1. Awal

4.7K 31 2
                                    

"Masa depan adalah milik mereka yang menyiapkan hari ini."
-Fina
🍂

Hari ini tepat hari dimana awal semester akhir di mulai. Sekolah yang tadinya selama 2 minggu belakangan ini sepi langsung terlihat ramai kembali. Sebagian murid terlihat banyak mengeluh dan sebagian lainnya merasa senang saat kembali bersekolah. Seperti seorang gadis yang sedang duduk di kursi nya sambil tersenyum.

"Stop smiling like that, gue gak seseneng itu buat sekolah." Ujar Sesil, teman si gadis yang tadi.

"Bodo amat."

"Fina Fina, isi otak lo mungkin sekolah mulu kali ye."

Fina nama gadis yang tersenyum sedari tadi langsung mendengus. "Emang nya lo yang isi otak nya cuman selangkangan doang."

Sesil tertawa membuat sebagian orang yang berada di kelas melihat ke arahnya. "Lo yang paling tau gue kayak gimana."

Fina mengacuhkan Sesil dan membuka buku di depannya. Membuat Sesil kembali berbicara.

"Fin, lo udah tau gosip yang lagi hot nggak?"

"Mumpung mood gue lagi bagus gue ladenin lo ya. Gosip apa nih?"

"Lo tau kan si Elang anak 12 IPA 2?"

Fina mengangguk. "Emangnya siapa sih yang gak kenal sama tu anak si pemilik sekolahan ini."

Sesil meletakkan tangannya pada mulut Fina sembari melihat sekeliling kelas. "Ishh lo tuh ya. Dia itu paling gak suka di sebut begitu, kalau dia denger lo ngomong gitu bisa abis lo nyet."

"I don't care." Fina melepaskan tangan Sesil. "Trus lo mau cerita apa sih sebenernya?"

"Gue kemaren ketemu dia di bar. Gilaak ganteng banget kalau di lihat dari dekat."

"Gak ada ganteng-ganteng nya tuh gue liat." Fina memotong ucapan Sesil membuat Sesil berdecak.

"Ckk. Dengerin gue dulu. Lo tau kan kalau gue udah ngincer Elang dari lama. Jadi gue hampir aja nge room bareng dia kalau aja si lonte satu gak dateng tiba-tiba."

"Lonte yang mana dulu nih?"

"Ituloh si Kiran. Gue udah mau buka pintu room sama Elang tiba-tiba Kiran datang nyerobot tempat gue langsung masuk aja tuh monyet sambil ngenyosor Elang."

Fina mendengus malas. Sesil memang sering ke bar dan ONS sama stranger membuat Fina kadang takut dia juga di cap sama seperti Sesil. Tapi Sesil adalah teman yang tidak pernah meninggalkan Fina dalam kondisi apapun. Jadi ya gitu deh mereka masih temenan.

"Emang ya idup lo tuh isinya ngewe doang. Gak berguna."

"Emangnya elo hah. Kerjaan lo cuman belajar mulu sekali-kali main kek lo habisin masa muda. Flat."

"Biarin idup gue flat karna masa depan adalah milik mereka yang menyiapkan hari ini."

"Ya whatever."

Obrolan mereka terputus karna Bu Desi sudah masuk ke dalam kelas.

***

Selepas membantu Bu Desi membawa buku ke ruang guru, Fina langsung menuju arah perpustakaan mencari buku yang di butuhkan.

"Bu, saya pinjam yang ini ya." Ucap Fina sembari menunjukkan buku paket Matematika pada Bu Susi, guru perpustakaan.

"Boleh tapi cuman 3 hari ya." Balas Bu Susi.

Fina hanya mengangguk sambil berjalan cepat ke tempat fotocopy karna tentu saja dia tak mampu membeli buku tersebut.

"Lo yang udah adu domba Kevin sama Jivon?"

Fina yang baru saja selesai mem fotocopy terkejut mendengar suara dari arah samping pintu.

"Enggak Lang, sumpah." Sahut orang yang sedang di bentak.

"Oh Elang." Gumam Fina tidak peduli.

Elang yang melihat Fina yang seakan sedang tersenyum mengejek melihatnya langsung mencegat Fina.

"Barusan lo ngejek gue?" Tanya Elang.

Fina melanjutkan langkahnya tidak menggubris pertanyaan Elang membuat Elang langsung mencengkram tangan Fina membuat Fina mendengus kasar.

"Hmm Fina Anggraini." Gumam Elang melihat name tag Fina. "Udah natap gue dengan kayak tadi dan gak nge gubris gue, sekarang lo mendengus depan gue? Berani juga ya lo."

"Let me go asshole."

Elang tersenyum miring. "Wow. Incredible."

"Gue rasa lo gak tuli kan? Lepasin gue."

"Kayak nya gue gak bisa lepasin lo. Apalagi setelah lo nguping?"

"Lo siapa sampai harus gue ngupingin?" Tantang Fina

Elang yang merasa baru kali ini ada wanita yang menolak nya membuat dia merasa tertantang. Elang mendekatkan bibir nya pada telinga Fina. "Lo boleh sombong sekarang Fina, tapi gak dengan besok. Gue tandain lo." Ujar Elang meninggalkan Fina dan anak tadi.

Fina memegangi jantungnya karna dia tidak pernah berjarak sedekat itu dengan lawan jenis "Sinting." Umpat Fina.

***

Jujur entah kenapa aku suka bikin cerita ini karna kayak nya mau aku bikin relate sama kehidupan.

Dimana yang gak melulu tentang Cinta. Idk. Mungkin aja nanti aku berubah pikiran.

Soo pleasee jangan lupa vote sama comment nya karna itu important banget buat aku.

Noted -ONS: ONE NIGHT STAND.

ME OR US Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang