnya ikut membantu.

Tiba-tiba Phoebe dan Daisy datang, "Louis, kau sudah siap belum?"

Louis menggeleng, "Bunga El hilang,"

"Di meja itu," Phoebe menunjuk sebuah meja. Dan benar buket bunga itu ada disana, "Smart girl," Louis mengambil bunga itu dan berlari kecil ke arah El yang menunggu di depan pintu gereja.

*

"Do you, Louis William Tomlinson take Eleanor Jane Calder to be your wife, in sick or in health? In poor or in rich?" pendeta itu meyakinkan Louis.

Louis mengangguk tegas, "I take Eleanor Jane Calder as my wife in every condition,"

Pendeta itu tersenyum lalu beralih ke arah El, "Do you, Eleanor Jane Calder take Louis William Tomlinson to be your husband, in sick or in health? In poor or in rich?"

Eleanor melihat Louis yakin. Dia menangis. Louis menghapus air mata El. "I take Louis William Tomlinson as my husband in every condition," jawab El dalam tangisnya.

Pendeta itu memberikan sebuah pasang cincin. Louis memasangkannya di jari manis El. Begitupun El.

"And now I pronounce you husband and wife," ucap pendeta itu. "You may kiss the bride,"

Louis memeluk El lalu mencium kening El. Semua orang bersorak. Begitu pun fans yang berada di luar gereja.

*

Semua keluarga berkumpul di London untuk merayakan pernikahan Louis dan Eleanor. Beberapa fans ada yang datang.

Lalu aku melihat seseorang yang wajah nya familiar sedang berfoto dengan Liam dan Sophia, "Rachel!"

Yang merasa terpanggil menengok, "Natasha!"

Dia berlari ke arahku, "Ah gila lo beruntung banget gila!"

"Emang! Gue orang paling beruntung," jawabku bangga. "By the way, kok lo bisa disini?" tanyaku.

"Hello.. Twitter ribut keles. Kebetulan nyokap gue ada kerjaan disini," jelasnya. Aku mengangguk mengerti.

"Eh btw, lo tau gak. Lo tuh lagi di omongin abis-abisan di Indo," cerita Rachel semangat.

"Loh? Kenapa?" tanyaku heran.

"Kata mereka lo gak worthed bisa deket sama Niall," jelas Rachel.

"Emang mereka tau dari mana?" tanyaku bingung.

"Lo bodoh banget sih Nat, ya dari paparazi lah. Gue aja tau lo ke mall bareng Niall kan sebulan lalu?"

"Iya," jawabku singkat. "Tapi kok gak ada mention yang jelek-jelekin gue ya?"

"Mereka gak tau lo punya Twitter,"

"Bagus deh kalo gitu," ucapku lega.

"Nat!" sebuah tangan besar mendarat di bahuku.

"NIALL!" teriak Rachel. Niall hanya tersenyum, "Kau temannya?"

Rachel mengangguk antusias, "Iya. Sahabat dari kecil tepatnya,"

"Oh iya, do you mind if I take Natasha for a while?" tanya Niall,

"Oh, it's okay. But first, can I take a selfie with both of you?" tanya Rachel. Aku tau sebenarnya dia ingin mengerjai aku.

"Sure," Niall merangkul ku dan senyum ke kamera.

Satu foto, dua foto, tiga foto...

"Hei, udahlah, Chel," bisikku. Rachel benar-benar menyebalkan.

"Ok, ok. Thanks guys," jawab Rachel lalu berlari kecil ke arah Harry yang sedang berada di Ice Cream corner.

"Nat, ayo ikut aku," ajak Niall ke arah tepi kolam di acara pernikahan El dan Lou.

Aku menurut. Niall menunjuk ke arah dua orang yang sedang duduk disana. "You know them?"

Aku menggeleng, "No,"

"Well, let me introduce them to you," ucap Niall sambil menarik tanganku pelan.

"Mr and Mrs. Alexander, here's your daughter," Niall mendatangi mereka.

"Wait. What? Alexander?" tanyaku kepada Niall. Niall mengangguk lalu pergi meninggalkan ku.

"Graciella Natasha Alexander?" tanya perempuan itu, aku mengangguk, "Iya," Masih terdengar accent Indonesia nya itu.

Dia memelukku, "Akhirnya aku bisa bertemu dengan mu,"

"Maaf, Anda siapa ya?" tanyaku bingung.

"Kau tidak tau aku? I'm your mother. Emily Stuart," jawabnya sambil menangis.

"Emily Stuart?" tanyaku terkejut. Itu nama ibuku.

Dia mengangguk. Lalu laki-laki di sampingnya ikut berdiri, "George Alexander,"

"Dad?" aku masih tidak percaya orang tua ku disini.

Rachel mendatangiku, "They're your parents. Sorry I lie to you about the car crush,"

"You lie to me?" tanyaku tidak percaya sahabatku menyembunyikan keberadaan orang tuaku.

"They ask me to," ucap Rachel sambil memelukku. Aku melepaskan pelukannya.

Aku berlari secepatnya ke tempat yang mereka tidak dapat temukan aku. Aku menangis. Aku sama sekali tidak tau kalau orang tua ku masih ada. Rachel bilang mereka pergi dan tidak tau kemana.

*

"Kenapa harus begini! Kenapa?! Salah gue apa sama mereka sampe mereka gak mau ngasih tau gue!" teriak batinku sambil menangis di sebuah taman.

Ku dengar hentakan kaki mendekatiku, "Nat, I'm sorry to disturb you,"

"Leave me alone, Ni,"

"But I can't see you crying. Please don't cry, Nat," ucapnya lalu merangkul ku dari belakang. Aku bersandar di bahunya, "Why they did this to me? Even my best friend know this,"

"You don't know that we know too?" tanya Niall. Aku menggeleng, "What do you mean?"

"Remember the day you're in the studio?" tanya Niall kepadaku. Aku mengangguk, "Yeah,"

"Ingat waktu aku bertanya nama ayahmu?" lanjutnya, "Iya aku ingat," jawabku ketus.

"Your parents works for Modest dear. They tell us that you're a directioner," jelas Niall. Aku bingung sekali. Jujur.

"M-maksudnya?" aku benar-benar bingung.

"Rachel. Rachel is Rexy's daughter. Am I right?"

Aku mengangguk, "Lalu hubungannya apa?"

Dia tersenyum, "We know who Rexy is. Rexy is your mom best friend. She take care of you because your mom work for modest,"

"Jadi selama in--"

"Yes Nat. I want to tell you the truth, but please wipe those tears first," ucap Niall

Apa ya kebenarannya??

Stay tuned haha... vomments jgn lupa yaaa...

Sorry baru balik ya... lg sibuk skolah :(

Change Your TicketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang