17. Aku Kamu

276 10 0
                                    

"Ketawa terus ya? Jangan pernah izinin hal berharga satu itu hilang dari wajah kamu. Aku bisa gila kalau hal itu lenyap dari bibir kamu."
-Elang
🍂

Sebagai permintaan maaf seorang Elang Danuarta ia mengajak Fina untuk berlibur di Puncak yang awalnya langsung di tolak mentah-mentah, namun bukan Elang namanya jika tidak berhasil.

Dan disinilah mereka di Puncak Bogor, Puncak sejuta umat. Jujur Fina lebih memilih mencari pekerjaan baru daripada harus berleha seperti ini, belum lagi ibunya yang sudah mengamuk beberapa hari ini tak ia beri uang.

"Ada ya orang di ajak liburan muka nya di tekuk gitu." Sahut Elang sinis.

Fina memutar mata malas mengabaikannya. "Yaudah kayak nya emang gak mau, kita balik aja."

"Ya jangan dong, kita udah sampai dari tadi lewatin macet yang bikin gumoh trus balik lagi? Balik sendiri sana." Sambar Fina ketus. Ia langsung keluar dari mobil meninggalkan Elang yang tersadar bahwa dirinya belum dimaafkan.

"Shit!" Umpat Elang mengejar Fina yang sudah di depan pintu villa. "Maaf baru inget kalau kamu masih marah."

Ia langsung mendelik menatap Elang. "Kamu?"

Pipi Elang memerah begitu mengingat ucapannya tadi. "Eheem iya kamu, salah emang?"

"Apaan sih tiba-tiba banget."

"Fin please stop. Jangan marah lagi aku gak bisa tau gak."

"Pppfft." Fina menutup mulutnya berusaha menahan tawa yang ingin meledak saat ini juga.

Elang menatapnya sinis. "Ketawa aja." Setelahnya ia melenggang masuk meninggalkan Fina yang langsung tertawa keras.

"Hahahahh aku? Kamu? Lucu banget njiiir. Cowok gue yang badannya gede bentukannya ganteng banget begini kok bisa lucu sih."

Fina mencubit pipi Elang yang memerah malu mendengarnya. "Kam-- kamu apaan sih." Ucapnya gagap membuat Fina makin tertawa.

"So damn beautiful." Ucap Elang tiba-tiba membuat tawa Fina berhenti menguap begitu saja.

Ia menatap Fina dalam tersenyum manis hingga menampakkan lesung pipinya yang baru Fina sadari sekarang. "Ketawa terus ya? Jangan pernah izinin hal berharga satu itu hilang dari wajah kamu. Aku bisa gila kalau hal itu lenyap dari bibir kamu."

Sekarang gantian pipi Fina lah yang memerah bahkan lebih merah darinya. "Aku tau mungkin ungkapan sayang gak akan cukup buat kamu Fin, tapi aku bakalan berusaha buat buktiin ke kamu kalau kamu itu punya tempat tersendiri di sini." Ia mengarahkan tangan Fina ke dadanya.

"Mungkin untuk beberapa minggu ke depan kepercayaan kamu bakalan di pertaruhkan tapi tolong cukup percaya aku saat ini. Jadi aku mohon, mohon maafin aku Fina Anggraini jangan marah lagi. Ayo nikmatin waktu kita yang berharga saat ini tanpa memikirkan hal yang lain."

Tanpa sadar Fina menetaskan air matanya membuat Elang langsung menghapusnya mengecup kedua matanya penuh sayang. "Did I hurt you?"

Fina langsung memeluknya. "Aku kasih kamu kepercayaan itu tapi jangan lupa kalau aku bakalan ambil dia lagi jika kamu sia-sia in dia Lang."

"I promised, I'll take it as long as I can."

***

"AKHHH BANGSATT."

Sesil berteriak kesetanan melihat postingan di akun Elang yang menunjukkan genggaman tangan nya dengan seseorang, yang ia yakini bahwa itu adalah Fina.

"FINA ANJING. GUE HARUS APAIN LO LAGI BIAR GAK DEKET-DEKET ELANG."

Kiran yang berada di sebelahnya hanya mendengus, telinganya menjadi pengang mendengar teriakan Sesil. "Emang lo apain dia sih sampai bakalan bikin dia kapok rencana yang terakhir aja gagal."

"Dia udah gue bikin hengkang dari cafe. Lo tau kan tuh anak buat makan cuman duit dari situ makanya gue bikin dia di keluarin tapi bangsat dia malah asik-asik an sama Elang."

"Halah bisa aja kan dia minta sama Elang. Lo tau gak sih waktu gue masih deket sama dia, gue minta apa aja tuh anak mau ngasih ya kecuali ngeseks lah ya."

Sesil menatap Kiran penasaran. "Loh bukannya waktu gue yang mau nge room sama dia yang lo langsung terobos gitu aj--"

"Gak anjirr, gue di tampar dia waktu gue mau buka baju." Sambar Kiran membuat Sesil tertawa.

"Hahaha gue kira lo udah ngewe sama dia."

"Kayaknya lo emang belum kenal banget ya sama dia Sil? Diantara mereka bertiga Elang tuh susah di taklukin apalagi soal seks."

Sesil hanya manggut-manggut membuatnya makin merasa tertantang untuk mendapatkan Elang. "Fina-Fina gue bakalan buat hidup lo lebih menderita lagi."

***

"Mau nasi goreng gak? Biar sekalian aku bikin agak banyak."

Elang langsung menoleh menatapnya menggoda. "Aku? Udah berubah aja nih."

Raut wajah Fina langsung datar. "Oh gak mau yaud--."

"Eehh ehh jangan marah lagi dong, iya mau." Sambar Elang cepat sambil memeluknya dari belakang.

"Gelii Lang, awas dulu biar aku masakin biar kamu nya makan."

Elang makin menggesekkan hidung nya di pundak Fina. "Maunya makan kamu, gimana dong."

Fina berlagak tuli membiarkannya dan mulai memasak. Untung saja bahan-bahan nya sudah ia siapkan hingga ia tak perlu repot-repot berbicara dengan Elang dulu.

"Awas dulu Lang aku mau cuci tangan nih." Jujur saja Fina sudah berusaha kuat untuk fokus dan tidak mendesah merasakan kecupan-kecupan Elang di sana.

"Masih bisa masak?" Tanya Elang menatapnya menyeringai mesum membuat Fina ingin memukulnya dengan spatula yang ia pegang saat ini.

"Gak bisa lah oon. Kamu gak lapar? Kalau enggak yaudah kita selesain dulu."

"Selesain yang mana dulu nih?" Tanya Elang sambil menggendong Fina ke kamar.

"Dasar mesum."

Ia tertawa lebar membuat Fina lagi dan lagi harus mengagumi sosok lelaki yang sedang menindihnya saat ini.

"Mungkin kamu gak bakalan percaya tapi cuman kamu yang pernah liat dan rasain jacky."

"Jacky?"

"Ituloh yang sampai bikin kamu minta ampun."

Pipi Fina sontak memerah malu. Sial padahal mereka sudah pernah melakukannya kenapa dia masih malu sih.

"Your natural blush on still my best
favorite."

***

Bulan puasa guyyss jadi 🔞 nya habis lebaran aja. Tenang ntar bakalan aku bikin part yang panjang jadi di like dulu lah.
Salam dari Elang si mesum

ME OR US Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang